Kamis, 21 Januari 2016

Kali ini, dari Aku

Dari Aku kepada Senja...
Kawan, kau taukah? kadang apa yang kita inginkan dalam hidup seringkali tidak terjadi dan justru apa-apa yang kita tidak inginkan malah terjadi.
Kejadian itu, membuatku berfikir, mendefinisikan ulang lebih tepatnya. Apa itu bahagia? Apa itu kebahagiaan?
Apakah sesuatu yang membuat tidurmu nyenyak? Apakah sesuatu yang membuat kamu bangun pagi dengan senyum menenangkan hati? Asal kau tau, Aku sudah lama menjadi bingung dengan definisi dan penjabaran hal itu.

Senja, kau tahu? Berat badanku turun. Sedikit banyak membuat orang berkata bahwa aku terlihat lebih kurus. Mungkin harusnya aku berbahagia, karena sejak jaman kapan memang itu yang aku inginkan, hehe. Tapi jika menjadi lebih kurus adalah akibat dari hal-hal yang belakangan ini terjadi, aku lebih memilih menjadi tidak usah kurus, haha. Manusia susah bersyukur ya? Memang. Apalagi Aku.

Senja, tidurku tak pernah nyenyak lagi akhir-akhir ini. Memang mataku terpejam, hanya untuk berjaga-jaga, atau lebih tepatnya berpura-pura, hanya untuk meninggalkan kesan bahwa aku sedang tertidur pulas, bahwa semua baik-baik saja. Padahal tidak! Sesungguhnya yang terpejam hanya mataku, untuk beberapa saat. Ketukan-ketukan pintu dari tamu di waktu yang tidak wajar selalu membangunkan. Jika di rumahmu, ada yang bertamu, pukul 2 pagi, pukul 4 pagi, bahkan jam 12 malam, mengetuk pintu rumahmu dengan keras, tanpa salam. Kau akan membukakan pintu, tidak? Itulah yang Aku alami belakangan ini Senja.

Siang-siang pergi mencari tempat aman. Malam-malam kembali dengan perasaan was-was. Begitu setiap harinya, entah sampai kapan Aku tak tahu :(
Ingin berteriak tetapi tak bisa. Ingin menuruti saja, ku lelah juga.

Saat ini hujan, padahal baru pukul 11.15. harusnya mentari yang bersinar, kan?
Januari memang unik. Di awal, di penghujung, bahkan di tengah bulannya seperti ini.

-------
Atika Widiastuti
21 Januari 2016

Selasa, 19 Januari 2016

Tentang Dia yang katamu Aku

Sore tadi Aku ingin memberitahumu sesuatu. Tapi ku urungkan. Aku sedang enggan berdebat, karena ujung-ujungnya (sesekali memang karena kau sengaja mengalah) pasti selalu Aku yang memenangkan perdebatan kita. Ya, Tuan Putri-mu ini tidak pernah kalah. Tapi demi untuk tidak merepotkanmu, Aku berkata bahwa nanti aku akan menulis saja.

Alih-alih berkata iya, kamu malah berkata,
"Apa? Omong-omong tentang tulisan-tulisanmu, cuma mau kasih tau, Aku malas membaca lagi postingan-postingannya, haha." katamu.

Aku tahu, itu kalimat jebakan. Berharap setelah itu Aku akan bertanya, kan? Haha tidak akan :P
Siapa Aku memaksamu untuk membaca tulisan-tulisanku jika memang kamu tidak minat.
Aku cukup tahu rasanya berlaku dusta hanya demi menyenangkan orang lain, hehe
Maka jawabanmu tadi, sedikit banyak membuatku berucap terimakasih, setidaknya kau mau berkata jujur.
Tapi ya...kalau boleh sedikit berbangga.
Kamu toh akan tetap setia membaca tulisan-tulisan ini, tanpa ku minta, apalagi ku suruh. Hmm...kadang soktau dan percaya diri ditambah jumawa beda tipis memang.

Nah, jadi ceritanya seperti ini.

Ada seseorang dari masa lalu mu, terus hidup bersamamu hingga hari ini. Hidup di tiap hari-harimu. Kau berkata padaku bahwa sifatnya, sangat mirip dengan sifatku. Susah diberitahu. Keras kepala. Tidak dewasa. Seperti anak kecil. Tapi, ada yang janggal sebenarnya. Dari semua kejelekan-kejelekkanku itu, kamu masih mau terus-terusan bersamaku? Aneh.

Kau bercerita tentangnya padaku. Sepotong-sepotong, entah akan kapan selesainya potongan-potongan itu membentuk cerita utuhmu dengannya selama 3 tahun.

Setiap ku berlaku A, kamu berkata "Jadi ingat, dulu dia...."
Lalu aku berlaku B, kamu pun bersuara, "Dia juga sepertimu. Sukanya bla bla bla bla.."
Aku meladeni saja, tak marah, apalagi cemburu. Semua ini, lucu.

Potongan-potongan ceritamu, lambat laun membuat pertanyaanku terbentuk. Apa sebenarnya Kau hanya rindu padanya dan secara tepat betul semesta mempertemukanmu padaku?
Apa sebenarnya, Aku hanya bayang-bayang darinya? Mungkin kau sesungguhnya tak ingin bersamaku. Hanya seperti katamu, 'Aku mengingatkanmu padanya.'

Dan waktu.
Pertanyaan setelahnya terbentuk lagi.
Ini bukan pertanyaan cemburu, sungguh.
Hanya masalah waktu.
"Apa yang terjadi, jika orang yang bertemu denganmu 3 tahun yang lalu itu adalah Aku. Dan orang yang kamu temui hari ini adalah dirinya? Apakah sama, Dia menjadi bayang-bayangku? Kau dengan riangnya menceritakan tentangku (orang masa lalumu) padanya, sama seperti saat ini kau menceritakannya padaku?"

Pamungkasnya adalah, "Jika orang di 3 tahun lalu mu itu benar-benar Aku, dengan seluruh sifat-sifatku, dengan seluruh kekanak-kanakan dan ke-keraskepala-annya. Apakah kau juga akan menyudahi cerita kita seperti kamu menyudahi ceritamu dengannya?"

Tapi lagi-lagi masalah waktu saja.
Tentang siapa yang lebih dulu, dan tentang siapa yang datang setelahnya.

----------------------
19 Januari 2016
*Peringatan kecil : Bebas berasumsi. Tapi jangan pakai asumsimu itu sebagai senjata untuk menuduhkan sesuatu pada aku yang menulis ini. Tidak ada yang benar-benar tau, ini tentang apa kecuali aku, kan?
Terimakasih perhatiannya. :)

Minggu, 17 Januari 2016

Dari Senja Kepada ... #3

Dari Senja kepada Langit...
Hai langit! Sore ini di Depok-mu turun hujan. Hujannya deras sekali. Saking derasnya, hingga membuat Kakak Matahari berteduh menunggunya reda, padahal saat ini, ia harus menjemput istri tercintanya.

Hai langit! Senja gagal memenuhi janji. Padahal kemarin, Senja bilang akan mempersiapkan diri untuk memberikan proyeksi terbaik dari keseluruhan warna yang mewarnai langit. Senja tak bisa membuat sore ini menjadi indah. Senja membiarkan awan menghitam, lantas membawa hujan. Maafkan Senja, ya...

Padahal kemarin, goresan-goresan jingga itu sudah tampak, meski masih guratan tipis. Senja gagal menyemangati diri, ia masih takut dengan awan kelam.

Kau tahu, langit? Sejak pagi hari, Senja mengurung diri. Bukan di rumahnya, karena ia takut, awan kelam datang kesana. Entah mengapa, rumahnya menjadi sebegitu menarik bagi awan kelam belakangan ini. Tiap malam, tidurnya tak tenang, takut-takut, kalau esok pagi, awan kelam itu datang lagi. Maka hari ini, Senja mengungsi, ke tempat yang menurutnya aman. Jadi maaf ya, hingga sore ini, sinarnya tak mewarnaimu. Tak membuat jingga terproyeksi padamu. Ia masih terlalu takut.

