Rabu, 17 Desember 2014

Teruntuk Kamu, Super Mother to be :)

Selesai ujian ke-empat sebuah mata kuliah tadi siang kututup dengan senyuman. Entah bagaimana hasilnya, Aku harapkan yang terbaik. Namun entah mengapa, "mata kuliah" itu malah menjadi penguat sebuah dilema, membuatku memikirkan sebuah "perenungan". Karena sejatinya wanita itu ingin selalu didengarkan maka kuputuskan untuk membagi hal ini ke Grup kesayangan, sebut saja "FMA Akhwat FTUI 2013". Grup yang berisi saudari-saudari tersayang di teknik, yang sejak sore sampai dengan malam ini masih mendengarkan Aku dan memberikan jawaban-jawaban terbaiknya.
Mungkin sayang jika hanya kunikmati sendiri, makanya Aku buat postingan disini. Sebagai pengingat jika suatu hari menemui hal serupa.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kamu capek jadi cewek yang musti belajar mati-matian di Teknik? Toh ujung-ujungnya nanti juga bakal jadi ibu rumah tangga?
merasa percuma jadi cewek yang jurusan kuliahnya ambil teknik, beda dengan cowok yang memang akan bekerja untuk Istri dan Anaknya kelak, jadi "teknik" ini menjanjikan buat mereka.
Tapi di satu sisi, kamu sudah terlanjut mengambil teknik sebagai pilihanmu, kamu harus melanjutkan studi-mu demi orangtua dan orang tersayang yang menunggu kabar gembira kelulusanmu. Sarjana Teknik, sebuah gelar di belakang namamu. Membayangkannya saja sudah membuat senyum-senyum sendiri kan? :)
Akupun pernah merasa demikian, sekarang malah.

Mungkin cara menghilangkan kebosanan sejenaknya bisa dengan menikmati saja alurnya perkuliahan ini. Toh semester kemarin yang kamu bilang sulit juga sudah kamu lewati kan? lalu sekarang kamu mikir bahwa semester ini susah? Pasti semester depan kamu bakal tertawa karena teringat semester kemarin tuh gak ada apa-apanya dibanding yang sekarang.

Tapi coba fikir jangka panjangnya,
Seorang saudariku berkata "Kita harus jadi Ibu yang cerdas untuk punya anak yang cerdas. Enggak peduli apa yang kamu pelajari sekarang, toh di kehidupan kerja nanti kita bakal belajar dari nol semua. Real life itu enggak sesimpel dan enggak serumit yang kita pikirkan kok. Seperti mengutip perkataan Tere Liye, yang intinya kita enggak perlu merasa sayang untuk mengeluarkan biaya tinggi untuk pendidikan seorang wanita.
Seperti prinsipku, 'selesaikan apa yang kau mulai', menolaknya sehingga aku harus tau apa rasanya lulus sarjana nanti. Pasti kita menertawakan semua "ujian" ini sama dengan kita menertawakan betapa mudahnya ujian tingkat SD."

saudariku yang lain menambahkan, "jadi ibu rumah tangga itu gak mudah loh :) Kita bilang 'lebih baik jadi ibu rumah tangga aja' karena kita belum sepenuhnya jadi ibu rumah tangga, jadi dinikmatin aja. Ada saatnya nanti kit bakal mengingat masa-masa kuliah sebagai kenangan yang lucu dan menyenangkan. Mungkin jika nanti kita punya anak laki-laki, bisa diajari sedikit-sedikit ilmu engineer-nya."

