Kamis, 14 Agustus 2014

Aku Belajar

Hai, ketemu lagi dengan cuap-cuap Atika. Sekarang udah mulai dihuni lagi nih blognya, setelah sebelumnya satu bulan cuma satu kali postingan, hehe
Di postingan ini cuma mau cerita tentang belajar. Kata orang-orang sih, kita bisa belajar dari mana dan dari siapa aja. Seriously? I don't think so, itu sebelumnya. Aku tuh gak pernah menghayati banget-banget kejadian sehari-hari sih, jadi cara pembelajaran kayak gini ya asal lewat aja. Tapi tadi ketika keluar kelas selesai UAS Statprob, tiba-tiba kepikiran ini. Yap, bahwa kita bisa mengambil pelajaran dari kejadian apapun yang terjadi pada keseharian kita.

Mulanya semalam, teorinya sih ingin belajar, udah di atur belajar jam 19.00, udah siap buku kalkulus di depan mata, sengaja belajar kali ini ditemani tutorial cara mengerjakan materi-materi kalkulus via youtube, tumben banget, perdana belajar dengan cara ini. Ternyata asyik juga, ya tapi namanya juga buka internet, niat awal buka youtube, tapi malah buka tab baru, tab baru, tab baru dan yak tau-tau udah jam 21.00 aja, haha. Bukan mau cerita itu sih, itu prolog aja. Aku mau cerita ini...

Jadi ketika niat mau belajar semalam, seorang kakak sebut saja DKFR curhat gitu, kakak ini tuh gak pernah begini sebelumnya  *sotil*, semalem tuh kayak galau banget gitu. Dia memulai cerita "keluhan"nya dengan bersyukur, karena katanya keluhan yang diawali dengan bersyukur tidak bisa dikategorikan sebagai keluhan.
Intinya dia bercerita tentang apa yang ia rasa terhadap keluarganya, aku gak bisa kasih solusi karena gak mau jadi orang sotoy tapi beliau juga bilang gak perlu dikasih solusi, emang niatnya mau sharing aja.
Nah, dari sini Aku Belajar...
Bahwa kadang, ketika bercerita, bukan solusi yang ingin kita dapatkan, tetapi kesediaan waktu seseorang untuk sekedar mendengarkan cerita kita.
Dan dari sini juga Aku Belajar, bahwa oranglain pun punya masalahnya masing-masing. Hidup itu bukan melulu hanya tentang kamu dan masalahmu. Mungkin oranglain banyak yang masalahnya lebih berat daripada kamu, tetapi mereka anti mengeluh sehingga bahkan membuat kau berfikir bahwa ia baik-baik saja menjalani hidupnya, padahal? kita gak tau yang sebenarnya bagaimana. Mari coba fikirkan lagi :)

Dan tepat jam 21.00 aku baru memulai belajarku, menonton tutorial soal turunan berarah, integral lipat tiga dan teman-temannya. Disertai dengan main HP, join obrolan-obrolan di grup whatsapp. Begitulah memang cara belajarku kalau di rumah, gak bisa sepi, harus diselingi kegiatan lain. Cuma jeleknya, jadi susah fokus. Kira-kira jam 23.00 aku putuskan istirahat, niatnya 15 menit tiduran tiduran sebentar, tapi apa daya rasa malas menghinggapi, tetiba 15 menit jadi 120 menit. Pfftt,, sia-sia sekali waktumu Atikaaaa :(

Iseng-iseng coba ku buka situs online shop, dan yak kau taulah perempuan, matanya lapar kalau lihat barang yang menarik hati. Jadi ngestalk barang-barang unyu, dan tau-tau udah jam 02.00 pagi. Dari sini Aku Belajar, bahwa perempuan dan nafsu(keinginan)nya itu memang pasangan yang benar-benar kompak! Hehe. Mungkin niat awalmu sudah bulat 100% ingin belajar, pokoknya belajar, Namun jika ditengah jalan ada sesuatu yang "menarik perhatianmu", niat belajarmu itu bisa jadi prioritas yang kesekian.

