Perjalanan kali ini bener-bener pertama buatku, dari segi apapun.
Pertama kali naik kereta yang bukan KRL macem mau ke Tebet, ke Depok lama atau Kalibata,
Pertama kali menginjakan kaki di Pulau Jawa selain di Jakarta dan Depok
Pertama kali tau, kalo Jawa itu bukan melulu tentang sawah, ladang, dan jalanan yang masih tanah, ternyata gak jauh beda sama Depok, tapi udara nya jauh lebih segar untuk dihirup, haha
Pertama kali menghabiskan malam di kereta, (one of my wish in 2015, akhirnya terkabul juga :P)
dan tentu saja, pertama kali mendaki gunung, hehe
Teman perjalanan kali ini berjumlah 8 orang, denganku jadi bersembilan.
Semuanya anak UI. Ada Ka Anjas FMIPA 10, Ka Haula FIB 11, Ka Ican, Ka Mahfud, Ka Alif FT 12, Tasya FE 13, Hani FT 13 dan Mifa FMIPA 13.
Awalnya kita berencana mendaki gunung Merbabu, tapi tepat H-1 keberangkatan, destinasi berubah haluan jadi ke gunung yang lebih aman karena Merbabu sedang terbakar, ulah manusia katanya, huhu sedih. Padahal katanya, Merbabu itu salah satu gunung tercantik. :') Tapi mungkin belum jodoh ke sana untuk saat ini, atau mungkin akan jodoh kesana dengan seorang jodoh yang diberikan Allah :p
Nah, karena alasan itu, maka jadilah kita pergi ke gunung Sumbing, gunung tertinggi ketiga di Pulau Jawa, 3371mdpl. Bayangin, pertama kali naik gunung, langsung ke gunung ketiga tertinggi se-Jawa, nice try banget~
selain itu, dengan pertimbangan lokasi yang tidak jauh dari merbabu, dan dari kami belum pernah ada yang kesana, dan yang paling penting lebih aman.
Hari ke-1
Keberangkatan dimulai hari Sabtu, 22 Agustus 2015 dari stasiun Universitas Indonesia pukul 09.30 WIB, sampai di stasiun Gondangdia dan dilanjutkan dengan naik Kopaja sampai stasiun Pasar Senen. Waktu keberangkatan kita mepet banget, jadi turun dari kopaja langsung lari-lari ke st. Pasar Senen, antri dan cek tiket, lalu masuk ke kereta yang sesuai tiket. Kereta berangkat pukul 11.30 WIB, dan kita naik kereta pukul 11.26 WIB.dan ya, pengalaman pertama naik kereta kayak gini, yang ada charger-an HP-nya, yang duduknya berhadapan, yang ada petugas menjajakan makanan dan minuman, yang semua penumpangnya duduk sesuai tiket dan yang paling penting, dapet tempat duduk di deket jendela, huaaa bahagia banget sumpah wkwk
Tujuan di tiket sebenarnya ke st. Purwosari, tapi kita turun di st. Purwokerto karena lebih dekat untuk ke Sumbing. Sepanjang perjalanan, mataku tak lepas dari kaca jendela, memandang pemandangan yang makin jauh makin membuat jatuh hati, hijau dan biru yang menyatu dan hanya dipisahkan satu garis horizontal, ah indah.
Sampai di st. Purwokerto pukul 16.50 WIB, kita langsung solat jamak qasar Zuhur-Ashar sembari menunggu Maghrib. Sebelumnya kami timbang dulu carrier kami masing-masing, dan ternyata aku membawa beban 13 kg, weh berat juga. Tapi akhirnya dikurangi jadi tinggal 11 kg.