Wanita itu bukan wallpaper dinding yang digunakan sebagai pengindah rumah, melainkan salahsatu material utama dari rumah itu. Segala ilmu yang kita cari sekarang, keberkahannya jangan hanya diharapkan untuk sesaat. Kamu pasti tahu istilah di belakang pria yang sukses pasti ada wanita yang hebat, itulah peran wanita.
Kehebatan anak-anak kita nanti, ditentukan oleh kita saat ini, karena gak mudah jadi ibu yang tangguh.

menjadi ibu rumah tangga bukan hany berfokus pada rumah dan segala isinya. Being mother is how much you reach the knowledge dan bagaimana kamu me-manage diri kamu, orang seisi rumah serta bagaimana kamu berkontribusi untuk agamamu, lingkunganmu bahkan negaramu. karena nasib peradaban dipercayakan pada tangan para ibu. Implikasinya adalah ika ingin peradabannya baik maka jadilah ibu yang baik. Ibu yang baik adalah ibu yang cerdas dan bisa memberikan dampak besar untuk lingkaran keluarga dan lingkungannya.

Tempat kamu kuliah itu tidak berkolerasi dengan pekerjaan apalagi rezeki kamu. Ia menentukan pola pikir kamu. Pola pikir itulah yang harus kamu maksimalkan untuk bisa bersaing di dunia sebenarnya. Yap, pola pikir. Satu hal yang diajarkan seluruh mata kuliah. Mungkin sebulan setelah jadi sarjana kita bakal lupa apa itu thermo, statika, atau kalkulus(?), tetapi pola pikir sistematisnya yang bakal kita pakai terus sampai kapanpun.
------------------------

Bersyukur Allah hadirkan mereka disekelilingku,
yang walau raganya jauh tapi sejatinya dekat, kehadirannya dapat kurasakan.
Wanita-wanita tangguh seperjuangan di makara biru ini.
Yang menguatkan dikala dibutuhkan.
Mungkin aku lemah jika sendiri, begitu pula kamu.
Makanya itu kita bersama, untuk saling menguatkan.

Uhibbukum Fillah, saudariku
Semoga Allah senantiasa menjaga keberkahan dalam ukhuwah kita. <3

Depok
Rabu, 17 Desember 2014
Pukul 23.20 WIB
-Atika Widiastuti-

Sabtu, 06 Desember 2014

Konsbang dan Aku

Assalamu'alaykum kawan. Atika kembali, masih dengan postingan cerita kesehariannya yang mungkin membosannya tapi semoga ada hikmah yang bisa diambil dari tiap ceritanya #eaa

Konsbang dan Aku,
Aku dan Konsbang,
tapi Aku bukan Konsbang,
dia juga bukan Aku.
Kita satu awalnya,
namun bercerai kemudian.
haha
haha

Konsbang itu adalah salah satu matkul di teknik lingkungan, singkatan dari konstruksi bangunan.
matkul menggambar bangunan dan segala rinciannya di kertas A1, yang membuat kami selalu membawa tabung gambar dan selalu dibilang ;
"ciee bawa tabung, kayak anak mesin aja."
"kok lingkungan bawa tabung sih, emang belajar apaan? kayak anak arsitek jadinya."

Kalau ada yang pernah baca postingan tentang "Kuliah ambil apa? Ambil hikmahnya" dibawah-bawah postingan ini pasti tau kalo Konsbang ini yang merajai semester tiga kami :"
Kami anak lingkungan, belajar bangunan. Segala gimana pondasi rumah, dimana letak pasir dan tanah urug, serta berapa ukuran sloof dan tebal plesteran yang seharusnya digunakan, gimana kalo rumah dempet sama rumah tetangga, kuda-kuda itu rinciannya ada apa aja, saluran pipa pembuangan yang bagus ke arah mana, ini rumah kalo dipotong memanjang, melintang kayak apa sampe sampe notasi-notasinya yang bikin iri. (baca : pasangan batu kali, pasangan rapat air, pasangan batu bata, pasangan beton. Haft mereka aja ada pasangannya). Aku gak kuat rasanya.

