Jumat, 29 Mei 2015

Suka aja.

Ini bikin bahagia sekali. Semalaman belajar hingga saat ini, kuputar terus.
Berasa jadi gadis kecil yang membayangkan kehidupan ala-ala princess begini,
Berasa jadi princess haha bukan dalam arti yang seperti dalam film-film itu.
tapi kalo seperti Mulan dan Merida gapapa :3

Must watch and download :p
*dengarkan aja, gausah dipanteng terus layar laptopnya




Kamis, 28 Mei 2015

Sajak Sederhana

Ini syair sederhana,
Untuk seseorang, yang Aku merasa menjadi Aku jika bersamanya
Tak perlu menjadi oranglain untuk menyamainya
Dan Aku suka cara ia menjadi dirinya

Ini sajak sederhana,
sesederhana rasa bahagia yang kudapati ketika memandang senja
sesederhana do'a yang ku langitkan tiap malam harinya
sesederhana caraku menyimpan namanya
sehingga hanya Dia yang mengetahuinya

Ini tulisan sederhana,
tentang seorang yang juga sederhana
Meski sifatnya tak sesederhana tampilannya
Ia rumit,
Ia penuh rahasia.

Tapi disitulah,
Aku menyukainya, dengan segala kerumitannya.
Karena kata orang,
Cinta itu menerima dua ; kelebihan dan kekurangannya
Sesederhana itu.
***
senyum aja, gak ada yang larang.

Rabu, 27 Mei 2015

Menurutmu, Judulnya apa?

Postingan terakhir tanggal 21 Mei dan itupun cuma copas-an dari yang udah pernah ditulis. huft. Kenapa dengan diriku ini, bahkan menulispun jadi malas :(

Postingan yang kali ini ditulis di hari Rabu, di pekan UAS. yang Alhamdulillah, jadwalnya patut disyukuri banget. Dari 4 semester yang udah berlalu, baik UTS maupun UAS, kayaknya jadwal UAS kali ini yang paling the best buat 'tata letak' jadwal antar satu matkul dengan matkul lain.
Ternyata sudah 4 semester.
Udah dua tahun kuliah.
Udah punya adik dua angkatan.
Udah tinggal dua tahun lagi kuliah.
Terus,
Udah berbuat apa aja?

Random banget ya haha, bahkan sampai dengan jariku mengetik kalimat inipun masih belum tau tema postingan kali ini akan membahas tentang apa, tapi biarkanlah, toh gak ada juga yang baca :p

-----------------------------------------------
Kemarin sempat chat random sama temen, entah kenapa jadi deket sama dia. Padahal kita seperti bumi dan langit, meski kita, sama-sama orang bumi :p
Sebut saja si AP
Maaf yaa, Aku bikin tulisan ini tanpa bilang terlebih dahulu ya haha.

Dia pemikir, aku perasa
Dia penuh perhitungan akan apapun, aku let it flow aja
Dia pintar di akademis, bahkan nilai A- aja bisa jadi pikiran banget buat dia, Aku dapet C aja udah bersyukur, emang dapet IP bagus di Sipil itu susah. *pembenaran *alibi aja
Dia jago Bahasa Inggris banget-.-
gue, ah jangan ditanya, little little I can lah..
dan yang paling bikin iri adalah,
Dia bisa masak, sementara gue? yaa negasi nya aja =.=

Hal random setelahnya adalah, kita omongin ini..
kan udah gue bilang dia jago masak, wkwk

--------------------------------------------------------------
Sebenernya kepengen banget bikin tulisan yang judulnya, "Karena Kamu seorang Kakak"
terilhami gara-gara adek gue yang sekarang udah makin besar, makin gede bahkan tingginya melebihi diriku sendiri. Hingga sering, ketika saudara datang ke rumah, lalu berkata, "Ehh.. kirain yang adeknya yang ini (sambil memandang gue), taunya adeknya yang itu (nunjuk adek gue), tinggi-an adeknya yaa.."
ku hanya bisa senyum sumbringah saja~
----------------------------------------------------------

Sekian postingan yang sebenarnya lebih tepat berjudul "curhatan" kali ini.
Salam hangat dari Diktat UAS yang menunggu untuk dibuka dan dipelajari,


- Atika Widiastuti
Menurutmu, judulnya apa?