Selepas maghrib, kami mencari mobil charter, niat awal cuma sampai stasiun, lalu naik bus sampai di basecamp, tapi karena sudah malam dan hasil nego dengan pak supirnya, kita jadi pakai mobil charteran sampai ke basecamp. Sampai basecamp kira-kira pukul 22.30 WIB malam dan langsung istirahat. Basecamp penuh dengan para pendaki lainnya, dan disana itu dingin banget. Kulit ketemu air aja langsung gemetaran, kesetrum gitu, terus kesemutan-_-
Hari ke-2
Memulai aktivitas pagi di basecamp, bersih-bersih diri, rapihin barang bawaan, cari makan sarapan dan bekal makan siang lalu keluar basecamp buat foto-foto cantik. Aaaaaa ku bahagia banget, padahal belum naik ke gunung, kita masih berada di basecamp, tapi view nya udah bikin ucap syukur terus, masyaAllah indah banget :')
ini masih di basecamp loh, belum mendaki :') |
Sebelum berangkat, kita registrasi di basecamp, sebagai database pendaki, setelah itu dikasih peta pendakian dan karung untuk sampah selama di pendakian. Iya, banyak yang buang sampah sembarangan, meski cuma selembar tissue basah, tapi tiap orang buang selembar, ya jadi banyak sampahnya :(
Dari basecamp sumbing ke pos 1 ternyata cukup jauh, jadi kami menyewa ojek kesana. Haha, one of my best moment, naik ojek yang motornya begini, terus trek jalurnya berbatu dan mendaki, harusnya penumpang duduknya di depannya si abang biar aman, tapi Aku duduk di jok belakang, dibonceng kayak biasa, haha maafkan diriku abang ojek, pundakmu sakit karena ku tarik-tarik :'(
Di pos 1 di briefing dulu sama ka Anjas, selaku yang paling pengalaman dalam hal daki mendaki gunung. Kita diberitahu bagaimana cara melangkah dan hitung-hitungannya, bagaimana membaca carrier yang benar selama pendakian, siapa orang pertama, siapa kedua dan seterusnya, siapa leader dan siapa swiper-nya.
Dari pos 1 ke pos 2 perjalanan masih tanah menanjak, walau lumayan jauh, masih mudah untuk dipijak. Memasuki pos 3, trek jalurnya berubah menjadi pasir berdebu, susah dipijak, kemiringannya makin menjadi-jadi, tapi yang paling bikin gak kuat sebenernya debunya itu. Sepanjang pendakian, bertemu banyak pendaki juga, baik yang mau turun gunung ataupun yang baru akan naik seperti kami. Walau tidak saling kenal, tapi terjadi perbincangan antara kami, semisal :
"asal dari mana mbak/mas?"
"pos 3 masih jauh ya?"
"maaf ya mas, bagi-bagi debu."
"yuk monggo, misi ya mbak, mas."
Ka Mahfud, selaku advance nya jalan terlebih dahulu bersama Ka Alif, Tasya dan Mifa. Sementara ka Anjas, Ka Haula, Tika, Hani dan Ka Ican berjalan di belakangnya, seolah terbagi dua kelompok. Jadi setiap kira-kira 30 menit sekali, kita beristirahat, nah advance ini yang menentukan tempat istirahatnya, jika rombongan belakang sudah datang, advance kembali melanjutkan perjalanan.
Memasuki pos 3 treknya udah gak jelas, haha.
Diperjalanan, Hani kayak menyerah gitu, gak enak kalau melanjutkan perjalanan, takut merepotkan yang lain, takut gak kuat sampe atas, takut-takut-takut yang lain. Tapi karena kita mulai berangkat bersembilan, maka sampai tujuan pun harus bersembilan #eeaa
Bahu membahu membantu Hani melewati pos 3, ka Anjas yang penunjuk langkah supaya gak salah pijakan,
Ka Ican yang bawain carriernya Hani,
dan Atika yang jadi tim hore, hehe
Sampai juga di pos 3 pukul 16.30 WIB, Tim advance sudah mendirikan tenda disana, kami istirahat sebentar untuk makan bekal, lalu solat zuhur ashar di jamak qashar lagi. Lagi-lagi ini pertama kali, bersucinya dengan cara tayyamun dan sholatnya duduk di dalam tenda. Padaku ka Haula berkata, "makanya belajar, Islam tuh memudahkan."
iya benar, Islam memudahkan, tapi kadang kita yang sembarangan memudah-mudahkannya.
Tenda dibongkar lagi, kita melanjutkan perjalanan ke pos 4, treknya sama kayak pos 3, malah lebih pasir lagi, tapi demi senja di puncak sana, perjalanan ku lanjutkan haha, lihat senja di gunung, itu misi pribadi sebenarnya :P
Sampai di post 4 beberapa menit sebelum maghrib, tapi saat itu kondisinya tertutup kabut, jadi view-nya semua putih, mataharinya gak kelihatan, gagallah senjaku terlihat sore itu T_T
Malam hari kami berada di tenda masing-masing, di tenda perempuan, kami memasak untuk makan malam, bukan 'kami' sih, lebih tepatnya 'ke-4 orang perempuan lainnya tanpa Atika.', Atikanya tidur hehehe, sedangkan yang laki-laki nya menyusun rencana untuk ke pos 5, puncak sumbing.
