Kamis, 20 Mei 2021

Buku punyaku, yang isi kamu.

Aku punya sebuah buku yang gak pernah aku izinin siapapun buat isi. Sederhana, karena itu punyaku. Lalu ada yang datang, dibawanya sendiri pensil beraneka warna, "Aku boleh gambar pelangi disini?", belum sempat aku jawab, yang satunya lagi ikut berkata, "gambar matahari bagian aku, ya!"

Aneh rasanya. Aku sukarela menyerahkan bukuku, pun aku bagi rata setiap halamannya. Karena selain dua orang tadi, masih ada empat lainnya yang sudah siap dengan pensilnya masing-masing. "Penuhin semua halaman bukunya!", kataku. Mereka mengisi bukuku dengan antusias, aku tersenyum bahagia melihat mereka.

Dari halaman yang ku bagi rata tadi, setiap mereka menyisakan satu halaman. Aku bertanya, "Kenapa masih ada yang kosong?", lalu yang paling tinggi menjawab, "Itu bukan untuk sekarang, tapi diisi nanti. Jadi janji ya, kita harus ketemu lagi."

----

Never in my life i can feel this love that i can't describe how it feel. Love of my life, Gfriend, thank you for all the happiness that you bring. Stanning you is one of my best decision that i've ever did.

- A buddy since 2017




Related Posts:

  • Self thought Kalau kamu bisa lihat laman blogger ini, banyak sekali tulisan yang masih save as draft. Belum selesai satu, rasanya mau tulis kegelisahan-kegelisahan lain. Tapi gak pernah ada yang selesai. Karena sembari menulis itu, saat … Read More
  • Hobi, yang (baiknya) dihargai.Sebuah foto dikirim ke sebuah grup di WhatsApp, berisikan quotes penyemangat seperti ini : Alih-alih memuji hasil karya atau sekedar meresapi makna kalimat quotes penyemangat itu, seseorang merespon, "kayak simbol yang s… Read More
  • Tanah Merah, Cipayung ( Foto Cerita #1) Deciding to update my blog after a long time. Sedihnya, template blog-nya berubah, dari awalnya pink-kiyowo jadi mature begini. *** Menyegarkan pikiran, katanya. Biasanya diwujudkan dalam bentuk jalan-jalan, bepergian.… Read More
  • Senyum Suatu hari ku ajak kamu bertamasya Duduk berdua, sembari kau melagu. Sang senja berbisik padaku, ia berkata bahwa ada bagian dariku yang adalah kamu. Aku berkaca, melihat jauh ke dalam hati. Ternyata ia … Read More
  • Rumah Kedua "Tika, kok rame sendiri si?", sebuah kalimat terlontar tadi sore dari seorang kakak karena melihat diriku yang... entah, menurutnya terlalu 'rame', dalam artian heboh sendiri. Aku diam sejenak, berpikir, "iya, kenap… Read More

0 komentar:

Posting Komentar