Kamis, 21 Mei 2015

Menghimpun yang Berserak

Sebenarnya, tulisan-tulisan berikut udah pernah di posting di tempat lain, cuma sekarang, sedang ingin menyatukannya saja. Ya, menghimpun yang berserak..

----------------------------------------------
Apa yang kamu punya, sesungguhnya itu bukan milikmu.
Milikmu adalah apa yang kamu beri.
Apa yang kamu pertahankan, itu juga bukan milikmu.
Milikmu adalah apa yang kamu relakan.
Kamu relakan secara ikhlas ataupun secara paksa rela.
- 1 Januari 2015


***

Sejatinya Kita lemah.
Makanya Aku butuh Kamu untuk Kita saling menguatkan.
- 15 Desember 2014


***

Namanya Hujan.
Siang ini ia turun dengan deras, dan Aku hanya bisa menatapnya dari jendela kamar.
Ia turun tanpa ampun, seolah sudah rindu menyapa tanah.
Meski di sudut sana ada yang kesal dan mencari kehadirannya, ia tetap turun.
Karena kedatangannya memang hanya untuk menemui mereka yang menunggunya,
yang berbahagia karena kehadirannya.

Terimakasih hujan,
meski hanya mampir sebentar.
Salam untuk Matahari.
- 15 Desember 2014
***

Ketika kamu amat membenci sesuatu, yang benar bisa terlihat salah.
Sama seperti ketika kamu amat mencintai sesuatu, yang salah bisa terlihat benar.
Mungkin itulah alasan mengapa Ibu selalu bilang, "jangan meletakkan 'amat' dan rasa yang terlalu pada apapun. Sewajarnya saja."
Aku paham sekarang, Bu.

- 26 Januari 2015
***

Pagi memang tidak menjanjikan apa-apa. hari ini akan seperti apa, tergantung kamu memulainya dengan bagaimana. :)

***

Senin, 18 Mei 2015

Tentang Prasangka


"Berprasangka baik itu jauh lebih sulit daripada berprasangka buruk."
Setahun yang lalu, seseorang berkata itu. Entah ia masih ingat atau tidak, tapi Aku masih ingat jelas kata-kata itu. Ia mengatakan hal itu, saat Aku berpikiran buruk tentang seseorang, orang yang sangat ku kenal. Memang wajar kan? Otak kita seringkali membuat peta berpikirnya sendiri akan sesuatu, lalu ditambah perasaan atau bisa dibilang tingkat ke-baper-an kita saat itu, maka jadilah ia ; prasangka baik atau prasangka buruk. Itu manusiawi. Tapi kita harus belajar mengendalikannya.
Kenapa? karena gak baik, bukan buat orang yang kita prasangkai, tapi gak baik buat kita sendiri.

Karena apa?
Karena terkadang, yang tersembunyi seringkali lebih rumit daripada yang terlihat.

Mengendalikan prasangkamu sendiri memang sulit. Tapi jika bukan dirimu sendiri, siapa lagi?
Karena lebih baik menceritakan sesuatu dengan contoh, maka kita misalkan saja pemeran kita kali ini adalah Aku.

Aku sudah mengetahui sebelumnya, bahwa berprasangka buruk tentang seseorang itu adalah hal yang tidak baik, karena menimbulkan keresahan sendiri di hatiku. Padahal orang yang Aku prasangkai belum tentu berlaku sesuai yang Aku prasangkakan. Mungkin saja ia punya alasan akan sikapnya itu, yang jika ia menceritakan, akan membuat diriku atau mungkin dirinya sendiri menjadi lebih tidak enak hati. Jadi maksudnya menjaga kondisi tetap seperti yang seharusnya, atau bisa dibilang main aman saja.