Terbangun di pagi hari dan bersiap berangkat kuliah, dalam hati agak was-was, hari ini UAS 2 mata kuliah. 1 mata kuliah aja belum selesai dipelajari semalam, apalagi yang satunya, disentuhpun belum. Di angkot ku buka-buka lagi buku materi, orang-orang melihat, namun ketika kulihat balik, segera pandangannya mencari objek lain, haha seolah berkata, "rajin banget sih udah dempet-dempetan di angkot masih belajar aja.." Padahal mereka gaktau gimana"rajin"nya aku-_-
UAS di mulai, dan selesai. Aku meninggalkan ruangan dengan senyuman :)

Selesai itu, sekitar jam 13.00 aku menuju tempat sepi untuk benar-benar fokus belajar, tapi ternyata salah. Tempat itu kini ramai, baru ingat sekarang maba lagi sibuk-sibuknya ospek heuuuuu._.
Satu setengah jam belajar sampai pukul 14.30, diselingi tidur tiap 20 menit belajar, hehe. Fokus. Dan untungnya HP mati, gak ada "gangguan".
Lalu kembali ke teknik dan yak karena bikun sedang penuh-penuhnya, telat deh masuk kelas. Dapet duduk paling depan, yaudah gapapa, ngerjain soal dengan bekal belajar fokus selama satu setengah jam tadi itu. Dan Alhamdulillah, semua soal terjawab, akupun meninggalkan ruangan dengan senyuman (lagi) :)
Dari sini Aku Belajar, bahwa dalam belajar, enggak perlu waktu lama, singkat tapi berkualitas.

Dan ketika pulang, pas betul satu angkot dengan sepasang suami-istri, lansia. Awalnya gak sadar, tapi mereka turun duluan jadi baru engeh kalau mereka adalah pasangan suami-istri. Si kakek turun duluan dengan membawa barang-barang sang istri, diikuti istrinya yang turun. Dalam hatiku tergelitik, mungkin orang lain gak melihat ini romantis, tapi bagiku ini menyentuh sekali, sudah tua seperti itu masih bareng-bareng naik angkot.Bukan apa-apa, tapi dari sini juga aku belajar, untuk apa punya harta berlimpah, bila bersama yang dicinta saja sudah menjadi harta yang paling indah *asik*

Sekian postingan kali ini. Ditutup dengan satu kalimat pengakuan ; Mari mempelajari apa yang tersirat di tiap hari-harimu, dan yaa Aku hanya ingin berbagi cerita :)

Kamis, 14 Agustus 2014
-AW-

Rabu, 13 Agustus 2014

Senja itu..

Senja itu, berdiri di tepi..
Mungkin tak sempat ku lihat mentari-Mu tenggelam,
atau bersabar sedikit menunggu ia kembali memancarkan sinarnya.

Tapi setidaknya,
Ku telah mendengar alam-Mu bernyanyi,
Lewat deburan ombak yang membasahi kaki...

Teringat sewaktu masa orientasi, itu juga pergi ke alam. Rasa senangnya pun sama seperti ini, senang bukan main.
Banyak mendengar kisah, Kak Dwi yang suka bepergian kemanapun, menjelajah alam.
Atau sekedar membaca postingan seorang teman yang sudah tergila-gila bepergian dengan kereta dan tidak pernah melewatkan promo apapun, pernah bertanya juga padanya, "kenapa sih suka banget jalan-jalan naik kereta?" apa jawabnya? "Seru tau, apalagi kalo lo nyasar. Itu jadi kesenangan sendiri." Duh, aku aja gak kebayang kalau nyasar gimana.

Entah mengapa ku rasa, ku selalu suka pergi ke alam dibanding pergi ke gedung, atau ke tempat yang view-nya terbatas. Namun entah mengapa juga ku selalu tak berani melangkahkan kaki ini sendiri.


-AW-

Minggu, 10 Agustus 2014

Rumah Iqro, Rumah Kita

Bismillahirrahmanirrahim, hollaaa everyone! :D Kembali lagi bertemu dengan cuap-cuap Atika. Sebelumnya, Selamat Hari Raya Idul Fitri. Walaupun udah H+sekian hari, tetaplah yaa moment berlebarannya masih terasa.

