Sesuatu yang bagaimana jika......
In the past, I always wondering about what if :
1) My parents didn't take 'that' consequence
bukan, bukan bertindak sebagai anak yang masih memberontak. Hanya kadang terlintas di fikiran saja, bagaimana jika mereka tidak mengambil keputusan itu? Akankah Atika menjadi Atika yang sekarang?
2) I became a vocational school instead of high school graduates
Dulu, Ibu kepengen banget Aku masuk SMK, supaya langsung kerja setelah lulus. Lalu Aku bersikukuh mau SMA agar nantinya kuliah ; aku masih mau belajar belum mau kerja. Dan jika dahulu itu terjadi, Akankah Atika menjadi Atika yang sekarang?
3) I was born to be the second child
Atika jadi anak kedua, atau bisa dibilang akan menjadi adik, bukan seorang kakak.
Suka random kepikiran sih, tentang parallel universe yang katanya, dari berbagai opsi yang datang pada kita, lalu kita memilih satu dari berbagai opsi itu, maka jadinya kita yang sekarang ini. Tapi berbeda hasilnya jika memilih opsi yang lain, maka jadilah kita yang lain.
Contoh misalnya begini, Kamu diterima di dua universitas, sebut misal UI dan UGM. Lalu kamu memilih UI, maka jadilah kamu yang sekarang. tapi akan berbeda kalau kamu memilih UGM, nah di "dunia paralel" itu, bisa jadi "ada" jalan hidup kamu yang lain, jika dulu kamu memilih UGM. Berjalan berdampingan, paralel, tapi kamu hanya bisa hidup di salah satunya (hanya di jalan hidup UI atau di jalan hidup UGM), engga bisa dua-duanya.
Kebayang gak?
Tapi, sesuatu yang sudah terjadi jangan melulu di-"bagaimana jika"-kan terus, nanti setan membisikkan penyesalan, terus bisa membuat kita menjadi pribadi yang kurang bersyukur. Jadi, daripada membayangkan masa lalu yang sudah terjadi dan tidak bisa diubah itu, akan lebih baik jika kita membuat angan-angan untuk masa depan saja!
And about my "what if" in the future, I can't share it at this post. I keep it for myself. hehe
Tapi....
sumber : dokumentasi pribadi, 2016 |
---------
Atika Widiastuti
16 Maret 2016
0 komentar:
Posting Komentar