Ternyata susah juga ya mencoba berprasangka baik, kamu harus memutus rantai "mindmap pikiran buruk" dalam otakmu sendiri, memikirkan kemungkinan-kemungkinan baik yang rasional yang mungkin bisa menjadi jawaban. Tapi yang sulit bukan berarti tak bisa dilakukan. Pasti bisa, tetapi memerlukan usaha lebih, itu jika awalnya Kamu memang orang seperti Aku, orang yang mudah sekali berprasangka buruk terhadap sesuatu hehe

Karena hidup dalam prasangkamu sendiri, itu jauh lebih berbahaya. Karena pikiranmu bebas saja membuat alur-alur berprasangka yang baru, tanpa batasan, karena memang tak ada batasan.
Hingga suatu saat kamu diberikan batasannya. Pilihanmu cuma dua, berhenti di tepat batasan dan menerimanya atau menabrak terus batasan dengan resiko kamu akan terluka.

Jadi berprasangka baik itu seperti pelindung diri, ya. Melindungi dirimu sendiri dari tembok batasan yang mungkin akan ada di kemudian hari, karena Kamu sudah berhenti membuat "alur" jauh sebelum tembok itu ada. Hingga ketika tembok itu benar-benar ada, kamu tak akan menabraknya.

Jadi, selamat bermain kejar-kejaran dengan prasangka!
Tapi hati-hati,
Jangan sampai prasangka buruk mendahului-mu,
Hati-hati juga, Aku takut nanti kamu menabrak tembok.
Tak apa jika fisikmu yang terluka,
tapi jika hatimu, bagaimana?

***

Atika Widiastuti
18 Mei 2015
di kelas UOP, S. 203, FTUI
-Tidak ada dosen

Kamis, 07 Mei 2015

Emoticon yang Bercerita.

Penggunaan emoticon atau smiley atau stiker dalam percakapan media sosial memang sudah seperti sebuah "keharusan". Seakan memberikan penegasan ekspresi akan kalimat yang diketik oleh orang yang memberikan kalimat itu.

Maksudku, jika kita ingin mengatakan selamat kepada seseorang, semisal "selamat ulang tahun." maka akan lebih afdhol rasanya jika kita menyisipkan emoticon senyum di-endingnya, menjadi "selamat ulang tahun :-)".
Seakan ":-)" memberi penegasan ekspresi bahwa kita turut berbahagia akan hari ulangtahun orang tersebut.

Tiap orang berbeda pengalaman, juga berbeda kisahnya. Tentu sering mengalami salah persepsi ketika berbicara melalui chat, apa yang Aku maksudkan mungkin berbeda dengan apa yang Kamu tangkap.

Misal ketika Aku menggunakan HURUF KAPITAL DALAM BEBERAPA KATA dalam chat, Aku mengganggap itu tanda Aku exited pada pembicaraan kita. Tapi Kamu mengganggap Aku sedang marah.
Ketika maksudku bercanda, kamu menggangapnya serius. Makanya, kadang Aku gunakan emoticon melet (menjulurkan lidah), untuk menghindari kesalahpahaman-mu.

Aku jadi ingin bertanya,
emoticon-emoticon itu, stiker-stiker itu,
Apakah benar mencerminkan emosimu saat itu?

Apa saat Kamu mengirimkan :-), Kamu benar sedang tersenyum?
Ah, jangan-jangan hanya agar Aku yang sedang bercakap denganmu, merasa Kamu perhatikan ceritanya.

Apa saat Kamu mengirimkan :-P, Kamu benar sedang bercanda?
Ah, jangan-jangan hanya merasa tidak enak untuk terlalu serius.

Apa saat ada broadcast message yang panjang dan mengharukan, lalu kamu mengirimkan :-"), begitu juga ketika ada artikel panjang yang menggugah, lalu kamu mengirimkan banyak sekali emoticon jempol. Kamu benar merasa terharu?
Ah, jangan-jangan hanya agar dikira sudah membaca saja.

Coba bertanya lagi pada hatimu,
emoticon-emoticon itu,
sebenarnya,
cerminan dari emosimu, atau kamuflase dari emosimu? :)
***
sebuah pertanyaan,
untuk diri sendiri.

Atika Widiastuti
Kamis, 7 Mei 2015
11.30 pm
di Depok



Minggu, 03 Mei 2015

Just "Stupidity" Things.

1. Bengong memperhatikan jalan macet di antrian loket transjakarta, sementara antrian panjang di belakang.

2. Minum sirup dari gelas orang, tanpa bilang. Ternyata itu sirup yang baru dituang dan belum ditambah air. Manisnya banget banget. Kualat.