Sekarang pukul lima sore. Beberapa waktu lagi malam datang. Kembali seperti malam-malam sebelumnya, ketakutan dan penuh harap. Berharap awan kelam tak mendatanginya. Berharap esok pagi, disambut fajar dengan senyum yang menenangkan hati.

Senja tak mau pulang, Senja ingin tetap di tempat aman ini. "Ya Tuhan, andai saja bisa. Ingin rasanya tubuh ini hilang tak terlihat. Bebas berada di manapun, kapanpun. Tanpa takut bertemu awan kelam itu." Seandainya.....

17 Januari 2015
Atika Widiastuti


Sabtu, 16 Januari 2016

Dari Senja kepada ... #2

Dari Senja kepada Siang...
Hai Siang, Senja ingin bercerita, kamu dengarkan ya. Tak perlu dibalas jika sibuk, cukup dengarkan. Itu lebih dari cukup.

Kamu tau? Sebelumnya, Senja bercerita kepada Malam, bahwa hari itu perangainya buruk sekali. Ah, malam memang tempat yang sesuai untuk merenung dan bermuhasabah diri. Tetapi padamu Siang, Senja ingin sampaikan hal yang berbeda. Senja mempelajari satu hal baru, sebenarnya bukan baru-baru amat sih, "resep" jitu yang telah banyak ia ketahui teorinya, namun sedikitpun tidak mau ia praktikan dalam hidupnya.

Kau tau, Siang? Senja mulai belajar tentang penerimaan. Bagaimana mengikhlaskan sesuatu, berjalan sesuai ketetapan-Nya. Tak lagi bertanya "Mengapa?" tetapi menjadi "Bagaimana?" Bukan juga lantas menjadi pasrah akan kehidupan tanpa berusaha. Ia memutar haluannya, belajar untuk mengorientasikan apapun kepada proses, bukan lagi pada hasil. Karena hasil, merupakan hak prerogatif Allah. Tuhannya.

Ketakutan nomer satu Senja, kabut kelam yang menutupi sinar sorenya, adalah hal yang seharusnya tidak ia takutkan. Memangnya kenapa kalau hari ini berkabut? Toh tidak setiap hari. Mungkin, esok akan lebih banyak yang menanti kedatangannya mengingat hari ini ia tak nampak ; sebab tertutup kabut.

Meski hidupnya masih tak tenang, meski tidurnya masih tak lelap, meski senyumnya masih tipis, tetapi senja belajar menerima. Penerimaan yang indah, paling indah. Meski melalui cerita yang sedih dan menyakitkan. Senja tahu, Allah sayang pada dirinya. Sebab Allah pasti menemaninya melalui hari, melewati ujian, menjemput kebahagiaan.

Terimakasih Siang.
Senja pamit dulu ; mempersiapkan dirinya, untuk mewarnai sore ini, untuk menjadi proyeksi terbaik dari keseluruhan warna yang mewarnai langit.

Terimakasih Kakak Matahari...
Terimakasih juga Matahari Senja...

Atika Widiastuti
16 Januari 2016

Kamis, 14 Januari 2016

Dari Senja Kepada ... #1

Dari Senja Kepada Malam...
Hai Malam, taukah kamu? Hari ini perangai Senja buruk sekali. Ia sendiri bingung, menjadi separadoks itu, seperti tak tahu lagi yang mana salah, yang mana benar, yang mana yang harus ia jawab iya, yang mana yang harus ia jawab tidak, yang mana yang berdasar hati, yang mana yang berdasar logika. Bukan plin-plan, kadang tiba-tiba pikirannya berubah secepat itu. Senja bingung, ia menjadi kesal pada dirinya sendiri.

Pagi tadi, ia berhasil membuat salah satu sahabatnya, Bulan (mungkin) sakit hatinya, niatnya mungkin baik, namun caranya salah. Alih-alih menyelamatkan Bulan menurut versi Senja, justru ia menjadi orang pertama yang membuat harinya Bulan buruk ; pun berdampak pada harinya Senja. Ia menjadi terus-terusan tak enak hati seharian ini.
Baik buruk memang relatif. Baik menurut Senja, namun tidak menurut Bulan.

Lalu siangnya, ia bertemu dengan Kakak Matahari, Senja memutuskan untuk menceritakan tentang Ibundanya, tentang keluh kesahnya di rumah. Senja menjadi kesal pada dirinya sendiri. Selama ini, ia selalu merasa bahwa ibunya, ayahnya, keluarganya, berbeda dengan orang-orang kebanyakan, tak ada yang bisa dibangga-banggakan, bukan merupakan sosok keluarga yang ideal. Namun kemudian ia sadar, mungkin karena dirinya sendiri bukan merupakan anak perempuan yang ideal. Lantas, jika dirinya pun jauh dari kata ideal, bahkan mencoba menjadi ideal saja tidak mau, pantaskah ia mengharapkan keluarga yang ideal? Akhirnya, tangisnya pecah di depan Kakak Mahatari.

Kakak Matahari mencarikan solusi, Senja diajari ilmu baru, yang harapannya, dari ilmu yang diajarkan padanya itu, sedikit banyak bisa menjadi solusi bagi cerita-cerita Senja padanya. Senja girang bukan main. Memang tak salah lagi, Kakak Matahari, memang selalu menjadi Matahari baginya ; tak tergantikan. Selamanya.

Kemudian datang Ibu Cahaya, meminta bantuan Senja mengajar anak didiknya sore itu, tidak terlalu sulit memang, Matematika. Senja suka pelajaran itu. Si Anak didik sepantaran dengan Adik Senja, lantas ia kembali berfikir, adiknya di rumah, tak pernah ia temani belajar, sesekali adiknya bertanya, lantas Senja menjawab seadanya, hanya mentransfer ilmu, bahkan tak memastikan apakah adiknya paham atau tidak, sementara di situ, ia mengajar anak orang lain dengan sabar dan telatennya. Hanya karena dibayar? hanya karena tak enak pada Ibu Cahaya? Akhirnya ia mengajar, hanya mengajar. Tak ada semangatnya disitu, meski memang senyumnya tetap mengembang di bibirnya, mengajar dengan cara pintas dan metode sendiri seperti kebiasaannya, namun jiwanya tidak disitu, seringkali ia melirik jam, berharap segera berakhir. Saat itu, ia makin kesal pada dirinya sendiri.
Hal ini baik, mengapa menjadi tidak baik untuk sisi lain batinnya?

Sore berangsur pergi digantikan malam. Senja kembali mengajar, malam ini memang jadwalnya bertemu peri-peri kecil, sesekali mendengarkan celoteh mereka satu persatu. Ada yang bercerita tentang sekolahnya, ada yang bercerita tentang kejadian apa yang ia alami hari ini, ada pula yang bercerita tentang kemarin ketika jadwal mengajar bukan gilirannya Senja.

Peri-peri kecil minta bermain saja malam ini, tidak usah tambah hafalan, tidak usah mengeluarkan Al-Quran untuk dibaca, "kan kemarin sudah baca Quran, ka Senja" kata seorang peri kecil. Namun Senja bingung, hendak memainkan permainan apa lagi? Mengapa setiap jadwalnya mengajar, peri-peri kecil ini meminta untuk bermain? "Hei, coba manfaatkan keberadaan kakak Senjamu ini adik-adik. Kalau ingin bermain, untuk apa ada Kakak disini? Memangnya permainan kalian butuh guru?", dalam hatinya mengeluh.

