Kamis, 07 Mei 2015

Emoticon yang Bercerita.

Penggunaan emoticon atau smiley atau stiker dalam percakapan media sosial memang sudah seperti sebuah "keharusan". Seakan memberikan penegasan ekspresi akan kalimat yang diketik oleh orang yang memberikan kalimat itu.

Maksudku, jika kita ingin mengatakan selamat kepada seseorang, semisal "selamat ulang tahun." maka akan lebih afdhol rasanya jika kita menyisipkan emoticon senyum di-endingnya, menjadi "selamat ulang tahun :-)".
Seakan ":-)" memberi penegasan ekspresi bahwa kita turut berbahagia akan hari ulangtahun orang tersebut.

Tiap orang berbeda pengalaman, juga berbeda kisahnya. Tentu sering mengalami salah persepsi ketika berbicara melalui chat, apa yang Aku maksudkan mungkin berbeda dengan apa yang Kamu tangkap.

Misal ketika Aku menggunakan HURUF KAPITAL DALAM BEBERAPA KATA dalam chat, Aku mengganggap itu tanda Aku exited pada pembicaraan kita. Tapi Kamu mengganggap Aku sedang marah.
Ketika maksudku bercanda, kamu menggangapnya serius. Makanya, kadang Aku gunakan emoticon melet (menjulurkan lidah), untuk menghindari kesalahpahaman-mu.

Aku jadi ingin bertanya,
emoticon-emoticon itu, stiker-stiker itu,
Apakah benar mencerminkan emosimu saat itu?

Apa saat Kamu mengirimkan :-), Kamu benar sedang tersenyum?
Ah, jangan-jangan hanya agar Aku yang sedang bercakap denganmu, merasa Kamu perhatikan ceritanya.

Apa saat Kamu mengirimkan :-P, Kamu benar sedang bercanda?
Ah, jangan-jangan hanya merasa tidak enak untuk terlalu serius.

Apa saat ada broadcast message yang panjang dan mengharukan, lalu kamu mengirimkan :-"), begitu juga ketika ada artikel panjang yang menggugah, lalu kamu mengirimkan banyak sekali emoticon jempol. Kamu benar merasa terharu?
Ah, jangan-jangan hanya agar dikira sudah membaca saja.

Coba bertanya lagi pada hatimu,
emoticon-emoticon itu,
sebenarnya,
cerminan dari emosimu, atau kamuflase dari emosimu? :)
***
sebuah pertanyaan,
untuk diri sendiri.

Atika Widiastuti
Kamis, 7 Mei 2015
11.30 pm
di Depok



Related Posts:

  • JanganMari mulai mendefinisikan ulang apa itu menunggu, juga tentang apa itu ditunggu. Aku yakin, aku dan kamu pun takkan mampu. Karena keduanya berbicara tentang waktu. Maka jangan sekali-kali berkata, "maukah kamu menungguku?" M… Read More
  • Menunggu sumber : www.digaleri.com Mengapa masih disitu? Sebab ia percaya yg ia tunggu pasti akan datang. Mungkin terlalu cepat atau terlampau lambat. Tapi pasti datang, entah kapan. Menunggu baginya adalah soal kesabaran, sebab … Read More
  • Menghimpun yang Berserak #2Kepada angin yang menerpa wajahku sore tadi. padanya kusampaikan suatu kabar yang nanti jika pagi datang, ia akan menyapamu. Membisikkan kabar dariku, tentang sesuatu... yang tak sempat terkatakan. -- 18 Oktober 2015 *** P… Read More
  • Harapan. sumber : ardanradio.com Adalah keniscayaan jika kita bersedih. Adalah sebuah kepastian juga jika kita pernah terpuruk. Tapi adalah kesemestian untuk kita bangkit lagi setelah terjungkal, bahkan tersungkur jatuh. Karena s… Read More
  • LupaCari sahabat berbagi, agar beban tidak ditanggung sendiri. Cari pemilik senyum paling berseri, supaya hidup berwarna ketika ia kita pandangi. Cari pemimpin yang mengayomi, supaya sejahtera negeri di esok hari. Dan lagi..Cari … Read More

0 komentar:

Posting Komentar