Kami yang menunggu di pos 4 membuat quality time sendiri, menggelar matras sembari membuat minuman hangat, bercerita apapun, di bawah keindahan bintang-bintang tengah malam serta lampu-lampu rumah dan jalanan di bawah sana, masyaAllah langit saat itu bener-bener indah banget, sayang gak bisa difoto pakai kamera HP :'(
Pukul 06.00 WIB, kami keluar, ingin melihat sunrise ceritanya, dan banyak syekali foto-foto di kala ituuuu, thanks to xiaomi redmi 2, asus zenfone c dan oppo smartphone yang telah mengabadikan.
Melihat sunrise gitu, jadi baper, beneran baper. Langsung ingat ayat surah Ar-Rahman yang berulang-ulang itu, "maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?" kalmat itu terus terngiang-ngiang, serius.
Mungkin orang-orang yang sering pergi ke alam kayak gini itu sembari nge-charge keimanan kali yaa.. Ya gimana enggak? tiap saat yang dilihat view menakjubkan kayak gini..
Pukul 09.00 WIB pagi tim puncak akhirnya kembali, dengan membawa ceritanya masing-masing. Maka kami yang menunggu di pos 4 melanjutkan turun gunung terlebih dahulu. Mifa yang jadi leadernya, gak ngerti lagi sama anak ini, gesit banget haha :p
Sampai basecamp sekitar pukul 1 siang, dilanjut bersih-bersih sambil menunggu pasukan yang lain turun dari gunung juga. Tasya mencari mobil charteran sampai di stasiun Tawang karena takut tertinggal kereta pulang.
Pukul 15.30 WIB kita pulang dengan mobil charteran dari basecamp Sumbing di Wonosobo menuju ke St. Tawang di Semarang.
Sepanjang perjalanan pulang, Ka Mahfud yang berhasil mendaki sampai gunung tak henti-hentinya 'menyombongkan' sumbing pada kami, haha
Jalanan saat itu agak lenggang, jadi jam 18.30 WIB kita sudah sampai di Tawang. Solat maghrib dan isya terlebih dahulu, lalu masuk ke kereta dan melanjutkan perjalanan pulang. Yeiy, akhirnya, Tika menghabiskan malam di kereta! :D tapi sayang, tempat duduk kali ini di tengah, bukan di dekat jendela :(
"ternyata, hidup ini bukan melulu perkara tentang aku dan masalahku
bukan aku satu-satunya pemeran utama di sini,
bisa jadi aku hanya figuran bagi yang lain.
Orang-orang saat itu, orang-orang di jam dua pagi,
sudah sibuk dengan urusannya masing-masing."
Akhirnya, sampai di Depok pukul 07.00 pagi, kami berkumpul lagi di sekre Paguyuban KSE, daerah kober, untuk pengambilan barang-barang yang selama perjalanan ada di tas-tas lain yang bukan tas kami.
Selesai pukul 09.00 WIB, lalu pulang ke rumah masing-masing.
Capek sih, tapi capek girang hehe
Sesampainya di rumah, aku bukannya tepar tapi malah cuci-cuci pakaian kotor, matras, barang bawaan lainnya dan beberes rumah
haha.. masih terbayang aja view maha keren dari atas gunung,
capeknya gak terasa.
Yang pasti adalah satu ; entah kapan, yang pasti AKU MAU DAKI GUNUNG LAGI :D
----------------------------
Nah, karena ini adalah cerita perjalanan, gak afdol rasanya kalo gak menyertakan bugdet selama perjalanan. Terlepas dari pengeluaran pribadi, pengeluaran kelompok akan lebih sedikit patungannya jika anggota perjalanan makin banyak, jadi kalau mau bepergian, rame-rame ya. Ngirit ongkos, nambah teman lagi :p
Tiket kereta commuter line St. UI - Gondangdia : Rp. 2.000/orang
Kopaja dari Gondangdia - St. Pasar Senen : Rp. 4.000/orang
Tiket kereta ekonomi St. Pasar Senen - St. Purwosari : Rp. 80.000/orang
Sewa angkot pergi dari St. Purwokerto - Basecamp Sumbing Wonosobo : Rp. 600.000/kelompok
Registrasi di basecamp : Rp. 50.000/kelompok
Sewa ojek menuju pos 1 : Rp. 25.000/sekali jalan/orang
Sewa mobil pulang dari basecamp Sumbing ke St. Tawang Semarang : Rp. 500.000/kelompok
Tiket kereta ekonomi St. Tawang - St. Pasar Senen : Rp. 90.000/orang
Tiket kereta commuter line St. Pasar Senen - St. UI : Rp. 2.000/orang
ps : harga tiket kereta bisa berbeda sesuai hari pemesanan
Sekian cerita perjalanan kali ini,
semoga membantu teman-teman yang ingin berkunjung ke Sumbing juga :)
Dari pos 1 ke pos 2 perjalanan masih tanah menanjak, walau lumayan jauh, masih mudah untuk dipijak. Memasuki pos 3, trek jalurnya berubah menjadi pasir berdebu, susah dipijak, kemiringannya makin menjadi-jadi, tapi yang paling bikin gak kuat sebenernya debunya itu. Sepanjang pendakian, bertemu banyak pendaki juga, baik yang mau turun gunung ataupun yang baru akan naik seperti kami. Walau tidak saling kenal, tapi terjadi perbincangan antara kami, semisal :
"asal dari mana mbak/mas?"