Memang tak ia keluarkan kata-kata itu, tapi cerminan kata-kata itu terlihat jelas di wajah Senja. Di saat itu, mungkin puncak kekalutannya tersalurkan, ia meledak. Bak tumpukan mercon yang hanya perlu dimantik api kecil untuk terbang bebas melesat ke langit. Ia geram, ia memang tak memarahi peri-peri kecil, namun ucapan-ucapan yang keluar dari bibir Senja mungkin menyakitkan mereka, entahlah, ia tidak mengingatnya. Yang ia tahu, beberapa di antara peri-peri kecil itu, basah matanya, air matanya mengembang, menahan tangis. Alih-alih menurut, mereka akhirnya mengelurkan Qur'an, Senja menemani mereka membaca Qur'an, membenarkan bacaan yang salah. Mereka tetap membaca, meski senyum tak lagi tersungging di bibir mereka seperti pertama tadi.

Ah! Lagi-lagi ia kesal pada dirinya sendiri kala itu. Lengkap sudah malam ini. Mengapa harus melibatkan orang lain jika ia hanya kesal pada dirinya sendiri? Apa salah peri-peri kecil ini? Mengapa tak menuruti mereka saja? Tetap bermain namun menyelipkan hikmah-hikmah positif dari tiap permainan itu; seperti yang Senja lakukan sebelum-sebelumnya. Mengapa? Kenapa? Ada apa dengan dirinya?

Pulangnya, ia menemui Adiknya, ingin menemani adiknya belajar malam ini. Namun yang ingin ditemui sudah pulas terlelap dalam tidurnya. Lalu Senja menemui Sang Ibu, ingin meminta maaf, namun keberaniannya masih kalah besar dibanding egonya saat itu. Terlalu sulit baginya merangkai kata, untuk kemudian ia katakan pada Ibundanya, entahlah, ia terlalu ragu, terlalu besar juga gengsinya. "Lain kali saja jika timing-nya tepat", kata batinnya, ia menuruti perkataan batinnya itu.

Hai malam, buruk sekali perangai Senja malam ini. Kau yang mendengarkan keluh kesahnya saja ikut menjadi bertanya-tanya, kan? Sama. Senja pun. Bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Sebenarnya, apa yang terjadi pada dirinya?

----
#WritingChallenge tetap ku lakukan, namun tidak setiap hari. Ternyata banyak kendalanya, bukan hanya soal paket internet atau keberadaan laptop, tetapi lebih dari itu. Lain kali akan ku ceritakan kendala-kedalanya, tentunya setelah selesai 31 hari.


Senin, 11 Januari 2016

Minggu, 10 Januari 2016

Share Something You Struggle with ( Writing Challenge #Day8)

#Day8 Share something you struggle with : 

Berjuang, entah berjuang dengan dan untuk apa. Yang dia tahu, ia selalu harus meyakinkan diri akan hal itu, bahwa meski itu terjadi lagi, semua akan baik-baik saja. Karena nyatanya, kejadian itu pasti berulang, dan setiap kejadiannya, terlewati juga olehnya, meski memang tidak pernah mulus dan baik-baik saja.

Berjuang, entah ini disebut perjuangan atau bukan. Sesuatu yang sangat ingin Ia lepas dalam kehidupan, tetapi tidak bisa. Bukan terhalang suatu apa, tetapi memang tidak bisa. Yang satu ini, telah memberi penghidupan padanya, restunya harus selalu ia cari hingga hanya maut yang dapat memisahkan.

Dulu, pertama kali. Terlihat jelas saat dirinya berusia 1 SMP. Kejadian pertama, dari kejadian yang berulang itu. Bocah kelas 1 SMP, bukan romansa keluarga, atau juga romantisme cinta monyet yang dihadapinya, tetapi sesuatu yang bahkan dirinya sendiri tidak paham.
Ia ketakutan, bahkan sangat. Entah harus mengadu ke mana, berkeluh kesah ke siapa. Hanya bisa menangis. Tangisan anak kelas 1 SMP.

Waktu berlalu, si anak menjadi dewasa dengan sendirinya, ia mulai paham, ia mengerti apa yang terjadi. Kejadian kedua, kejadian ketiga, ia tak bisa hanya tinggal diam dan membiarkan kejadian ini berlalu dengan sendirinya, lantas berulang lagi di waktu yang entah ia tidak tahu kapan.

Ia berontak, menyalahi keadaan, seolah seluruh kehidupan tidak ada yang bisa mengertinya. Keluarga, lingkungan terdekatnya, nyatanya tidak bisa memberikan kenyamanan seperti yang ia selalu lihat di keluarga teman-temannya, tetapi baiknya, ia tidak terpengaruh pergaulan buruk. Ia yakin, pasti ada hikmah dari kejadian-kejadian ini.

Puncaknya saat menjelang UN SMA. Konsentrasinya pecah, tidak bisa fokus tentuk saja. Yap. kejadian ini berulang lagi. Ada satu yang akhirnya membuatnya tambah mengerti, surat dari dokter yang bertuliskan ; Schizophrenia.

Kata asing, yang coba ia cari tahu sendiri. Mulai saat itu, kehidupan tidak lagi sama. ia harus memposisikan bukan lagi dari sudut pandangnya saja. Berkecamuk memang, harus memutuskan harus memposisikan diri dimana, sebagai anak, sebagai teman, sebagai seseorang yang (mungkin) telah banyak tau tentang kata asing itu dibanding anggota keluarganya yang lain.

Oktober 2013. Keputusan berat yang terbaik telah diputuskan, membuatnya harus berbagi peran, menjadi anak ayahnya, juga menjadi anak ibunya, memang bukan lagi pasangan suami istri, tetapi tetap pasangan orangtua untuknya.
 Hari ini, Januari 2016. Peringatan datang kepadanya. Untuk berhati-hati, kejadian keempat mungkin akan terulang lagi di waktu dekat.

Ia pasrah, kembali berdoa, mau takut rasanya sudah tak pantas ; ia harusnya lebih dewasa menghadapi itu. Mau mengutuk, mau marah rasanya juga tak pantas, ada seseorang yang seharusnya lebih berhak untuk melakukan itu; ibunya. Yang bisa ia lakukan hanyalah bersiap, melakukan lagi apa-apa yang telah ia lakukan di kejadian pertama, kejadian kedua, hingga kejadian ketiga yang membuat kejadian-kejadian itu berlalu. Meski memang tidak pernah berakhir baik-baik saja.

-----
Hari ke-10. Huhu diriku skip 2 hari menulis :(
Jadi, ceritanya kemarin abis dapet musibah; Kaki sebelah kiri terkilir, gara-gara ceroboh, pakai sepatu cuma asal masuk, lalu jalan berjinjit dengan sepatu itu, kemudian tanpa sadar, jalannya goyah, lalu terkilir, dan jatuh. Ya gitudeh, kejadiannya cepet banget rasanya tapi suara 'bretek' tulang-tulangnya serasa terdengar banget di telinga. (duh, beretek bahasa Indonesianya apa ya-_-). Jadi, selama 2 hari ini tiduran aja di rumah. Solatpun sambil duduk. Setiap mau wudhu diantar adik ke kamar mandi. Setelah kakinya diurut oleh 2 orang berbeda, hari ini udah agak bisa jalan, bahkan diriku diajak makan burger mekdi, hehe
Well. benar ya. Nikmat sehat baru terasa setelah sakit. Jadi merasa banget-banget kurang bersyukur selama ini. huhu

