Sabtu, 25 Juli 2015

Aku.

sumber foto : klik


Aku laki-laki.
Buatku kepercayaan adalah harga mati.
Laki-laki belum menjadi laki-laki jika belum ada yang mempercayakan apapun padanya.
Pun dalam hal sepele.
Beberapa berkata, "ah, tidak juga. Buktinya banyak yang menolak jika diberi kepercayaan."
Entah merendah atau memang tak mau dan banyak berdalih, tapi percayalah..
ia belum merasakan bagaimana bahagianya mendapatkan dan menuntaskan satu kepercayaan.
Aku akan merasa sangat bangga jika ada seorang lelaki, yang mempercayakan putrinya untukku jaga, untuk Aku bahagiakan sepanjang hidupku.

Aku perempuan.
Buatku perhatian adalah keharusan.
Sekuat apapun aku terlihat, bisa mengatasi apapun tanpa bantuan.
Tapi adalah fitrah, aku ingin diperhatikan.
Walau hanya perhatian basa-basi, yang sebenarnya kuharap bukan basa-basi.
Tak muluk yang Aku inginkan,
seseorang yang berani mendatangi ayahku, memperkenalkan diri sebagaimana lelaki,
membuat ayahku yakin untuk mempercayakan Aku padanya,
seseorang yang berjanji memperhatikan Aku sepanjang hidupnya.
Janji antara dua lelaki,
estafet kepercayaan, dari ayahku ke calon ayah anak-anakku.

Karena mungkin benar apa yang John Grey katakan, bahwa Aku dari Venus dan Kamu dari Mars, maka mari bersama membangun kehidupan di Bumi. :)
---------
Atika Widiastuti
25/07/2015
Buat siapa entahlah,
mungkin Kamu.

Jumat, 24 Juli 2015

Percakapan.

"Hei, may I ask you something?"
      "ya, silakan."
"Apa artiku untukmu?"
      "Hmm.. untuk apa?"
"Jawab aja......"
      "Kamu itu teman yang baik, dirimu sebagaimana dirimu, dengan kadar perasaan yang lebih daripada orang lain dalam menghadapi suatu persoalan. Kuat dan tegar karena sedikit banyak Aku tau cerita hidupmu. Terbuka dan selalu mencoba ceria."
"Oke, terimakasih banyak. Senang jadi temanmu. :)"

      "Kenapa... ayo cerita, Aku dengerin."
"Ada seseorang, yang menyatakan perasaan, kali ini ajakan dari orang yang serius, bukan orang yang main-main seperti yang pernah Aku ceritakan padamu sebelum-sebelumnya, yang oleh kita berdua, kita jadikan bahan tertawaan, haha. Aku belum menjawab ajakannya."
      "Lalu hubungannya dengan pertanyaan tadi?"
"Aku enggak tau, hatiku bilang, Aku harus meminta persetujuanmu untuk itu, dengan memastikan Aku ini apa untukmu. Sebelumnya sempat terlintas di pikiran, 'sanggup gak ya dengar jawaban kamu?' Tapi kadar 'butuh persetujuanmu daripada kesiapan mendengar jawabanmu' itu lebih tinggi, jadi Aku beranikan bertanya."
      "Hmm...... Kenapa Aku?"
"Gaktau, jangan tanya. Sekalipun Aku tau juga gak bakal Aku kasih tau, karena harusnya Kamu udah tau. By the way, terimakasih jawabannya, teman."

Lalu ia tak menjawab lagi. Ku anggap diamnya adalah jawaban.
***
.....siapa yang bersedih setelah percakapan itu?
mengutip kalimatnya tereliye yang katanya, "perempuan lebih baik bersama yang mencintainya daripada yang dicintainya."
Aku tak tahu, Aku harus setuju atau tidak.

July, 24th.
00.35 WIB

Selasa, 21 Juli 2015

Tentang Puasa Syawal

Alhamdulillah sudah memasuki bulan Syawal, yang sebagaimana kita tahu ada amalan puasa sunnah di bulan ini. Banyak muslimah yang masih bingung, mending puasa Syawal 6 hari atau bayar hutang puasa dulu ya?

Bismillah, semoga menjawab pertanyaan temen-temen...
Hukum membayar hutang puasa adalah wajib, sedang puasa 6 hari bulan Syawal adalah sunnah muakad (yang dianjurkan).

"Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun." (H.R. Muslim)

Memang diperbolehkan juga melakukan puasa syawal terlebih dahulu karena keutamaannya akan berakhir setelah syawal berakhir, sedangkan waktu (kesempatan) qadha puasa ramadhan masih luas, bisa di hari-hari lain.

"...Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain." (Q.S. Al-Baqarah : 185)

Namun demikian mendahulukan puasa yang wajib untuk memenuhi kewajiban itu lebih utama daripada menyibukkan diri dengan amalan sunnah. Tapi siapa yang berpuasa 6 hari di bulan syawal lalu baru melaksanakan puasa qadha sesudahnya, maka dia mendapatkan keutamaan pada puasa tersebut.

Tapi jangan digabung pengerjaannya, karean yang satu wajib sedang yang lainnya sunnah. Ada loh cara supaya kita mendapatkan keduanya.

Hitung-hitungannya kasarnya, bulan syawal ada 29/30 hari, masa haid perempuan misal 10 hari, maka di mulai dari 2 syawal, kita bisa berurutan mengerjakan qadha puasa, setelahnya bisa dilanjutkan dengan puasa syawal 6 hari. Jika ditotal, hanya 16 hari yang terpakai dari jumlah 30 hari bulan syawal.

