Sering kau bertanya, kenapa hanya padamu ia tak cair?
kenapa hanya padamu ia menjaga jarak?
padahal ia orang yang supel.
Sering kau menerka, apa jangan-jangan ia malu berbicara denganmu?
apa jangan-jangan karena kamu yang tak 'asyik' diajak bercakap?
padahal pada yang lain, ia bisa memulai obrolan.
Ketahuilah olehmu sayang,
ia bukannya tak cair padamu, bukan pula malu denganmu,
apalagi kamu yang tak asyik diajak bercakap.
Ia hanya menghormati dinding antara kamu dan dia,
dinding yang memang sejak awal sudah salah ia perlakukan,
ia 'bongkar' bagian pondasinya,
pondasinya, sayang.
bagian mendasar pada dinding itu.
Lalu apa yang terjadi ketika dinding itu tak ia jaga, tak ia hormati?
Maka baginya, menjaga dinding sembari menyaksikanmu mendewasa adalah lebih baik,
ketimbang menerobos dinding itu sekarang, dinding yang sudah tanpa pondasi.
Kau tidak lupa kan siapa penulis skenario hidupmu?
Jadi, jalani saja.
Niat yang baik akan bermuara pada yang baik,
tentu dengan proses yang baik pula.
Lihat, kan?
Sesuatu tidak sesederhana apa yang terlihat,
kau harus menggali lebih dalam supaya paham maksud suatu kejadian.
Benar, kan?
Hidup itu indah,
apalagi jika kau dapat mengambil pelajaran darinya.
ditulis setelah kemarin,
Atika
0 komentar:
Posting Komentar