Atika Widi
10 Januari 2016

Kamis, 07 Januari 2016

10 Songs That You're Loving Right Now ( Writing Challenge #Day7)

Hai, hari ketujuh. Berarti sudah seminggu nih, hebat yak. Well mungkin karena masih waktu liburan, jadi cerita di prolog yang hadir selalu sama. Hari ini ada sedikit berbeda sih, hari ini diriku ada deep sharing dengan Kakak Penyuka Kopi tentang sesuatu yang mungkin tabu untuk dibahas, tetapi karena beliau emang concern di bidang masalah ini, dan juga orang pendidikan, jadi bahasan tabu ini jadi "enak" untuk dibahas, beliau memberikan semacam tugas, pencerdasan, baca-baca tulisan Ibu Elly Risman.
--------
Jujur kalau lagu, diriku engga terlalu update, karena lebih suka mendengarkan Bahana FM daripada Prambors FM yang musik kekinian saja yang diputar. Sehari bisa lima kali lagu yang sama diputar. Di Bahana tuh lagunya se-campur itu dari hits awal 2000an. Terus kocaknya, gue pernah mikir, "yailah, 2000 baru kemarin." setelah sadar "Astaga. 2000 itu 16 tahun yang lalu."
Playlist di HP juga jarang di play, karena lebih suka dengerin dari radio, ada iklannya, ada suara penyiarnya, juga karena kita gak tau dan gak bisa nebak, lagu apa yang diputar selanjutnya. Mungkin biasa aja sih, buat gue kayak gitu asyik banget tau haha

Jadi, 10 lagu yang sedang Aku sukai saat ini : 
#10 Sunset di Tanah Anarki - Superman Is Dead
       "Andai ku malaikat, ku potong sayapku dan rasakan perih di dunia bersamamu. Perang kan berakhir, cinta kan abadi, di tanah anarki romansa terjadi~"

#9 Untitled - Maliq & D'Essentials
"Ketika kurasakan sudah, ada ruang di hatiku yang kau sentuh~"

#8 I Lava You (Ost. Lava) - Kuana Torres Kahele with Napua Greig & James Ford Murphy
"I have a dream, I hope will come true. That you're here with me, and I'm here with you~"

#7 Arti Cinta - Ari Lasso
"Selama jantungku masih berdetak, selama itu pula engkau milikku. Selama darahku masih mengalir, cintaku pasti takkan pernah berakhir.~"

#6 Denting - Melly Goeslaw
"Denting yang berbunyi dari dinding kamarku, sadarkan diriku dari lamunan panjang~"

#5 Speak Now - Taylor Swift
"I am not the kind of girl who should be rudely barging in o a white veil occasion but you are not the kind of boy, who should be marrying the wrong girl"

#4 Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta Lagi - HiVi!
"Meski bibir ini tak berkata bukan berarti ku tak merasa ada yang berbeda diantara kita~"

#3 Cinta dan Rahasia - Yura Yunita ft. Glenn Fredly
"Terakhir ku tatap mata indahmu di bawah bintang-bintang~"

#2 Flashlight - Jessie J
"I got all I need when I got you and I. I look around me and see a sweet life~"

#1 Photograph - Ed Sheeran
"We keep this love in a photograph, We made these memories fot ourselves~"
----
Bye thursday! :)
see you at #Day8

Atika Widiastuti
07 Januari 2016


Rabu, 06 Januari 2016

Five Ways to Win Your Heart ( Writing Challenge #Day6 )

Bismillah! Hari ini gabut banget di rumah. Katanya ada kerjaan, iyasih orang yang bawa kerjaan dateng ke rumah, tapi kerjaannya gak dibawa -_-
---
Hari ke-6, Lima cara memenangkan hatiku(?)
kok serasa hatiku adalah hadiah perlombaan, sih, mesti dimenangkan, haha.

Sejujurnya dan sebenar-benarnya, dari berbagai macam ilmu tentang kepribadian yang diajarkan si Kakak Penyuka Kopi kepadaku, Atika kurang lebih seperti ini :
1. Hasil MBTI-nya berubah-berubah, karena tes yang diikuti gak reliable, jadi gak bisa dipercaya tingkat akurasinya. Sedangkan di Indonesia, sedikit penelitian tentang MBTI (kata istrinya si Kakak Penyuka Kopi), tapi dari setiap tes MBTI yang gak reliable itu, selalu ada tiga type yang gak berubah : Introvert, Sensing dan Judging, haha
2. Menurut Personality Plus, Atika adalah Melankolis.
3. Menurut Enneagram, Atika adalah type 4 Romantic.
4. Blood Type-nya, Atika adalah type O+

Dapat menarik kesimpulan dari empat poin di atas?
Jadi sebenarnya, kalau bicara masalah hati, lima hal kayaknya terlalu dikit karena setiap hal, sesederhana apapun yang oranglain lakukan untukku, pasti secara langsung itu memenangkan hatiku, #ecieee

Jika Aku jadi objek, mungkin idealnya, hatiku dapat dimenangkan dengan cara :
- Jadilah orang baik yang tulus. Meski tulus tak ada parameternya, tetapi hati bisa merasakan.
- Jadilah orang yang mau mendengar ketika telinganya kubutuhkan.
- Mau menasehati Atika jika salah atau menuju ke arah yang salah.
- Sesederhana mengingat tanggal lahirku, hehe
- Menerima Aku apa adanya, tidak memaksakan Atika harus begini, begini, begini.
- Menjadi peta berjalanku

Orang-orang memang datang dan pergi dalam hidup, tetapi ada beberapa orang yang dengan caranya, memenangkan hatiku saat aku menjadi subjeknya, 
- Aku menjadi pendengar, tanpa diminta, dirinya bercerita banyak padaku ; tanda Aku dipercaya olehnya
- Dirinya menyukai dan menghargai apa yang aku lakukan untuknya
- Dirinyavyang tanpa diminta, selalu ada di pikiranku
Kayak saat-saat ini, salah satu temanku, dua bulan lagi berulangtahun, mulai dari November tahun lalu, udah kepikiran, kira-kira bakal kasih dia apa yaa... sederhana sih alasannya ; dia telah memenangkan hatiku. #eaaaak

If you are special for me, you absolutely have something that I make it with myself. Seniat itu memang Atika jika hatinya sudah dimenangkan, lantas menjadi sayang dengan seseorang, dengan sendirinya. (eh, gue ngomong "sayang" jangan pada salah sangka-_-)
Kayak bocil yang tempo hari diriku pernah ceritakan disini.

---
dan karena hal-hal tersebut diatas, banyak yang menyematkan predikat, "Tika baper".
tapi bodo ah, gue mah terserah aja, haha
(terserah sih terserah, tapi tetep dipikirin, ckck)

Bye #Day6, see u at #Day7

Atika Widiastuti
06 Januari 2016

Five Places You Want to Visit ( Writing Challenge #Day5)

Hai lagi!
Tulisan ini harusnya ditulis untuk hari kelima, tetapi Aku tulis di hari keenam. Padahal baru hari kelima, tapi udah gak istiqomah sama janji ke diri sendiri ; untuk nulis tiap hari.
Tapi ngomong-ngomong, hari kemarin bukan berarti diriku gak menulis loh ya. Aku menulis postingan yang lain dan mengerjakan satu wishlist yang berkaitan tentang menulis juga. So, kemarin Aku tetap "produktif" menulis sebenarnya, hehe #tetapngeles #gakmaudisalahin #cewekbanget

So, this is for #Day5
Karena tempat bukan negara, jadi ini lima tempat yang ingin aku kunjungi :

#5 Hagia Sophia ( Aya Sofya) di Turki
Hagia Sophia awalnya Gereja, atau disebutnya Basilika. Tapi saat Sultan Mehmed II menaklukan Konstanstinopel, bangunan ini dijadikan Masjid. Namun memasuki masa modern, statusnya diubah menjadi museum.