Salahku juga sih, tugas kayak gini dikerjain mepet. haha
Tapi mau gimana?
Konsbang ini ditaro di deket-deket deadline juga aku masih keteteran sama tugas yang lain.
dan satu hal yang pasti adalah, MANAJEMEN WAKTUMU JELEK BANGET TIKAAA-_-

Jadi, deadline tugas ini tuh tanggal 4 Desember 2014 (akan kuingat terus tanggal ini haha). 12 gambar konsbang di A1.
Aku baru mulai mengerjakannya pada Sabtu, 29 November 2014, tepat setelah kepulangan dari Makrab DTS'14. Ku buka lapak menggambar di rumah keduaku, di Rumah Iqro.
Dibantu Ka DK yang angkat-angkat kaca buat alas gambar, dan Bu Nur yang nyediain mulai dari cemilan sampe minuman. jadilah sehari itu selesai (80% notasi) dan gambar-gambar eksisting.
Malamnya ku pulang, lapak menggambar ku pindah ke dalam ruang kelas.
Besok paginya aku kembali lagi, gambar dapet satu kotak (kertas a1 dibagi 4 kotak gambar, kebayang?)
Pas betul hari itu ada KANTIN RUMAH IQRO, Pematerinya Kak Wina, kakakku di Tekling. Pertama ngeliat beliau langsung berkomentar,
"Ya ampun dek, muka bantal amat sih.."
"ka.. iya kaa... tika  gakmandi, baru cuci muka doang... langsung kemari." 

Hari itu, 30 Desember2014, semua kertas gambar di rumah aku bawa ke rumah iqro. Mulali fokus menggambar, gaktau waktu :' laparpun tak terasa. Tiba-tiba malam telah datang, ku galau ingin pulang menemui ibu atau melanjutkan gambar ini entah sampai kapan aku bertahan.

Akhirnya aku putuskan untuk melanjutkan menggambar dan menginap di Rumah Iqro. Begituu seterusnya sampai 4 hari kedepan.
Pulang kuliah langsung ke rumah iqro, ke meja gambar (lekar-lekar kecil paud dijadikan satu diletakkan kaca diatasnya) dan langsung melanjutkan gambar.
Kuliahpun banyak yang di skip gara-gara ngerjain ini :(
Bu dosen, pak dosen, dan ibuku maafkan anakmu ini..
Skip satu matkul demi matkul lain.
agak lucu dan ironis sih..

Tiap hari ceritanya sama, makanan setiap hari adalah Oatmeals ditambah pisang. diselipi mie instan beberapa kali, itupun dibuatin sama Ka DK, kalo gak, yaa gak makan hehe
beberapa yang melihatpun bosan, "duh tik.. dari kemaren tiap kemari masih ngegambar aja.."

Tanggal 4 Desember pun datang, gambarku yang belum adalah detail sumur resapan, tapi waktu udah mepet jadi yaudahdibikin bulat aja, penanda itu lubang sumur :"
Cari-cari dimana tukang jilid yang bisa jilid A1, beberapa tukang menolak, duh makin mepet, bingung.
akhirnya ada yang bisa. Alhamdulillah, tukang fotokopian di kutek menyelamatkan hehe

Aku dan temen sekelompok ngerapihin makalah dan bikin slide presentasi sembari nunggu jilidan selesai. Dan tiba-tiba mendung, mesti uplod ke Scele, ngeprint, ngeburning CD dan ke teknik buat ngumpulin gambarnya.
Deadline sebelum 15.00 WIB dan saat itu pukul 14.34 WIB,
jeng..jeng.. kita bagi-bagi tugas.
Temen dikosan menunggu tugas ter-upload ke Scele dengan selamat ditemani sinyal yang naik turun
dan Aku yang gerak ke tukang fotokopian dan jalan ke teknik, mungkin bukan jalan, tapi lari-_-
Alhamdulillah saat itu tukang print-nya lagi kosong, abangnya bingung, ini anak kenapa keburu-buru banget haha
"bang, itu jam bener kan?"
"iya bener, jam 3 kurang 15 menit. gambar apaan si tuh neng, gede bener.."
Dan yak, tetiba gerimis, lari aja ke teknik sambil meluk-meluk gambar konsbangnya :'
lari ke lt. 4 1/2 Dept. Sipil dan ngumpulin gambar beserta makalahnya.
saat itu jam 14.54.
Alhamdulillah.
Alhamdulillah.
Alhamdulillah.
Capek gak terasa, beban hilang haha
Selesai itu menuju lobby K, dan ternyata masih banyak temen-temen yang masih gambar :(
Lobby K yang saat itu becek, bekas jiplakan sepatu orang-orang yang lewat, temen-temen gambar di sudut-sudut lobby K, wajahnya kelelahan semua :"
Aku masih bersyukur bisa selesai walau gak sempurna.