Kali ini, Aku ingin bercerita tentang Keluarga keduaku, sebuah Yayasan Sosial Kepemudaan dan Keagamaan yang kehadirannya menjadi warna tersendiri di tiap episode hidupku. #eaa lebay Namanya adalah Rumah Iqro (RI).

Keberadaannya digagas oleh beberapa mahasiswa, para ihkwah di lingkungan kami. Ada Ka Andri, Ka Eka, Ka Fitri, Ka Galih, Ka Mukhlis dan Ka Wandi. Kakak-kakak tersebut berfikir bagaimana caranya memasyarakatkan Quran ke tengah-tengah kami, para muslim keturunan, yang kadar Islamnya biasa-biasa saja.

Berawal dari suatu TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) di kampung kami, kampung Curug. TPA Nurut Taqwa namanya, sesuai dengan nama Masjid tempat kami mengaji. Aku duduk di bangku SD waktu mengaji di situ (sekitar tahun 2006). Kebayang kan kalau TPA ada di masjid gimana ramenya sama bocah-bocah? Waktunya Solat jamaah, kita malah lari-larian di dalam masjid, teriak-teriak. Nah, beberapa sesepuh dan DKM Masjid agak kurang setuju dengan itu. Katanya jadi berisik.

Akhirnya dengan perundingan-perundingan, jadilah TPA Nurut Taqwa berpindah ke rumah seorang mahasiswa IPB yang letak rumahnya di samping masjid. Namanya Ka Jayadin (sekarang beliau jadi kepala dari segala kepala di Yayasan RI). Dan karena berpindah lokasi, namanya pun berganti menjadi Rumah Iqro. Maksudnya adalah Rumah baca,berasal dari kata "iqro" dalam Surat Al-Alaq. Juga terdengar lebih "anak-anak" dibanding Rumah Quran -misalnya-. Aku sempet vakum dan pindah TPA. tetapi saat SMP, aku kembali lagi mengaji di Rumah Iqro.

TPA pertama RI itu adanya malam hari. Anak-anak santrinya tambah banyak. Waktu itu dibagi jadi kelas Alif (PAUD-TK) Ba (SD), Ta (SMP) dan Tsa (SMA) Karena aku SMP, maka masuk kelas Ta. Karena santrinya banyak, akhirnya yang kelas Ta membantu kakak-kakak mengajar ketika kita sudah selesai . Tapi lama-kelamaan, porsi mengajar kami lebih banyak ketimbang porsi kita mengaji.
Kakak-kakak pengajarpun mulai sibuk dengan kegiatannya masing-masing, Akhirnya (dengan tidak resmi) kami diangkat sebagai pengajar. Jujur, kami kurang dibekali atau dilatih untuk dijadikan sebagai pengajar, sehingga cara kami mengajar ke adik-adik kami sangat terbatas ilmu.

Waktupun berlalu. Ada yang datang, ada pula yang pergi. Awalnya Ka Fitri, beliau dakwah di tempat lain, ikut dengan suaminya ke Australia. Datang Ka Rahma dan Ka Mei. Kedua kakak soulmate yang kemana-mana berdua selalu. Karena kesibukan masing-masing, Ka Rahma dan Ka Mei “melepaskan” diri dari RI. (tapi Alhamdulillah, sekarang kembali bergabung, walau tidak ikut dikepengurusan RI, tetapi beliau ikut andil kalau ada acara-acara Rumah Iqro. Ukhuwah itu indah, bukan? :))
Kemudian datang Ka Anik, kakak ter-thebest yang ku punya. Mereka itulah para pejuang Rumah Iqro lapis pertama.