#4 Jalan Asia Afrika, malam hari
Haha, ini di Bandung. cuma kepingin ketemu sama dua (orang) bapak ini aja hehe
saya nemu foto mbaknya di google, hehe

#3 Rinjani
Gunung Rinjani ada di Pulau Lombok, NTB. Merupakan gunung tertinggi kedua di Indonesia, 3726 mdpl. Butuh banyak banget persiapan kalau mau kesini, persiapan fisik, persiapan psikis, juga persiapan dana. hehe.
"maunya sih naik pelaminan, ya masa sendiri? naik gunung ajadeh.", kata Mas-nya

#2 Papua
Dengar cerita dari Tuan Putri, yang ketara banget walau kita udah semester 5 di Kampus Depok gini , dia belum bisa move on dari Papua. Kata dia, Papua indah banget. Kebayang sih, semoga someday ya bisa kesana. Gak ke Raja Ampat kok, itu susah katanya. Ke pantai-pantai di sana aja kayaknya udah senang banget, hehe

gak ngerti lagi ini kayak lukisan :')
#1 Makkah Al-Mukaromah
The Holly Place, Makkah Al-Mukaromah. Siapa yang enggak ingin kesini? Banyak yang ingin mendatangi, termasuk saya. Bahkan yang udah pernah pun rindu ingin mendatanginya lagi. Rukun Islam kelima, tanpa paksaan sebenarnya, Allah beri keringanan, hanya "bagi yang mampu", bukan finansial saja. Mampu semuanya. Jadi yuk, saling mendoakan (dan mulai bersiap dari sekarang) nabung yang banyak, jangan lupa. :P

---
Jadi, itulah 5 tempat paling ingin ingin ingin dikunjungi versi Atika.
Sekian #Day5, see you at #Day6! :)

Atika Widiastuti
untuk 5 Januari, yang ditulis 6 Januari
:(

Selasa, 05 Januari 2016

dari Perahu Kertas

Mungkin Aku terlalu telat atau gimana, tapi malam kemarin Aku baru aja nonton Perahu Kertas 1 dan 2. Iya, filmnya emang dari zaman baheula katanya. Yang booming sama radar Neptunus itu.

Sekilas biasa aja sih filmnya *ditimpuk loversnya*, film cinta remaja. Tentang Kugy yang suka menulis dan mendongeng, juga Keenan yang suka melukis tapi ditentang Ayahnya karena ada "cerita tersendiri" di masa lalu. Mungkin yang udah nonton juga masih pada inget alur ceritanya, hehe

Kugy suka menulis cerita dan mendongeng adalah cita-citanya, namun menurutnya tidak realistis. Keenan memvisualisasikan cerita Kugy menjadi gambar-gambar, dan sejak itu Kugy percaya akan mimpi dan cita-citanya ; berkat gambar Keenan.
Aku bermimpi menuliskan buku dongeng pertamaku, sejak kamu membuatkanku gambar-gambar ini, aku merasa mimpiku semakin dekat. Hari ini aku juga bermimpi, aku bermimpi selamanya bisa menulis dongeng, aku bermimpi  bisa berbagi dunia itu bersama ilustrasimu. Karena bersama kamu, aku tidak takut lagi jadi pemimpi, karena hanya bersama kamu, segalanya terasa dekat, segala sesuatunya ada.

Ternyata ada cinta, namun keduanya selalu menafikan itu, ditambah masing-masingnya sudah punya kisah cintanya sendiri. Jadilah cinta itu terpendam, atau sengaja dipendam. Waktu berjalan, orang-orang datang dan pergi dalam kehidupan. Konflik terjadi di dalamnya. Hingga mereka akhirnya bertemu di acara pernikahan sahabat mereka, Eko dan Noni.
Sejak saat itu, hidup terasa berwarna lagi. Ternyata rasanya masih sama.

Hingga akhirnya, antar keduanya saling mengetahui perasaan satu sama lain, namun kondisinya berbeda. Kugy sudah bersama Remi, pun Keenan bersama Luhde. Akhirnya mereka sepakat, untuk "memilih" jalan hidupnya sendiri.

Ada satu kalimat dari Remi pada Kugy:
"Pernah gak Keenan minta dikasih buku ini sama kamu? Pernah gak kamu minta aku kasih cincin ini ke kamu? Gak pernah, kan? Cari orang, yang bisa kasih kamu segala-galanya, apapun itu, tanpa kamu harus minta."

Ada juga Luhde yang berkata pada Keenan :
Hati itu dipilih, bukan memilih. kalo selamaya Keenan memilih disini sama saya, selamanya juga Keenan gak bakal tulus.

---
Well. yang tercetak miring itu inti tulisan ini sih. hehe
Bahwa kadang sering dalam hidup, kita menemukan seseorang yang dengan senang hati kita bahagiakan tanpa harus dia minta, sederhana penjelasannya, karena hati kita telah dipilih olehnya. Maka segala apapun yang kita lakukan untuknya, apapun demi kebahagiaannya, adalah juga kebahagiaan untuk kita. Hati kita menjadi objek, sedang dirinya adalah subjeknya. Hanya seringkali, kita bingung sendiri mendefinisikan hal itu. Kini aku tau frasanya : Karena hati kita dipilih.

Kalau hati kita memilih, secara tidak langsung ada hal yang pasti kita korbankan, karena itu berupa pilihan. Kita subjek, kita yang memutuskan. Beda halnya dengan dipilih, secara tidak langsung itu merupakan suatu keikutsertaan "dengan sendirinya". tanpa harus kita mengorbankan apa-apa.

Dan mungki menjadi kebahagiaan paling paripurna jika orang yang bersama kita nantinya, merupakan orang yang hatinya saling dipilih oleh masing-masing dari kita. Dengan senang hati, antar keduanya saling memberi, memberi, dan memberi. Sudah menemukan?

Entah bagaimana mekanismenya bekerja, tapi Aku sedikit banyak setuju dengan sudut pandang ini,
hehe. Ah, jadi penasaran mau baca novelnya, ada yang punya dan boleh untuk ku pinjam? :)


Atika Widiastuti
05 Januari 2015

Senin, 04 Januari 2016

Someone Who Inspires You ( Writing Challenge #Day4)


Izinkan Aku memperkenalkannya. Nama beliau adalah Wandi Wahyudi. Jika menulis tentangnya, Aku bingung memulai dari mana, semua kisah hidupnya mengispirasiku.
Ka Wandi, begitulah aku memanggilnya. Aku mengenalnya sejak usia SMP, dia seorang kakak di yayasan Rumah Iqro Insani. Darinya, Aku mengerti bahwa segala halangan yang ada itu sebenarnya bukan menjadi suatu masalah jika kita memilih untuk menghadapinya, asal kamu punya tekad dan keyakinan yang kuat akan hal yang sedang kamu perjuangkan.

Dari website-nya sebenarnya sudah bisa dilihat sih profil beliau, tapi biarkanlah disini Aku bercerita tentangnya menurut versiku.
Ka Wandi lahir sebagai anak ketiga dari 5 bersaudara, terlahir dari keluarga sederhana, namun semangat dan mimpinya tidak sederhana.Sedikit banyak, banyak orang-orang yang berkata dan mendo'akan, Tika ini adalah ka Wandi versi perempuan, hehe. Aamin ya Allah :")

Sejak kecil, Ka Wandi berbeda dengan teman sebayanya, ketika ada waktu bermain, ia lebih memilih membantu orangtuanya.Sejak SD hingga studinya sekarang, ka Wandi ini selalu mendapatkan beasiswa, dan mari ku beri tahu hal yang lucu.
Sekolah Dasar beliau, sama denganku ; SDN Cipedak 02 Petang
Sekolah Menengah Pertama beliau, sama denganku ; SMPN 131 Jakarta
hanya saat SMA, beliau memilih SMA yang lebih dekat dengan rumahnya, yakni di SMAN 97 Jakarta, sedangkan Aku di SMAN 49 Jakarta.

Memilih SMA sebenarnya adalah hal yang biasa, namun menjadi berbeda ketika pilihan itu bukan merupakan dukungan dari orangtua, beliau disarankan orangtuanya untuk masuk SMK saja, dengan harapan setelah lulus sekolah, bisa membantu orangtua bekerja. Sama seperti yang ibu sarankan padaku ; untuk Aku mengambil SMK saja selepas SMP.
Disini bukan berarti aku merendahkan pilihan SMK lantas meninggikan SMA ya, setiap orang punya pilihan. :)

Tapi seperti yang tadi ku bilang, sejak kecil ia berbeda, ia senang sekali belajar, ia tetap mengambil SMA, peringkat satu bahkan yang paralel diangkatan itu sudah biasa. Darinya Aku diajarkan untuk menulis Buku Mimpi (dreambook), tulis apapun keinginanmu dan lihat beberapa tahun kemudian, mimpi-mimpimu hanyalah tulisan yang kau coret dengan pena, tanda mimpimu telah terealisasikan.
Waktu kelas XI semester 1, aku pernah mengiriminya pesan singkat (SMS), dan memberitahu bahwa Aku mendapat peringkat 18 di sekolah, tetapi tetap tidak mau mengakui bahwa Aku memang kurang belajar, padaku ia memberikan tulisan ini sebagai hadiah. Tulisannya bagus, kata-katanya menyadarkan.

