Bismillahirrahmanirrahim, hollaaa everyone! :D Kembali lagi
bertemu dengan cuap-cuap Atika. Sebelumnya, Selamat Hari Raya Idul Fitri.
Walaupun udah H+sekian hari, tetaplah yaa moment berlebarannya masih terasa.
Kali
ini, Aku ingin bercerita tentang Keluarga keduaku, sebuah Yayasan Sosial
Kepemudaan dan Keagamaan yang kehadirannya menjadi warna tersendiri di tiap
episode hidupku. #eaa lebay Namanya adalah Rumah Iqro (RI).
Keberadaannya digagas oleh
beberapa mahasiswa, para ihkwah di lingkungan kami. Ada Ka Andri, Ka Eka, Ka
Fitri, Ka Galih, Ka Mukhlis dan Ka Wandi. Kakak-kakak tersebut berfikir
bagaimana caranya memasyarakatkan Quran ke tengah-tengah kami, para muslim
keturunan, yang kadar Islamnya biasa-biasa saja.
Berawal dari suatu TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) di kampung
kami, kampung Curug. TPA Nurut Taqwa namanya, sesuai dengan nama Masjid tempat
kami mengaji. Aku duduk di bangku SD waktu mengaji di situ (sekitar tahun
2006). Kebayang kan kalau TPA ada di masjid gimana ramenya sama bocah-bocah?
Waktunya Solat jamaah, kita malah lari-larian di dalam masjid, teriak-teriak. Nah,
beberapa sesepuh dan DKM Masjid agak kurang setuju dengan itu. Katanya jadi
berisik.
Akhirnya dengan perundingan-perundingan, jadilah TPA Nurut Taqwa
berpindah ke rumah seorang mahasiswa IPB yang letak rumahnya di samping masjid.
Namanya Ka Jayadin (sekarang beliau jadi kepala dari segala kepala di Yayasan
RI). Dan karena berpindah lokasi, namanya pun berganti menjadi Rumah Iqro.
Maksudnya adalah Rumah baca,berasal dari kata "iqro" dalam Surat
Al-Alaq. Juga terdengar lebih "anak-anak" dibanding Rumah Quran
-misalnya-. Aku sempet vakum dan pindah TPA. tetapi saat SMP, aku kembali lagi
mengaji di Rumah Iqro.
TPA pertama RI itu adanya malam hari. Anak-anak santrinya tambah
banyak. Waktu itu dibagi jadi kelas Alif (PAUD-TK) Ba (SD), Ta (SMP) dan Tsa
(SMA) Karena aku SMP, maka masuk kelas Ta. Karena santrinya banyak, akhirnya yang
kelas Ta membantu kakak-kakak mengajar ketika kita sudah selesai . Tapi lama-kelamaan,
porsi mengajar kami lebih banyak ketimbang porsi kita mengaji.
Kakak-kakak pengajarpun mulai sibuk dengan kegiatannya masing-masing, Akhirnya
(dengan tidak resmi) kami diangkat sebagai pengajar. Jujur, kami kurang
dibekali atau dilatih untuk dijadikan sebagai pengajar, sehingga cara kami
mengajar ke adik-adik kami sangat terbatas ilmu.
Waktupun berlalu. Ada yang datang, ada pula yang pergi. Awalnya
Ka Fitri, beliau dakwah di tempat lain, ikut dengan suaminya ke Australia.
Datang Ka Rahma dan Ka Mei. Kedua kakak soulmate yang kemana-mana berdua
selalu. Karena kesibukan masing-masing, Ka Rahma dan Ka Mei “melepaskan” diri
dari RI. (tapi Alhamdulillah, sekarang kembali bergabung, walau tidak ikut
dikepengurusan RI, tetapi beliau ikut andil kalau ada acara-acara Rumah Iqro.
Ukhuwah itu indah, bukan? :))
Kemudian datang Ka Anik, kakak ter-thebest yang ku punya. Mereka
itulah para pejuang Rumah Iqro lapis pertama.