"pos 3 masih jauh ya?"
"maaf ya mas, bagi-bagi debu."
"yuk monggo, misi ya mbak, mas."
Ka Mahfud, selaku advance nya jalan terlebih dahulu bersama Ka Alif, Tasya dan Mifa. Sementara ka Anjas, Ka Haula, Tika, Hani dan Ka Ican berjalan di belakangnya, seolah terbagi dua kelompok. Jadi setiap kira-kira 30 menit sekali, kita beristirahat, nah advance ini yang menentukan tempat istirahatnya, jika rombongan belakang sudah datang, advance kembali melanjutkan perjalanan.
Memasuki pos 3 treknya udah gak jelas, haha.
Diperjalanan, Hani kayak menyerah gitu, gak enak kalau melanjutkan perjalanan, takut merepotkan yang lain, takut gak kuat sampe atas, takut-takut-takut yang lain. Tapi karena kita mulai berangkat bersembilan, maka sampai tujuan pun harus bersembilan #eeaa
Bahu membahu membantu Hani melewati pos 3, ka Anjas yang penunjuk langkah supaya gak salah pijakan,
Ka Ican yang bawain carriernya Hani,
dan Atika yang jadi tim hore, hehe
Sampai juga di pos 3 pukul 16.30 WIB, Tim advance sudah mendirikan tenda disana, kami istirahat sebentar untuk makan bekal, lalu solat zuhur ashar di jamak qashar lagi. Lagi-lagi ini pertama kali, bersucinya dengan cara tayyamun dan sholatnya duduk di dalam tenda. Padaku ka Haula berkata, "makanya belajar, Islam tuh memudahkan."
iya benar, Islam memudahkan, tapi kadang kita yang sembarangan memudah-mudahkannya.
Tenda dibongkar lagi, kita melanjutkan perjalanan ke pos 4, treknya sama kayak pos 3, malah lebih pasir lagi, tapi demi senja di puncak sana, perjalanan ku lanjutkan haha, lihat senja di gunung, itu misi pribadi sebenarnya :P
Sampai di post 4 beberapa menit sebelum maghrib, tapi saat itu kondisinya tertutup kabut, jadi view-nya semua putih, mataharinya gak kelihatan, gagallah senjaku terlihat sore itu T_T
Malam hari kami berada di tenda masing-masing, di tenda perempuan, kami memasak untuk makan malam, bukan 'kami' sih, lebih tepatnya 'ke-4 orang perempuan lainnya tanpa Atika.', Atikanya tidur hehehe, sedangkan yang laki-laki nya menyusun rencana untuk ke pos 5, puncak sumbing.
Hari ke-3
Perjalanan menuju puncak sumbing kira-kira 3-4 jam, jika turun lagi ke pos 4, maka totalnya adalah 6-8 jam, maka perjalanan ke puncak sumbing dimulai pukul 01.30 WIB. Sejak awal forum aku memutuskan untuk tidak ikut mendaki ke puncak, biarlah aku yang jaga tenda, hehe.. dan ternyata banyak yang berpikiran sama. Maka yang naik ke puncak saat itu hanya ka Ican, Ka Mahfud, Ka Alif dan Ka Haula.Kami yang menunggu di pos 4 membuat quality time sendiri, menggelar matras sembari membuat minuman hangat, bercerita apapun, di bawah keindahan bintang-bintang tengah malam serta lampu-lampu rumah dan jalanan di bawah sana, masyaAllah langit saat itu bener-bener indah banget, sayang gak bisa difoto pakai kamera HP :'(
Pukul 06.00 WIB, kami keluar, ingin melihat sunrise ceritanya, dan banyak syekali foto-foto di kala ituuuu, thanks to xiaomi redmi 2, asus zenfone c dan oppo smartphone yang telah mengabadikan.
Melihat sunrise gitu, jadi baper, beneran baper. Langsung ingat ayat surah Ar-Rahman yang berulang-ulang itu, "maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?" kalmat itu terus terngiang-ngiang, serius.