Masih dengan beasiswa, akhirnya ia mendaftarkan diri di Perguruan Tinggi, tanpa biaya tes masuk, hingga dirinya menjadi Mahasiswa S1 Reguler Jurusan Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia angkatan 2006. Dan inipun sama denganku, cuma bedanya Aku jurusan Teknik Lingkungan. Tapi tetap ya kak, kita sama-sama Anak Teknik, haha 

Masuk kuliah kala itu, di lingkungan kami adalah suatu yang membanggakan. Aktif di beberapa organisasi selama kuliah, bahkan sempat mengembangkan usaha dari dana inkubasi bisnis UI.
Dan entah Aku akan berterimakasih atau marah padanya, aku memilih Teknik saat SNMPTN sedikit banyak karena "pengaruh" beliau, haha. Ya dia tidak secara langsung menyuruhku agar mengambil teknik, tapi dari pembawaannya, Aku jadi berfikir "Ah, Teknik kayaknya keren. Menjanjikan banget."
hahaha, Terimakasih kak, terimakasih banyak.

Lulus S1, beliau mencoba magang untuk mencari pengalaman, namun karena merasa tidak cocok dengan lingkungan kerjanya, dan masih ingin belajar, beliau apply beasiswa S2, dan Alhamdulillah, beliau diterima menjadi mahasiswa di University of Science & Technology, Daejeon, Korea Selatan dengan peminatan material science, lebih spesifik lagi adalah tentang fuel cell. 

Mendekati kelulusan S2 nya ia meng-apply lagi beasiswa S3 di KAUST Saudi Arabia, ia mengajukan diri ke beberapa profesor dan lebih dari separuh menerimanya, Aku lupa angka tepatnya berapa. Akhirnya resmilah ia menjadi calon PhD, masih dengan fuel cell-nya.
Sebelum melanjutkan untuk belajar lagi, ia pulang ke Indonesia dan meminta izin untuk mewujudkan satu mimpi lainnya di dreambook-nya ; Menikah.
Dan kamu tau menikahnya dengan siapa? Dengan seorang Kakak tersayangku juga, yang sama-sama membangun Rumah Iqro sedari awal, namanya Ka Anik Sofiyah. Aku pernah ceritakan tentang mereka disini, hehe.

Studinya tidak mulus, tentu saja. Meski dengan beasiswa sehingga seolah, beliau tinggal fokus saja belajar. Padahal aselinya, kita tidak pernah tahu. Hingga tadi sore, seperti biasa Aku chatting dengan Ka Anik, membahas tentang keingianku untuk studi S2 di luar negeri, hehe.
Hingga bahasan kami, akhirnya berfokus pada Ka Wandi dan fuel cell-nya.
Awalnya memang fuel cell, namun terjadi masalah internal di universitasnya.

"Ingin kukisahkan padamu bahwa dulu di sebuah universitas, ada sekelompok orang melakukan riset agar teknologi oembangkit listrik bisa menghasilkan efisiensi bahan bakar 100%, ya 100% efisiensi dan ramah lingkungan karena emisinya hanyalah air bersih. Jauh lebih ramah lingkungan dan efisien dari mesin pembakaran yang saat ini digunakan untuk kendaraan bermotor.

Namun di hari bersejarah ini semuanya harus berakhir, mereka terpaksa menghentikan riset mulia itu hanya sebab ego segelintir orang. Hari ini lab mereka harus ditutup dan tidak akan pernah dibuka lagi.

Tolong sampaikan maaf kami kepada mereka yang belum sempat melihat teknologi itu, para sahabat, adik, anak, cucu, serta generasi penerus.

Salam cinta, Fuel Cell :)"

Padalah Prof. Made waktu kelas Termodinamika pernah bilang bahwa "Gak ada efisiensi yang 100%, pasti ada yang terbuang", 100% efisiensi itu bakal keren banget kayaknya ya:").
Hingga akhirnya kini beliau mengulang dari awal lagi dan mengganti bidang riset menjadi baterai.
Sampai saat tulisan ini ditulis, mereka tinggal di Thuwal, Arab Saudi. Ka Wandi melanjutkan studinya, ka Anik bekerja sebagai asistant teacher di KAUST School.

Hem.. Aku gak bakat bikin penutup nih, jadi yaudah kita cukupkan saja, hehe

Terus semangat, ya kak!
Adikmu yang satu ini gak berenti-berentinya bangga dan terinspirasi :)
----
Sekian #Day 4 sampai jumpa di #Day5

Atika Widiastuti
4 Januari 2015

Minggu, 03 Januari 2016

Your Dream Wedding (Writing Challenge #Day3)

Rada random yak tema hari ketiga, tapi okelah, namanya juga challenge. Hari ini hari Minggu, sedang ada arisan keluarga di rumah, arisannya bulanan dan bergilir gitu tiap pertemuannya, pas betul hari ini acaranya di rumahku. Sedari tadi saudara datang, yang pertama ditanya bukannya kabar tapi malah, "Wah udah gede ya si Tika. Udah punya pacar?"
yaelah, please deh, mending tanya gimana kuliah gue deh haha

Baru saja menyelesaikan Essay mata kuliah Isu Global 10 halaman tentang kantong plastik, sebenarnya ini revisi, revisi seangkatan. bukan karena kita tidak sungguh-sungguh mengerjakan kok, meski ada beberapa yang mungkin tidak sepenuh hati mengerjakan, tetapi memang standar dosennya yang tinggi, maka revisi ini dijadikan bahan UAS takehome and I did it! Semoga gak revisi lagi T.T

----
Day 3 : Your Dream Wedding
hahahaha.
hahahaha.
hahahaha.

Sejujurnya guys, karena sekarang-sekarang ini gue udah mulai kondangan tanpa orangtua, maksudnya emang di undangannya atas nama sendiri, misalpun ibu gue juga diundang, kami perginya gak bareng, ibu bareng rombongan ibu-ibu, gue nyari teman yang sebaya.
Di setiap resepsinya, gue selalu memperhatikan detailnya gitu, dari dekorasi sampai pelayanannya ; kursi, para among tamu, akses menuju ke tempat resepsi, pelaminan, pernak-pernik macam photobooth, sticky notes untuk mempelai, dan lain-lain.

Ini sekedar tulisan impian setelah observasi aja yak. Yaa namanya impian :P
untuk calon suamiku, dimanapun kamu, jika kamu baca ini, maafkan calon istrimu ini jika banyak terdapat hal-hal yang terlalu memberatkan persiapan kita nanti #eh Nanti bisa kita diskusikan, kok. ehehehehehe

#1 Akad Nikah dan Resepsinya di hari yang sama
alasannya : Supaya sekalian. Capeknya sekalian, ribetnya sekalian, bahagianya juga sekalian :P

#2 Acaranya di rumah atau di lingkungan rumah, bukan nyewa gedung atau di tempat yang jauh dari rumah.

#3 Tema
Dekorasi dan pernak-perniknya nanti harus megandung warna Ungu muda/Abu-Abu/warna pastel gitu, dan itu seragam. Jadi keseluruhannya ; Baju pengantin, pelaminan, kebaya orangtua, kebaya pagar ayu/pagar bagus, resepsionis, sampai warna tendanya senada warnanya.