Tapi meski begitu...
Setiap hal selalu punya dua sisi.
Di tiap hari itu aku melihat malaikat-malaikat nyata dalam hidupku ini.
Bu Nur yang sering ngajak ngobrol dan kasih guyonan-guyonan biar gak bosen,
Ka Jayu yang menyediakan tempat buatku menginap selama 4 hari itu,
Ka Jiah yang bikinin sarapan pagi,
Ka Ami yang ada dan jagain tika di detik-detik terakhir.
dan, ka DK, yang standby 4 hari nemenin, nyiapin apapun yang tanpa diminta pun disediakan.

...membuatku merasa bersyukur,
Allah hadirkan orang-orang tersayang,
yang dengan kebaikan hatinya menjadi alasan
untuk berjuang...

dan satu hal lagi,
DON'T BE A PROCRASTINATOR.
Faidza Faraghta Fanshab..... Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan sunguh-sungguh urusan yang lain. (Q.S. Al Insyirah :7)

Sabtu, 6 Desember 2014
Atika Widiastuti
Bukan siapa-siapa



Jumat, 28 November 2014

Kunci


Sepertinya memang aku harus selalu menyibukkan diriku.
Selalu menjadikan diri ada dalam kegiatan, jangan sampai sendiri dan tanpa kegiatan apa-apa.
Karena ketika sendiri, banyak "godaannya".
Kau tau, godaan dalam tanda kutip.

Mungkin bukan kamu nya, tapi kenangan-kenangan sama kamu nya.
Hmm, bagaimana menjelaskan cara datangnya ia kalau tiba-tiba sudah ada di pikiran
dan
terbawa ke perasaan?
Ah, aku bukan pujangga,
kata-kataku biasa,
gak bisa jadi indah.

Kamu curang,
seenaknya aja masuk ketika ada celah.
Salahku juga sih, mengapa membuka celah?
Memang salahnya maling jika mencuri ke dalam rumah yang tak dikunci?
Salah pemilik rumahnya kan? Mengapa tak mengunci pintu rumah?
Hehe, maaf jika pengibaratanku tentangmu kurang bagus.

Mungkin inginkan kamu baca ini, tapi sepertinya sulit.
Tapi, selalu ada dua sisi dalam hal apapun.
Meski begitu, aku ingin berterimakasih padamu.

Terimakasih karena berkatmu, aku jadi terus menyibukkan diri dalam kegiatan.
Terimakasih karena karenamu, aku jadi tau harus selalu mengunci pintu jika belum siap didatangi maling (eh, tapi memangnya ada yang siap didatangi maling?)

Hmm, mungkin aku akan pergi ke toko material,
membeli gembok dan kunci yang baru,  yang kuat.
Eh, tapi percuma sih kalau kunci dan gemboknya bagus,
tapi Aku nya tetap teledor mengunci pintu.

Jadi kuputuskan untuk tidak jadi pergi
dan berganti strategi.
Selalu membawa kunci pintu itu kemanapun setelah memastikan ia terkunci dengan aman. (:



Jum'at, 28 November 2014
Atika Widiastuti
Detik-detik mau memulai belajar Statika buat ujian besok.