Mungkin orang-orang yang sering pergi ke alam kayak gini itu sembari nge-charge keimanan kali yaa.. Ya gimana enggak? tiap saat yang dilihat view menakjubkan kayak gini..
Pukul 09.00 WIB pagi tim puncak akhirnya kembali, dengan membawa ceritanya masing-masing. Maka kami yang menunggu di pos 4 melanjutkan turun gunung terlebih dahulu. Mifa yang jadi leadernya, gak ngerti lagi sama anak ini, gesit banget haha :p
Sampai basecamp sekitar pukul 1 siang, dilanjut bersih-bersih sambil menunggu pasukan yang lain turun dari gunung juga. Tasya mencari mobil charteran sampai di stasiun Tawang karena takut tertinggal kereta pulang.
Pukul 15.30 WIB kita pulang dengan mobil charteran dari basecamp Sumbing di Wonosobo menuju ke St. Tawang di Semarang.
Sepanjang perjalanan pulang, Ka Mahfud yang berhasil mendaki sampai gunung tak henti-hentinya 'menyombongkan' sumbing pada kami, haha
Jalanan saat itu agak lenggang, jadi jam 18.30 WIB kita sudah sampai di Tawang. Solat maghrib dan isya terlebih dahulu, lalu masuk ke kereta dan melanjutkan perjalanan pulang. Yeiy, akhirnya, Tika menghabiskan malam di kereta! :D tapi sayang, tempat duduk kali ini di tengah, bukan di dekat jendela :(
Hari ke-4
Sepanjang jalan, masing-masing dari kami lebih banyak tidur, beristirahat. Sampai di st. Pasar Senen pukul 02.14 WIB dan akhirnya diputuskan untuk menunggu commuter line untuk sampai ke Depok. Kita menunggu kurang lebih sampai Subuh, sepanjang menunggu, aku memperhatikan orang-orang, emang kebiasaaan sih, suka memperhatikan sekitar."ternyata, hidup ini bukan melulu perkara tentang aku dan masalahku
bukan aku satu-satunya pemeran utama di sini,
bisa jadi aku hanya figuran bagi yang lain.
Orang-orang saat itu, orang-orang di jam dua pagi,
sudah sibuk dengan urusannya masing-masing."
Akhirnya, sampai di Depok pukul 07.00 pagi, kami berkumpul lagi di sekre Paguyuban KSE, daerah kober, untuk pengambilan barang-barang yang selama perjalanan ada di tas-tas lain yang bukan tas kami.
Selesai pukul 09.00 WIB, lalu pulang ke rumah masing-masing.
Capek sih, tapi capek girang hehe
Sesampainya di rumah, aku bukannya tepar tapi malah cuci-cuci pakaian kotor, matras, barang bawaan lainnya dan beberes rumah
haha.. masih terbayang aja view maha keren dari atas gunung,
capeknya gak terasa.
Yang pasti adalah satu ; entah kapan, yang pasti AKU MAU DAKI GUNUNG LAGI :D
----------------------------
Nah, karena ini adalah cerita perjalanan, gak afdol rasanya kalo gak menyertakan bugdet selama perjalanan. Terlepas dari pengeluaran pribadi, pengeluaran kelompok akan lebih sedikit patungannya jika anggota perjalanan makin banyak, jadi kalau mau bepergian, rame-rame ya. Ngirit ongkos, nambah teman lagi :p
Tiket kereta commuter line St. UI - Gondangdia : Rp. 2.000/orang
Kopaja dari Gondangdia - St. Pasar Senen : Rp. 4.000/orang
Tiket kereta ekonomi St. Pasar Senen - St. Purwosari : Rp. 80.000/orang
Sewa angkot pergi dari St. Purwokerto - Basecamp Sumbing Wonosobo : Rp. 600.000/kelompok
Registrasi di basecamp : Rp. 50.000/kelompok
Sewa ojek menuju pos 1 : Rp. 25.000/sekali jalan/orang
Sewa mobil pulang dari basecamp Sumbing ke St. Tawang Semarang : Rp. 500.000/kelompok
Tiket kereta ekonomi St. Tawang - St. Pasar Senen : Rp. 90.000/orang
Tiket kereta commuter line St. Pasar Senen - St. UI : Rp. 2.000/orang
ps : harga tiket kereta bisa berbeda sesuai hari pemesanan
Sekian cerita perjalanan kali ini,
semoga membantu teman-teman yang ingin berkunjung ke Sumbing juga :)
Salam dari yang terlanjur jatuh hati,
Atika
29/08/2015
0 komentar:
Posting Komentar