#4 Dress pengantin


Pernah suatu ketika baca artikel tentang dress pengantin yang simpel dan syar'i, lalu jatuh cinta sama dress yang ini, cantik, sederhana, gak macem-macem.
May I have one? hehe













#5 Souvenir
Hehe, nyadar gak sih? kalau souvenir nikahan itu gak jauh-jauh dari barang pecah belah/gantungan kunci/tempelan kulkas? Udah dari lama sebenarnya, kepikiran kira-kira souvenir apa yang bakal dikasih ke para tamu, tapi anti-mainstream, selain karena alasan supaya souvenirnya ini lebih fungsional. Karena diriku jurusan teknik lingkungan, terbersit suatu ide : tanaman! bisa berupa bibit tanaman dengan tanah lalu diberi pita pada plastik polybag atau souvenir pernikahan tanaman seperti ini, hehe. Ya semoga terwujud ya. Coba bayangkan kalo ada sekitar 500 tamu undangan, 50% nya merawat ini, udah ada sekitar 250 tanaman baru di muka bumi :)

#6 Hiasan Pelaminan
Boleh gak sih, hiasannya begini? hehehe #ngarep banget
tapi rada aneh sih ya, acara resepsinya sakral, tetiba hiasannya kartun macam gini haha.

#7 Meja piring kotor dan tempat sampah
Sering dan hampir selalu menemukan piring-piring kotor dan sampah berserakan di sekitar tempat acara. Baik piring kotor sisa makan, atau sampah gelas air mineral, ice cream, tisue basah, dll. Piring yang digunakan setelah makan, diletakkan begitu saja di bawah kursi tamu. Memang biasanya akan ada petugas yang mengambil, tapi tetap aja pemandangannya gak enak dipandang ; kotor.
Inginku ya, diriku menyediakan meja panjang tempat tamu meletakkan piring kotor, walaupun tetap akan dibersihkan oleh petugas tetapi setidaknya, area kotornya berpusat pada satu tempat. Dan juga tersedia tempat sampah/ plastic trashbag hitam yang besar dan MC sepanjang acara terus mengingatkan : "Diberitahukan kepada para tamu undangan, harap menjaga kebersihan, dan jangan lupa untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan."
ah idaman banget gak sih? hehe

#8 Pohon Harapan
ada satu pohon harapan yang kami buat, nantinya para tamu dapat menggantungkan harapan dan doanya untuk kami pada kertas sticky notes yang telah disediakan.

#9 Stand Photobooth
untuk kenang-kenangan :)
photobooth di pernikahannya ka DK



#10 Foto dan Video Dokumentasi
karena pernikahan adalah momen sekali seumur hidup. Aku gakmau sampai terlewat momennya, hehe :)

---
sekian #10 poin dream wedding versi Atika. Huu padahal pendamping aja belum kelihatan batang hidungnya, tapi pernikahan impiannya udah ada #10 poin gini.
Yasudahlah,
mari berdoa bersama untuk #10 poin diatas hehe

Sampai jumpa di #Day4!

Atika Widiastuti
3 Janauri 2015

Sabtu, 02 Januari 2016

Something that Someone Told Me About Myself that I Never Forget ( Writing Challenge #Day2 )

This is #Day2
Write something that someone told you about youself that you never forget (tulis sesuatu yang seseorang katakan tentang dirimu yang kamu tidak akan pernah lupa)

Kayaknya sekali-kali nulis tentang ketidaksopanan diriku gak papa ya, hehe.. bahan pembelajaran.

Jadi, kejadian ini terjadi belum lama, di suatu malam eksplorasi caka BEM FTUI 2016 hari kedua, kalau tidak salah 24 November 2015, yang eksplorasinya ditunda sebab katanya ada Olim UI, yang eksplorasinya jadi dimulai lewat jam 9 malam lewat karena ada tantangan sebab hari pertama tidak memenuhi kuorum.
Padahal Aku, si Anak PP sudah dengan semangat menggebu ingin hadir di eksplor hari kedua, ternyata dimulainya malam sekali :') meski akhirnya gakjadi dateng eksplor, tapi malah ngerjain tugas besar limbat, tetap di teknik, di Lobby K lebih tepatnya, hehe.

Nah jadi, selepas maghrib di Mustek sama Tuan Putri (yang tidak mau disebutkan namanya), kita memutuskan untuk makan di kantek (kantin teknik) sambil ngobrol-ngobrol. Kantek selepas maghrib saat itu rada lenggang sih, gak seperti jam makan siang. Kantek dalam, kala itu baru pertama kali rasa-rasanya Aku datangi untuk makan, biasanya cuma asal lewat aja, atuhlah maaf bukan anak kantek :"

Singkat cerita, ada satu meja panjang di dekat zona mesin yang agak kosong, baru berisi satu orang laki-laki berumur, entah mahasiswa atau alumni. Akhirnya kami duduk di meja itu, di bangku panjang depannya, tapi masih di satu meja. Kami dan beliau makan masing-masing, Aku dan Tuan Putri tenggelam juga pada obrolan kami berdua. Selesai beliau makan, beliau buka percakapan dengan kami,
"Anak (menyebut suatu nama lembaga di FT) ya?"
               "Dia iya, saya enggak.", kata Tuan Putri menunjukku
               "Ada apa ya, Pak?", tanyaku
Dia senyum nyengir sambil berkata, "Lain kali kalau mau duduk dan di meja itu sudah ada orang sebelumnya, izin dulu ya. Jangan asal duduk-duduk aja. Yang saya tau, dulu anak (menyebut satu lembaga di FT) itu baik-baik.", lantas pergi meninggalkan kami.

Jleb! Rasanya menghujam jantung banget. Iya, kami emang salah, duduk di bangku yang mejanya sudah ada yang punya sebelumnya, (dan itu momen pertama kali makan di Kantek selama semester lima padahal :')). Tapi kenapa bapaknya menggeneralisir seolah anak lembaga yang "itu" harus baik. Kalau ada anak lembaga itu yang gak baik (semacam Atika dan ketidaksopanannya itu), langsung seolah itu adalah representasi dari keseluruhan anak di lembaga itu. Lembaganya si Tuan Putri gak disebut loh, padahal kami ngobrol berdua :"). Jadi, kalau lembaga lain, anak-anaknya gak perlu jadi baik, gitu? #baper
"Gue kira kantek punya umum, siapa aja bisa makan di sini." kata Tuan Putri setelah si bapak pergi.

Tapi terlepas dari itu, memang kami yang salah.
Tidak menujukkan kesopanan, dan memang jadi pembelajaran banget sih kejadian kayak gini. Sampai sekarang masih gak bisa lupa cara si bapak ngomong dan menasehati kami :'
Tapi yasudah, ambil yang baik buang yang buruk. Ambil hikmahnya, buang pikiran negatif tentang bapaknya.

Teorinya gitu, hehe

---
So that's #day2, check out at #day3 :)

Jumat, 01 Januari 2016

10 Thing that Make Me Really Happy (Writing Challenge #Day1)

Jadi, ini postingan pertama dari 30 Day Writing Challenge gue. Dari jam 9 pagi udah di depan notebook padahal, tapi gak kepikiran buat nulis karena masih ngerjain UAS take home dan lagi bahas sesuatu sama Nisa, hehe

Sebelumnya.. Selamat tahun baru semuanya! Semoga tahun baru dibarengi juga dengan semangat yang baru untuk melakukan kebaikan-kebaikan.
Oke, mulai.
10 thing that make me really happy :

#1 Ajak Gue Jalan
Haha, serius. Ini bukan kode atau apapun kepada siapapun. Ajak gue jalan, kemanapun, gue bakal dengan senang hati mengikutinya. Sekalipun cuma ke taman kota. Benar-benar jalan, naik angkutan umum, atau ke warung soto pinggir jalan, pesan soto dan es teh manis aja.

