Sumber akal manusia adalah hati, karena pada dasarnya, hati itu bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Ia sensitif, mudah sekali menerima dan menangkap sinyal.
Kian hari makin tak sensitif menerima kebaikan,
mungkin karena terlalu banyak noda yang menutupi.
Susah menerima isyarat yang seharusnya bisa dengan mudah ia tangkap.
"Jadi, seberapa konsisten kamu menjaga hatimu?" :)
Hati yang Baik
Related Posts:
Kunci Sepertinya memang aku harus selalu menyibukkan diriku. Selalu menjadikan diri ada dalam kegiatan, jangan sampai sendiri dan tanpa kegiatan apa-apa. Karena ketika sendiri, banyak "godaannya". Kau tau, godaan dalam tanda kutip… Read More
Kenangan dalam Ingatan Tertanda 29 Juli 2010 Berharganya sebuah foto. Ia bisa menyimpan kenangan yang kadang mungkin terlupa oleh ingatan. Dulu kita berjanji bersama agar menjaga kebersamaan ini. Namun memang sudah suratan, ada yg datang ada pula … Read More
Apa Kabar?"Apa kabar, kamu? Hari ini tak ada kabar darimu. Apa kabar, kamu? memang ku malu untuk memulai, tapi tak terasakah jika ku menunggu kabarmu? Apa kabar, kamu? Yang ketika namaku kau sebut, serasa menggetarkan aku. Apa kabar… Read More
Menjarak SedikitUjian dua statika hari ini memberiku inspirasi. Entah apa ini namanya, semoga memang benar puisi. Atau jika tidak, anggap ini adalah pelampiasan rasaku saja. -------------------------------------------------------------------… Read More
Sejatinya MenungguKarena fitrahnya wanita adalah menunggu. Menunggu waktu yang tepat yang ia belum tau kapan, tapi pasti terjadi. Karena fitrahnya wanita adalah menunggu. Jika cinta yang kau rasakan datangnya dari Sang Maha Cinta. Maka tak ad… Read More
0 komentar:
Posting Komentar