Bagaimana bila Aku rindu padamu.
Bagaimana bila Aku rindu padamu?
Sebelumnya kita sepakat dan memutuskan bahwa kita melanjutkan perjalanan masing-masing, mungkin aku menuju barat, kamu menuju timur.
Pun jika memang ditakdirkan, kita akan berjumpa juga.
entah di selatan, entah di utara, atau mungkin di tempat kita sepakat memulai titik perjalanan kita.
Sekalipun tidak, kita percaya bahwa masing-masing kita akan ditakdirkan dengan yang lebih baik.
Kita memang mempunyai banyak rencana, tapi ada yang Maha Berkehendak di atas segalanya.
Bagaimana bila Aku rindu padamu.
Bagaimana bila Aku rindu padamu?
Aku pun kembali mengingat kita,
malam-malam bersama bintang, kau menunjuk satu lantas memberinya nama.
Siang-siang bersama semilir angin, kau merajuk tak mengeluh, lantas aku tertawa karenanya.
Sore-sore bersama senja, menunggunya memerah lalu terbenam, meninggalkan malam.
Pagi-pagi bersama ombak, deburannya membawa air mengenai jemari kakiku dan kakimu, kita berlari setelahnya.
Lantas aku tersenyum, mencari jawaban.
Menghubungimu terlebih dahulu jelas tak mungkin,
itu melanggar kesepakatan kita.
Jadi, bagaimana?
Bagaimana bila kamu menjadi Aku?
dan bagaimana bila kamu rindu padaku?
Kamu tak menjawab, memilih membisu.
------------
such a random feeling, killing the time, but oh I have to do something right now; starting the new chapter!
Bagaimana bila Aku rindu padamu?
Related Posts:
Arti Kehadiran Beberapa orang berkata bahwa arti hadir adalah fisiknya ada di hadapan. Terlihat wujudnya, terindera oleh mata. Apakah keberadaan fisik cukup untuk menjadi parameternya? Beberapa lainnya sepakat bahwa hadir bukan … Read More
Namanya Matahari Namanya Matahari, yang munculnya di sore hari setelah hujan. Tidak menyengat tetapi menyejukkan. Seharusnya Aku senang karena Aku akan melihat lengkungan senyum itu, ya Pelangi. Keindahan yang dibawa Matahari setelah hujan … Read More
Tentang Kepercayaan Ada orang yang secara sederhana berkomitmen untuk memberi kepercayaan sejak awal dan akan terus seperti itu. Ada pula yang memupuknya sedikit demi sedikit sampai kepercayaan itu terinternalisasi padanya. Ada juga yang s… Read More
Kusebut,Kusebut Kau rintik air hujan. Turun dengan cepat dan membuatku berlari, berteduh, dan menghindar darimu. Ah, benarkah Aku menghindar? Kusebut Kau sinar mentari di siang hari. Terik sekali. Membuatku tak ingin keluar dan memil… Read More
Bahagia. Hai. Aku sudah bisa bahagia lagi sekarang. Mungkin bukan kata "lagi" yang seharusnya kuucapkan. Karena memang Aku selalu bahagia, kuharap. Sekarang, aku sudah belajar mengikhlaskanmu. Mengikhlaskan Kita, kembali menjadi… Read More
like it...bagus bangeett tik..
BalasHapus