Jumat, 28 November 2014

Kunci


Sepertinya memang aku harus selalu menyibukkan diriku.
Selalu menjadikan diri ada dalam kegiatan, jangan sampai sendiri dan tanpa kegiatan apa-apa.
Karena ketika sendiri, banyak "godaannya".
Kau tau, godaan dalam tanda kutip.

Mungkin bukan kamu nya, tapi kenangan-kenangan sama kamu nya.
Hmm, bagaimana menjelaskan cara datangnya ia kalau tiba-tiba sudah ada di pikiran
dan
terbawa ke perasaan?
Ah, aku bukan pujangga,
kata-kataku biasa,
gak bisa jadi indah.

Kamu curang,
seenaknya aja masuk ketika ada celah.
Salahku juga sih, mengapa membuka celah?
Memang salahnya maling jika mencuri ke dalam rumah yang tak dikunci?
Salah pemilik rumahnya kan? Mengapa tak mengunci pintu rumah?
Hehe, maaf jika pengibaratanku tentangmu kurang bagus.

Mungkin inginkan kamu baca ini, tapi sepertinya sulit.
Tapi, selalu ada dua sisi dalam hal apapun.
Meski begitu, aku ingin berterimakasih padamu.

Terimakasih karena berkatmu, aku jadi terus menyibukkan diri dalam kegiatan.
Terimakasih karena karenamu, aku jadi tau harus selalu mengunci pintu jika belum siap didatangi maling (eh, tapi memangnya ada yang siap didatangi maling?)

Hmm, mungkin aku akan pergi ke toko material,
membeli gembok dan kunci yang baru,  yang kuat.
Eh, tapi percuma sih kalau kunci dan gemboknya bagus,
tapi Aku nya tetap teledor mengunci pintu.

Jadi kuputuskan untuk tidak jadi pergi
dan berganti strategi.
Selalu membawa kunci pintu itu kemanapun setelah memastikan ia terkunci dengan aman. (:



Jum'at, 28 November 2014
Atika Widiastuti
Detik-detik mau memulai belajar Statika buat ujian besok.

Rabu, 19 November 2014

Hujan dan Pikiran

Barangkali, hujannya ikut merasakan perasaanmu...
Ini dari sudut pikir yang mengelabu,
kemudian berbunga jemu


Ketika di pikiranku hanya ada satu,
tetapi ku coba untuk membunuh itu.
Mengerjakan apapun yang ku mampu,
agar teralihkannya pikiranku,
Dari...kamu.

Makanya itu,
Apa yang ada di sudut langit menggelap,
tidak lebih seram daripada apa yang bersemayam di sudut pikir.



-----------------------------------------------------------------------------------------------
Hanya sajak yang selintas ada di pikiran, hasil bersama Atika Widiastuti dan Nadia Karima Izzaty




Rabu, 19 November 2014
-H plus tiga-

Sabtu, 15 November 2014

Bagaimana bila..

Ajari aku menggunakan pena,
Akan kutulis gemericik air,
udara dingin,
kabut senja,
sampai daun gugur.

Bagaimana bila Kamu yang membuatku jatuh cinta?
Coba dengar, selama ini Kamu bercerita uring-uringan dihadapanku
tentang perasaanmu yang kalang kabut setiap kali bertemu,
tentang rindu-rindumu yang tertahan,
tentang keinginnmu yang tak bisa tertuang,
sebab, Kamu perempuan.
Tidak! Dan jangan memulai duluan, katanya..

Kamu harap dia punya perasaan yang sama denganmu,
sehingga perasaanmu tidak perlu kau bunuh satu persatu.

Kamu berandai bisa menjadi pendamping hidup yang menguatkannya,
bersandar dan bergantung kepadanya.

Coba dengar, harapanmu sungguh setinggi langit.
Kamu tidak takut jatuh?
Padahal di atas awan sana sama sekali tak ada pegangan.

Coba dengar, bila rasamu itu begitu jauh,
Bagaimana bila kamu membuatku jatuh cinta?
Dan aku, memiliki perasaan yang mirip seperti yang kamu miliki kepada oranglain?
Apa kamu juga akan diam saja?

Selalu sulit memahami posisi diri kita bukan?
Bila kita tidak pernah mengalami keadaannya.

Bagaimana?
Aku membutuhkan jawabanmu.
Dan kamu diam saja membisu,
tidak percaya.

From : https://soundcloud.com/suaracerita/bagaimana-bila-kamu-yang-membuatku-jatuh-cinta?utm_source=soundcloud&utm_campaign=share&utm_medium=twitter

Senin, 03 November 2014

Apa Kabar?

"Apa kabar, kamu?
Hari ini tak ada kabar darimu.

Apa kabar, kamu?
memang ku malu untuk memulai, tapi tak terasakah jika ku menunggu kabarmu?

Apa kabar, kamu?
Yang ketika namaku kau sebut, serasa menggetarkan aku.

Apa kabar, kamu?
Malam ini ku rindu,
Tapi tak berani ku tujukan padamu."

2 November 2014
Yang sadar telah jatuh hati,
Atika.