Karena animo masyarakatnya bagus. RI meluaskan jaringannya. Kalau sebelumnya cuma ada TPA Malem dengan pengajar anak-anak muda seperti kami-kami ini, akhirnya ada beberapa orangtua yang ingin anaknya mengaji pagi,  akhirnya kita membuka TPA pagi yg pengajarnya para Bunda-bunda terbaik, ada Bunda Narsih,  Bunda Rahma,  dan Ka Resma pada saat itu. Seiring perkembangan TPA pagi d jadikan PAUD yg pengajarnya para Bunda tersebut, ditambah beberapa bunda lagi, lalu TPA Pagi dipindahkan menjadi TPA Sore. Pagi urus PAUD, siang urus rumah tangga, dan sore urus TPA. Berkah ya bunda J
Ruang PAUD dan TPA menggunakan ruang yang sama. Beberapa aula rumah ka Jayadin digunakan untuk jadi ruang kelas. Cukup kurang kalau dibilang itu jadi sebuah kelas. Bahkan satu ruangan, hanya dibatasi sekat agar jadi dua kelas.
Wisuda PAUD Rumah Iqro

Karena lumayan ada banyak cabang, maka kakak-kakak lapis pertama ini berfikir, perlu adanya penyatuan. Maka dibuatlah Yayasan Rumah Iqro Insani. (Karena nama “Yayasan Rumah Iqro” sudah ada yang punya, maka ditambah nama “Insani” di belakangnya). Pembuatan nama Yayasan dengan akte notaris yg dibayar boleh dengan cara mencicil hehe, Subhanallah banget deh itu, berkah.

Remaja di daerahku banyak dan pas betul. di samping RI itu ada tempat nongkrong gitu. Bisalah diajakin satu per satu, diajak joinan. Walau akhirnya lepas satu persatu, tapi setidaknya RI pernah mengajak kepada kebaikan.
Ah Iya! Rumah Iqro juga yg memperkenalkan metode dakwah yang baru kami ketahui, namanya mentoring. Jika mungkin teman-teman jika ditanya mentoring pertama dimana? Jawabannya adalah di SMA. Maka mentoring pertamaku (dan In Syaa Allah sampai sekarang) adalah di Rumah Iqro :") Dulu kami bersebelas sekarang sisa bertiga.

Waktu bergulir kembali.. Tanpa terasa kakak-kakak kita ini sudah waktunya untuk menikah^^ Pertama Ka Eka, beliau murobbiku. menikah dengan KaMartin, senior di SMAN 49 *Wah dunia sempit*
Karena mengurus keluarga, dakwahnya sempet tersendat, mungkin adaptasi^^
Lalu Kak Wandi, kakak motivatorku ini melanjutkan S2 engineering-nya di Korea Selatan, *kakakku makin berkurang*
Datang Ka Furqon dan Ka Donny, para penghafal quran. Subhanallah idaman :" RI ramai lagi. Sempat juga bergabung Teh Sari,dan juga Lutfy, yang pernah menjabat jadi kepala sekolah TPA Malam, namun sekarang sedang “dakwah” di tempat lain juga.

Setelah S2-nya selesai, ka Wandi kembali lagi ke Indonesia. Siapa sangka beliau malah melamar ka Anik haha, para pejuang lapis pertama. Menikahlah mereka, setahun yang lalu ketika Ramadhan. Gak lama setelah itu, Ka Wandi diterima S3 di Saudi, sebagai istri yang baik, ka Anik ikut suami kesana. Sampai sekarang masih disana *eaa rindu lagi

Ka Galihpun menikah dengan pilihan hatinya, begitu pula Ka Jayadin, menikah dengan ka Hajiah (teman kuliah Ka Anik). Ka Andri juga menyusul menikah, baru 2 bulan yg lalu^^ Oh Iya, Sejak beberapa tahun terakhir ini ka Andri sakit, jadi sudah gak aktif lagi di RI, tapi ukhuwah kami tetep jalan^^
Walimahan para kakak :)
Karena sudah punya tanggungjawab masing-masing di keluarga kecilnya, estafet dakwahpun berpindah. Bergabung juga Ka Yamin, Ka Dwi, Ka Agung, Akhmam, Okta, Irul, Devi, Siwi, Sifa, ada juga Ka Ami, tempat "konseling" kami, wah pokoknya banyak :D Berpindah ke lapis kedua (Ka Donny, ka Furqon, ka Dwi, ka Agung dan tim) dibantu dengan kami (Tika, Okta, Irul Devi, Sifa, Akhmam, Jafar di lapis ketiga dan kami menyebutnya Tim Ninja Saga). Kakak-kakak lapis pertama tetap di kepengurusan, namun tidak 100% mereka semua yang back-up, regenerasi dakwah. Dan ada juga lapis ke-empat (adik adik binaan yg masih SMA-SMP, tim Generasi Emas namanya)