Karena animo masyarakatnya bagus. RI meluaskan jaringannya. Kalau
sebelumnya cuma ada TPA Malem dengan pengajar anak-anak muda seperti kami-kami
ini, akhirnya ada beberapa orangtua yang ingin anaknya mengaji pagi,
akhirnya kita membuka TPA pagi yg pengajarnya para Bunda-bunda terbaik, ada
Bunda Narsih, Bunda Rahma, dan Ka Resma pada saat itu. Seiring
perkembangan TPA pagi d jadikan PAUD yg pengajarnya para Bunda tersebut,
ditambah beberapa bunda lagi, lalu TPA Pagi dipindahkan menjadi TPA Sore. Pagi
urus PAUD, siang urus rumah tangga, dan sore urus TPA. Berkah ya bunda J
Ruang PAUD dan TPA menggunakan ruang yang sama. Beberapa aula
rumah ka Jayadin digunakan untuk jadi ruang kelas. Cukup kurang kalau dibilang
itu jadi sebuah kelas. Bahkan satu ruangan, hanya dibatasi sekat agar jadi dua
kelas.
Wisuda PAUD Rumah Iqro |
Karena lumayan ada banyak cabang, maka kakak-kakak lapis pertama
ini berfikir, perlu adanya penyatuan. Maka dibuatlah Yayasan Rumah Iqro Insani.
(Karena nama “Yayasan Rumah Iqro” sudah ada yang punya, maka ditambah nama “Insani”
di belakangnya). Pembuatan nama Yayasan dengan akte notaris yg dibayar boleh
dengan cara mencicil hehe, Subhanallah banget deh itu, berkah.
Remaja di daerahku banyak dan pas betul. di samping RI itu ada
tempat nongkrong gitu. Bisalah diajakin satu per satu, diajak joinan. Walau akhirnya lepas satu
persatu, tapi setidaknya RI pernah mengajak kepada kebaikan.
Ah Iya! Rumah Iqro juga yg memperkenalkan metode dakwah yang
baru kami ketahui, namanya mentoring. Jika mungkin teman-teman jika ditanya
mentoring pertama dimana? Jawabannya adalah di SMA. Maka mentoring pertamaku
(dan In Syaa Allah sampai sekarang) adalah di Rumah Iqro :") Dulu kami
bersebelas sekarang sisa bertiga.
Waktu bergulir kembali.. Tanpa terasa kakak-kakak kita ini sudah
waktunya untuk menikah^^ Pertama Ka Eka, beliau murobbiku. menikah dengan KaMartin, senior di SMAN 49 *Wah dunia sempit*
Karena mengurus keluarga, dakwahnya sempet tersendat, mungkin adaptasi^^
Karena mengurus keluarga, dakwahnya sempet tersendat, mungkin adaptasi^^
Lalu Kak Wandi, kakak motivatorku ini melanjutkan S2 engineering-nya di Korea Selatan, *kakakku
makin berkurang*
Datang Ka Furqon dan Ka Donny, para penghafal quran. Subhanallah
idaman :" RI ramai lagi. Sempat juga bergabung Teh Sari,dan juga Lutfy, yang pernah menjabat
jadi kepala sekolah TPA Malam, namun sekarang sedang “dakwah” di tempat lain
juga.
