Sepertinya memang aku harus selalu menyibukkan diriku.
Selalu menjadikan diri ada dalam kegiatan, jangan sampai sendiri dan tanpa kegiatan apa-apa.
Karena ketika sendiri, banyak "godaannya".
Kau tau, godaan dalam tanda kutip.
Mungkin bukan kamu nya, tapi kenangan-kenangan sama kamu nya.
Hmm, bagaimana menjelaskan cara datangnya ia kalau tiba-tiba sudah ada di pikiran
dan
terbawa ke perasaan?
Ah, aku bukan pujangga,
kata-kataku biasa,
gak bisa jadi indah.
Kamu curang,
seenaknya aja masuk ketika ada celah.
Salahku juga sih, mengapa membuka celah?
Memang salahnya maling jika mencuri ke dalam rumah yang tak dikunci?
Salah pemilik rumahnya kan? Mengapa tak mengunci pintu rumah?
Hehe, maaf jika pengibaratanku tentangmu kurang bagus.
Mungkin inginkan kamu baca ini, tapi sepertinya sulit.
Tapi, selalu ada dua sisi dalam hal apapun.
Meski begitu, aku ingin berterimakasih padamu.
Terimakasih karena berkatmu, aku jadi terus menyibukkan diri dalam kegiatan.
Terimakasih karena karenamu, aku jadi tau harus selalu mengunci pintu jika belum siap didatangi maling (eh, tapi memangnya ada yang siap didatangi maling?)
Hmm, mungkin aku akan pergi ke toko material,
membeli gembok dan kunci yang baru, yang kuat.
Eh, tapi percuma sih kalau kunci dan gemboknya bagus,
tapi Aku nya tetap teledor mengunci pintu.
Jadi kuputuskan untuk tidak jadi pergi
dan berganti strategi.
Selalu membawa kunci pintu itu kemanapun setelah memastikan ia terkunci dengan aman. (:
Jum'at, 28 November 2014
Atika Widiastuti
Detik-detik mau memulai belajar Statika buat ujian besok.