Kenapa ini jadi nomer 1? Sebagian mungkin udah tau kalau spasial Tika itu jelek banget, sesederhana mengingat jalan dari FT ke FKM via jalan tembusan (bukan jalur bikun) aja gak bisa, ujung-ujung nyasar ke balairung, ya walaupun dekat.
Tapi walaupun spasialnya jelek, gue suka banget kalo lagi ada di jalan. Bukan di tempat tujuannya ya, tapi di jalannya. Gak peduli itu siang ataupun malam. Gaktau kenapa, kayak gue bisa ngeliat apa aja di jalanan. Makanya pantang, kalo lagi pergi itu gue tidur selama di perjalanan.

Satu lagi, keluarga gue bukan type keluarga yang menghabiskan waktu bersama dengan berekreasi atau berjalan-jalan. Gue lupa terakhir begitu kapan. Iya jelas gue lupa, orang gak pernah, hehe.
Oh iya! Pernah sih waktu gue 2 tahun, itu ke taman Safari. Itupun diceritain (yaiyalah, mana gue inget kejadian waktu umur 2 tahun) dan itupun perginya sama keluarga besar, bersama para om, para tante, dan anak-anaknya, bukan murni keluarga gue (Ibu, Bapak, gue, Adek).
Hmm... mungkin nih yaa.. jiwa kurang piknik gue sedari kecil, meronta minta diwujudkan pas udah gede gini, tapi terhalang spasial yang jelek, akibatnya yaa jadi gak bisa kemana-mana, nunggu ada orang yang ajak aja. #sedih
tebak dimana? hehe
#2 Matahari Senja
Yap. Sunset. Tapi gue lebih suka menyebutnya senja, hehe. Lebih filosofis dan bermakna dalam #eaak. Lo suka ngerasa gak sih? Kalau sore-sore, terus lo memandang langit, yang ada itu hanyalah warna jingga, setelah seharian langit berwarna biru atau putih. Jingga sesaat itu, membahagiakan gak sih? Langit jadi berbeda. Cantik.

Salah satu wishlist gue itu foto sama matahari senja. Karena sebenarnya, itu wishlist 2015, tapi gak kesampean, paling-paling dapet foto senjanya aja, tanpa gue. Tapi melihat foto senja aja juga udah bikin bahagia banget tau gak, haha. Orang-orang banyak yang tiba-tiba (atau memang gue yang minta) mengirimkan gambar matahari senja ke gue, bilangnya "senja buat Atika", foto senja dari berbagai tempat dan waktu. Gue compile di satu folder, yang hari ini hampir ke-delete T.T
Suka senja sebenarnya baru. Baru sekitar pertengahan 2014, sebelumnya mah sabodo-teuing ama hal apapun yang terjadi di sekitar gue. Gue mulai suka senja, lebih tepatnya karena...ada deh. Hehe
view senja kebumen dikirimin orang


#3 Olahan apapun berbau duren
Duren dan Atika adalah pasangan, hehe. Gatau ya, kenapa duren tuh yang mahal? Kenapa enggak melon aja gitu yang mahal, buah yang gue gak suka T_T
Dan karena mahal, jadi yaa sesekali aja pasangan ini bertemu, jika ada rezeki berlebih, atau ketika antar keduanya sudah kadung rindu.

#4 Ice Cream
Siapa yang tidak suka ice cream? Olahan dari susu lembut yang nyess di mulut, bikin pikiran adem dan tenang. Kalau abis ujian atau melakukan sesuatu yang bikin pikiran pusing, gue suka janjiin diri sendiri. "Nanti habis ini, kita beli es krim yaa tik. Vanila kan? apa rasa coklat? ah, syukur-syukur nemu yang rasa duren ya? Tapi kerjain dulu yaa ujiannya."


#5 My Bayki
Give me all about baymax and I'll give to you a lot of thanks! Wkwk
Bayki itu nama boneka Baymax gue dan Baymax itu adalah robot putih karakter dari Marvel comics yang difilmkan, berjudul Big Hero 6. Dia lucu, lucu, lucu, baik, care, gendut, dan selalu melakukan apapun demi kebahagiaan si Hiro. So sweet banget gak sih? huahaha. Ya dia emang diformat kayak gitu. Tapi sebenarnya kita semua bisa loh jadi Baymax, mungkin emang gak bisa care ke semua orang, tapi kita bisa kan, care tanpa berharap balasan ke orang-orang yang kita sayang? Ya gitudeh, duh masa gue sedih nulis gini, hehe
bayki gendut

#6 Menulis
Karena menulis adalah proyek keabadian, maka menulislah. Kenapa menulis? Gue copy dari postingan yang udah pernah gue post ya :
"Aku mulai suka menulis semenjak aku sadar bahwa memori kadang mudah melupakan suatu kejadian, dan aku juga pernah mendengar bahwa Syaidina Ali berkata ; cara mengikat ilmu adalah dengan menuliskannya. Ilmu yang kutangkap di sini bukanlah hanya terpaku pada pelajaran yang diajarkan secara formal seperti sekolah, kampus, les privat dan sebagainya. Tapi kejadian sehari-hari pun juga disebut ilmu. karena darinya, kita bisa mempelajari sesuatu.

Juga, seperti deskripsi laman blog-ku ini, "karena menulis adalah proyek keabadian, maka menulislah" Menulislah, maka ketika kamu meninggalkan dunia ini, ada sesuatu yang kamu wariskan. Menulislah, maka kenanganmu akan abadi, akan hidup selalu membersamaimu, akan selalu menjadi pengingat di kala dirimu membutuhkan."

#7 Gunung
Bukan sok kekinian mau dibilang anak gunung. Tapi, suka aja view di ketinggian, ketika sejajar dengan awan bahkan seolah kita ada di atas awan. Ini berkaitan juga sama poin 1 ; ajak gue jalan.
dokumentasi pribadi
#8 Buku
Dari kecil, gue gak dibiasain sama dunia membaca. Ibu gue mengakui sendiri kayak gitu, karena menurutnya dulu, hal-hal seperti itu udah dengan sendirinya bakal gue dapetin di sekolah, hehe. Di rumahpun gak ada rak buku, kayak di rumah teman-teman gue yang lain. Se-enggak ada itu.
Baru suka baca pas dihadiahin bukunya Salim. A. Fillah sama Fathiya pas ultah ke-20 kemarin, yang judulnya "Dalam Dekapan Ukhuwah". Kebiasaan gue baca itu pas lagi nunggu, nunggu apapun. Eh tau-tau kelar aja bacanya, kebayang kan ya seberapa sering gue nunggu? #eh
Sejak saat itu, gue bikin DIY rak buku sendiri karena pas cek di bukalapak harganya mahal-mahal juga, haha. Mulai baca lagi buku-buku yang pernah gue request ke kakak-kakak dulu, jadi kalau laper mata emang suka liat buku, tapi untuk beli pakai uang sendiri, ada rasa sayang, karena menurut gue saat itu, "buku kan cuma dibaca sekali, kalau bisa minta beliin orang lain kenapa mesti beli sendiri?", ehehehe.
Tapi sekarang, tiap bulan gue punya uang sisihan buat beli buku sendiri, disamping tetap kode-kode request malak buku ke kakak-kakak, dapat sesuatu dengan gratis apalagi yang dihadiahkan itu lebih membahagiakan gais, haha

#9 Tidur
hehehehe. Udahlah, udah tau gue emang type yang nempel molor.

#10 Burger Mekdi
Burger mekdi is the definition of love. Apalagi kalau dimakan beserta kentang goreng di dalamnya, ditambah saus. Sekali gigitan berasa jadi orang paling bahagia. hahaha oke ini agak berlebihan.

Tambahan 1 deh, poin terakhir pelengkap ;

#11 Kamu
Apapun, dimanapun, dan sedang melakukan apapun, asal sama kamu mah, selalu bikin bahagia.

hehehe sekian #Day1 nya, sampai jumpa di #Day2!

Atika Widiastuti
1 Januari 2016