Hingga sekarang, RI udah punya TPA Sore, TPA Malem, PAUD RI, Mentoring center, Beadidik ( Beasiswa untuk adik binaan yang tingkat SMP-SMA, kerjasama dengan Bank Syariah Mandiri). Oh Iya! RI juga kedatangan Ka DK Fauzi, manusia paling kreatif yang kukenal. Dia ini pencetus Rumah Iqro Mandiri (RIM), bergerak dibidang advertising. Alhamdulillah, sekarang Rumah Iqro sudah ada penyewaan alat-alat; Sound system,  LCD, Kamera, tenda kemah dll, Pinjam alat, cetak sertifikat,desain logo, bikin mug, pin, botol minum dll di kami aja^^ *promo*

Ada juga Rumah Iqro Berbagi (RIB) ini dipegang sama aku dan teman-teman dengan diketuai oleh Irul. Kita aktif kalau ada bencana,seperti kemarin ketika banjir Jakarta, kita buka posko bantuan dan menampung bantuan dari warga sekitar RI, lalu kita salurkan ke lokasi banjir. Begitupula dengan pengalangan dana untuk saudara kita di Palestina, RIB bersama RIM berpadu membuat botol minum nuansa Palestina yang 100% keuntungannya diberikan untuk Palestina. Rumah Iqro juga punya bursa buku loh, boleh nih di cek di : bursa-buku.rumahiqro.org

Rumah Iqro Berbagi peduli Banjir

Hoooo iyaaa!! Tiap bulan RI juga selalu mengadakan KANTIN (Kajian Rutin), jangan disangka kajian yang bikin bosen, kajiannya menarik, sembari ada makan-makan dan silaturrahim didalamnya. Pesertanya adalah adik-adik binaan dan remaja sekitar RI.

Tiap liburan semester, kita selalu ngadain dauroh atau LDK keislaman gitu, diperuntukkan untuk remaja sekitar, sebut saja Switter, Crystal, TOTAL, dan In Sya Allah, bulan Desember 2014 ini bakal ada TOTAL #2, do’akan agar lancar ya^^

Satu lagi yang membanggakan, RI udah punya lembaga tahfidz sendiri loh hoho, namanya LTQ Rumah Iqro, dikomandoi Ka Donny dan Ka Furqon, serta dibantu Ka Zulay. Santrinya beragam, dari usia remaja hingga ibunya Ka Jayadin-pun ikut.


Di RI, aku diajarkan percepatan haha. Pengurus Inti Yayasan adalah kakak-kakak lapis pertama dan kedua. Hanya aku, si lapis ketiga yang masuk di PI, jadi bendum Yayasan. Aku jadi terharu, hehe

Satu hal yg selalu ada di Rumah Iqro adalah kekeluargaan. Siapapun orang baru yang datang, yang tujuannya memang ingin bermanfaat bagi orang lain, In Sya Allah pasti merasa nyaman, apalagi orang lama kayak aku yang memang sudah dari SD mengaji disitu. Tiap setelah Idul Fitri, kami selalu mengadakan silaturahim keliling, ke rumah-rumah keluarga Rumah Iqro, selain lebih mengenal dengan anggota Rumah Iqro, kami juga bisa mengenal keluarga dari anggota-anggota RI.




Intinya, Rumah Iqro terbentuk bukan tetiba langsung jadi. Tetapi melalui proses yang panjang yang setiap episodenya bermoment. Rumah Iqro itu rumah kedua. Rumahku, dan Rumah Kita.