Setelah S2-nya selesai, ka Wandi kembali lagi ke Indonesia. Siapa sangka beliau malah melamar ka Anik haha, para pejuang lapis pertama. Menikahlah mereka, setahun yang lalu ketika Ramadhan. Gak lama setelah itu, Ka Wandi diterima S3 di Saudi, sebagai istri yang baik, ka Anik ikut suami kesana. Sampai sekarang masih disana *eaa rindu lagi
Ka Galihpun menikah dengan pilihan hatinya, begitu pula Ka Jayadin, menikah dengan ka Hajiah (teman kuliah Ka Anik). Ka Andri juga menyusul menikah, baru 2 bulan yg lalu^^ Oh Iya, Sejak beberapa tahun terakhir ini ka Andri sakit, jadi sudah gak aktif lagi di RI, tapi ukhuwah kami tetep jalan^^
Walimahan para kakak :) |
Karena sudah punya tanggungjawab masing-masing di keluarga
kecilnya, estafet dakwahpun berpindah. Bergabung juga Ka Yamin, Ka Dwi, Ka Agung,
Akhmam, Okta, Irul, Devi, Siwi, Sifa, ada juga Ka Ami, tempat "konseling" kami, wah pokoknya banyak :D Berpindah ke lapis kedua
(Ka Donny, ka Furqon, ka Dwi, ka Agung dan tim) dibantu dengan kami (Tika,
Okta, Irul Devi, Sifa, Akhmam, Jafar di lapis ketiga dan kami menyebutnya Tim
Ninja Saga). Kakak-kakak lapis pertama tetap di kepengurusan, namun tidak 100%
mereka semua yang back-up, regenerasi dakwah. Dan ada juga lapis ke-empat (adik
adik binaan yg masih SMA-SMP, tim Generasi Emas namanya)
Hingga sekarang, RI udah punya TPA Sore, TPA Malem, PAUD RI,
Mentoring center, Beadidik ( Beasiswa untuk adik binaan yang tingkat SMP-SMA,
kerjasama dengan Bank Syariah Mandiri). Oh Iya! RI juga kedatangan Ka DK Fauzi,
manusia paling kreatif yang kukenal. Dia ini pencetus Rumah Iqro Mandiri (RIM),
bergerak dibidang advertising. Alhamdulillah, sekarang Rumah Iqro sudah ada
penyewaan alat-alat; Sound system, LCD, Kamera, tenda kemah dll, Pinjam
alat, cetak sertifikat,desain logo, bikin mug, pin, botol minum dll di kami
aja^^ *promo*
Ada juga Rumah Iqro Berbagi (RIB) ini dipegang sama aku dan
teman-teman dengan diketuai oleh Irul. Kita aktif kalau ada bencana,seperti
kemarin ketika banjir Jakarta, kita buka posko bantuan dan menampung bantuan
dari warga sekitar RI, lalu kita salurkan ke lokasi banjir. Begitupula dengan
pengalangan dana untuk saudara kita di Palestina, RIB bersama RIM berpadu
membuat botol minum nuansa Palestina yang 100% keuntungannya diberikan untuk
Palestina. Rumah Iqro juga punya bursa buku loh, boleh nih di cek di : bursa-buku.rumahiqro.org
Rumah Iqro Berbagi peduli Banjir |
Hoooo iyaaa!! Tiap bulan RI juga selalu mengadakan KANTIN (Kajian
Rutin), jangan disangka kajian yang bikin bosen, kajiannya menarik, sembari ada
makan-makan dan silaturrahim didalamnya. Pesertanya adalah adik-adik binaan dan
remaja sekitar RI.
Tiap liburan semester, kita selalu ngadain dauroh atau LDK
keislaman gitu, diperuntukkan untuk remaja sekitar, sebut saja Switter,
Crystal, TOTAL, dan In Sya Allah, bulan Desember 2014 ini bakal ada TOTAL #2,
do’akan agar lancar ya^^
Satu lagi yang membanggakan, RI udah punya lembaga tahfidz
sendiri loh hoho, namanya LTQ Rumah Iqro, dikomandoi Ka Donny dan Ka Furqon,
serta dibantu Ka Zulay. Santrinya beragam, dari usia remaja hingga ibunya Ka
Jayadin-pun ikut.
Di RI, aku diajarkan percepatan haha. Pengurus Inti Yayasan
adalah kakak-kakak lapis pertama dan kedua. Hanya aku, si lapis ketiga yang
masuk di PI, jadi bendum Yayasan. Aku jadi terharu, hehe
Satu hal yg selalu ada di Rumah Iqro adalah kekeluargaan.
Siapapun orang baru yang datang, yang tujuannya memang ingin bermanfaat bagi
orang lain, In Sya Allah pasti merasa nyaman, apalagi orang lama kayak aku yang
memang sudah dari SD mengaji disitu. Tiap setelah Idul Fitri, kami selalu
mengadakan silaturahim keliling, ke rumah-rumah keluarga Rumah Iqro, selain
lebih mengenal dengan anggota Rumah Iqro, kami juga bisa mengenal keluarga dari
anggota-anggota RI.
Intinya, Rumah Iqro terbentuk bukan tetiba langsung jadi. Tetapi
melalui proses yang panjang yang setiap episodenya bermoment. Rumah Iqro itu
rumah kedua. Rumahku, dan Rumah Kita.
0 komentar:
Posting Komentar