Islam itu mudah, tapi jangan sampai kita memudah-mudahkannya.
Kalau sudah ada niat untuk berpuasa qadha dan juga syawal, pasti Allah mudahkan,
insyaaAllah :)
--------------------
Ps : diambil dari berbagai sumber dan hasil tanya-tanya pada yang lebih paham.
Masih sama-sama belajar^^
feel free to correct,
Semoga membantu :)

Senin, 20 Juli 2015

Sekat

Ada sekat tipis antara :
Penuh keyakinan dan egois
Berprinsip kuat dan keras kepala
Perfeksionis dan ambis
Perhatian dan cari muka
Rencana dan wacana
Kawan dan lawan
Cinta dan benci

Karena yang ada hanyalah hitam dan putih.
Sangat jelas beda antar keduanya, sebenarnya.
Pun jika abu-abu,
maka akan dominan ke salah satunya.

Maka pastikan,
Kamu tau kan, kamu yang mana? :)
***
Pengantar pagi
Atika Widiastuti
20 Juli 2015
00. 05 WIB

Minggu, 12 Juli 2015

Hai, Kamu!

Berkatalah bulan sabit ;
Hai, Kamu!
Yang tiba-tiba menjelma dan menemuiku dengan kata-kata.
Sajak tentang cinta, rindu, dan sepi layaknya tali pengikat hati.

Baru,
Namamu tak pernah kutahu,
tapi Tuhan memaksa alur cerita berarak membawa udara dari gunung ke samudera.
Bertemulah ia di tengah kota,
Tuhan memaksa semesta bekerja.

Entah, alasan macam apa yang tepat
hingga membuat kita dekat, merapat, dan kuharap bukan sesaat.

Lalu Aku menjawab ;
Hai juga, Kamu!
Terimakasih karena telah menerima sajak pertemanan yang semesta kirimkan.
Aku juga tak tahu apa, kenapa, dan bagaimana.
Yang kutahu adalah, semoga Aku dan Kamu,
Kita bisa saling menguatkan. :)
------------------------------------------
Teruntuk senyum baru yang kutemui di balik pohon keriput,
senyum bulan sabit. :)
Alhamdulillah Allah hadirkan lagi satu orang baik di sekelilingku.

sumber foto : klik

AtikaWidiastuti
25 Ramadhan


Minggu, 05 Juli 2015

Rindu Langit

Pertengahan bulan.
Malam ini, dan berurutan sejak beberapa malam kemarin, bulan selalu menampakan sisi termanisnya, ia bulat penuh, terang, bersinar, sesekali berwarna jingga menyala, tertutup awan malam, makin beranjak tinggi, menjadi kekuningan, lalu terpartri terang di sana. Tanpa ada awan yang menutupinya lagi.
Aku tidak sedang berprosa karena memang seperti itulah gambaran aslinya,
bulan yang seperti itu.....membuatku selalu melihat ke langit.
dan aku menyadari bahwa,
Aku
rindu
langit.

Aku rindu kabar dari langit, mengapa sudah jarang bercengkrama dengan bumi?
mengapa hanya mengirim awan mendung tanpa membawa hujan?
apa bumi sudah tidak semenarik itu untuk dikunjungi?
banyak pertanyaan bermunculan di otakku, bahkan hingga kata ini aku ketikan. Hanya saja tidak semuanya dapat ku bahasakan.
Entahlah, mengapa rindu menjadi se-abstrak ini.
Kadang tak perlu alasan. Jika aku rindu, maka aku rindu.

Pun jika ku rindu, aku tak berhak.
Siapa Aku berani merindu langit?
Bahkan ia yang di langit tak menjanjikan apapun padaku
Lantas Aku harus menunggu apa?

Sebenarnya tak ada, hanya diriku saja yang meng-ada-ada-kannya,
menjadikan itu landasan, hingga akhirnya rindu ini bisa datang.
Menciptakan persepsi-persepsi baru untuk mendukung persepsiku yang lama.
Entahlah, mengapa Aku menjadi se-takut ini menerima kenyataan.

Tuhan, Aku rindu langit.
Tolong sampaikan.
Akan ku tunggu balasan.
Apapun kuterima.

Atika Widiastuti
bulan terang di langit tanah baru
01.05 WIB

Rabu, 01 Juli 2015

Sendiri.

Ada dua cahaya di langit malam ini, berdekatan,
katanya itu adalah konjungsi Jupiter dan Venus.
Aku menikmati sendiri, pun mungkin kamu,
entah di sudut langit yang mana. :)

Sendiri...
Katanya, itu sepi.
Katanya lagi, itu menyedihkan.
Sebab katanya, itu tanda dirimu tak ada teman,
Sebab katanya lagi, itu tanda dirimu menarik diri dari pergaulan.

Maka Aku menjawab,
Aku membiarkan waktu yang menemaniku.
Kau mungkin terlalu asyik dengan dunia luar.
Hingga tak pernah merasakan syahdunya menyendiri.
Membiarkan hati dan pikiranmu menuntun kemana kakimu melangkah.

Bukannya tak berkawan,
Bukan pula ku menarik diri dari pergaulan,
Hanya saja, waktu sendiri terlalu sayang untuk dilewatkan.

Sebab nanti suatu saat kau pasti akan hidup bersama-sama.
Mungkin tanpa kau tahu lagi bagaimana rasanya sendiri.
Jadi biarkanlah saat ini,
kesendirianku,
Aku nikmati.
Seorang diri. :)

sumber foto : klik