3. Umur 6 tahun. Masukkin per jepit rambut ke hidung. Bikin Ibu yang lagi makan langsur ngacir ke puskesmas terdekat. Belum sempat cuci tangan. Gue tahan napas sampe puskesmasnya. Sama sekali gak bawa uang, cuma ada 100 rupiah logam yang gede di kantong celana, saking paniknya.
Si per jepit rambut itu akhirnya dikubur di depan rumah.

4. Waktu TK, akting jadi Sherina, waktu adegan Sherina dan Sadam di dalem Bosccha *eaabocah

5. Menghindari beli Aqua karena produk Danone yang katanya keuntungannya buat Israel. Tapi pas lapar, makan di KFC.

6. Beli segala macam pernik tentang suatu boyband lokal. Sampe tembok kamar penuh dengan poster. Dan sekarang, semua itu cuma menumpuk di kardus pojok kamar.

7. Dengerin chart lagu yang lagi nge-hits selama sepekan di radio. Abis itu, nyatat naik turun chart lagunya di buku.

8. Punya diary, tapi kuncinya hilang. Akhirnya dibongkar, saking pengen nulisnya. Eh, kuncinya ketemu-_-

9. Download lagu terutama soundtrack film, di-play terus, lalu di-pause, catat dulu liriknya di binder, play lagi, pause lagi, catat, begitu seterusnya sampe lagunya habis.

10. Main di rumah tetangga sepulang sekolah sampai sore tapi gak bilang-bilang Ibu. Ibu nyusul ke sekolah, SD. saking paniknya anaknya belum pulang. Padahal main di rumah tetangga.

11. Lupa silent HP, ada yang telepon. Akhirnya disuruh keluar ruangan kelas sama dosen.

12. Mencampur coca-cola dan pop ice rasa coklat. Cukup untuk membuat perut berkontraksi saat itu.

13. Hampir nangis di stasiun kereta karena ditinggal teman, padahal dia cuma ke indomaret dalam stasiun beli minum *ini udah kuliah padahal*

14. Manipulasi perhitungan data di laporan praktikum Fisika Dasar supaya kesalahan relatifnya kecil

15. Alarm bunyi di dalam ruang bioskop. Padahal suasana lagi sepi. Yaa gausah taudeh lagunya lagu apa

16. Waktu SMA, pasang alarm buat belajar, harusnya di set 00.00 WIB tapi ternyata di-set jam 12.00 WIB, alarm nya bunyi waktu di kelas. Lagu dangdut. Aseli lagu dangdut haha *maksudnya biar kebangun pas jam 00.00 itu, kan heboh banget kalo alarm nya pake lagu dangdut~
***

Sedikit hal-hal "bodoh", yang masih lucu sampai sekarang.
Ditulis random, bukan berdasarkan urutan usia.
Kenapa ada yang dicoret? Karena mereka bukan sponsor saya, makanya dicoret. haha

Ditulis siang hari pada Minggu, 3 Mei 2015 pukul 12.45 WIB

Sabtu, 02 Mei 2015

Menangkap Senja

"....Walau mungkin berbeda, antara senjaku dan senjamu.
tapi yang pasti, langit kita masih sama. :)"

Salah satu keinginan terbesarku saat ini adalah menangkap senja.
Aku ingin berada di tanah lapang yang luas,
atau di pinggir pantai yang berombak,
atau dimanapun itu, memperhatikan senja.

Menyaksikan Matahari perlahan menenggelamkan diri.
Membuat dirinya hilang dari pandanganku.
Menunggu langit yang tadinya biru, berubah menjadi kuning, lalu menjadi jingga,
kemudian berubah menjadi merah muda, dan hitam.
Langitnya menghitam dan berganti malam....

Aku ingin menangkap senja.
Mengambil sebuah gambar dengan ponsel atau kamera apapun.
Menghadap senja. Mengambil foto siluet diriku dari belakang.
Atau menangkap Matahari dengan kedua tanganku seperti saat akan menangkap bola.

Hal sederhana, yang tak tahu kapan akan ku wujudkan.
Dan entah mengapa, Aku sangat ingin sekali.
Memang benar ya, yang sederhana selalu membuat bahagia.
Lalu muncul pertanyaan, "Jika sudah terwujud, Aku mau apa lagi?"