Rabu, 19 November 2014

Hujan dan Pikiran

Barangkali, hujannya ikut merasakan perasaanmu...
Ini dari sudut pikir yang mengelabu,
kemudian berbunga jemu


Ketika di pikiranku hanya ada satu,
tetapi ku coba untuk membunuh itu.
Mengerjakan apapun yang ku mampu,
agar teralihkannya pikiranku,
Dari...kamu.

Makanya itu,
Apa yang ada di sudut langit menggelap,
tidak lebih seram daripada apa yang bersemayam di sudut pikir.



-----------------------------------------------------------------------------------------------
Hanya sajak yang selintas ada di pikiran, hasil bersama Atika Widiastuti dan Nadia Karima Izzaty




Rabu, 19 November 2014
-H plus tiga-

Sabtu, 15 November 2014

Bagaimana bila..

Ajari aku menggunakan pena,
Akan kutulis gemericik air,
udara dingin,
kabut senja,
sampai daun gugur.

Bagaimana bila Kamu yang membuatku jatuh cinta?
Coba dengar, selama ini Kamu bercerita uring-uringan dihadapanku
tentang perasaanmu yang kalang kabut setiap kali bertemu,
tentang rindu-rindumu yang tertahan,
tentang keinginnmu yang tak bisa tertuang,
sebab, Kamu perempuan.
Tidak! Dan jangan memulai duluan, katanya..

Kamu harap dia punya perasaan yang sama denganmu,
sehingga perasaanmu tidak perlu kau bunuh satu persatu.

Kamu berandai bisa menjadi pendamping hidup yang menguatkannya,
bersandar dan bergantung kepadanya.

Coba dengar, harapanmu sungguh setinggi langit.
Kamu tidak takut jatuh?
Padahal di atas awan sana sama sekali tak ada pegangan.

Coba dengar, bila rasamu itu begitu jauh,
Bagaimana bila kamu membuatku jatuh cinta?
Dan aku, memiliki perasaan yang mirip seperti yang kamu miliki kepada oranglain?
Apa kamu juga akan diam saja?

Selalu sulit memahami posisi diri kita bukan?
Bila kita tidak pernah mengalami keadaannya.

Bagaimana?
Aku membutuhkan jawabanmu.
Dan kamu diam saja membisu,
tidak percaya.

From : https://soundcloud.com/suaracerita/bagaimana-bila-kamu-yang-membuatku-jatuh-cinta?utm_source=soundcloud&utm_campaign=share&utm_medium=twitter

Senin, 03 November 2014

Apa Kabar?

"Apa kabar, kamu?
Hari ini tak ada kabar darimu.

Apa kabar, kamu?
memang ku malu untuk memulai, tapi tak terasakah jika ku menunggu kabarmu?

Apa kabar, kamu?
Yang ketika namaku kau sebut, serasa menggetarkan aku.

Apa kabar, kamu?
Malam ini ku rindu,
Tapi tak berani ku tujukan padamu."

2 November 2014
Yang sadar telah jatuh hati,
Atika.

Senin, 27 Oktober 2014

Minggu, 26 Oktober 2014

Refresh-ing, sejenak melupa

Hallo Assalamu'alaykum. Pakabar kawan-kawan pengunjung blognya Atika? Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT, aamiin :)

Kali ini Aku mau cerita sedikit tentang...yaa tentang beberapa minggu terakhir ini.
Gapapa yaa gak jelas, kan menulis adalah proyek keabadian, maka apapun yang ingin kau abadikan, lebih baik dituliskanlah. *eaa *bisaaja :3

Hari ini hari minggu dan sudah selesai UTS, yuhuu
Mari bersyukur dulu sebelum mengeluh, karena orang bijak pernah berkata, "keluhan yang diawali dengan bersyukur, tak bisa dibilang sebagai keluhan." hehe
Jadi sebelumnya, mari kita bersyukur :)

Alhamdulillah..
Aku masih bisa menghirup udara segar di pagi ini.
Aku masih terbangun di kamar dan disambut senyum malaikat tanpa sayap di rumah mungil ini.
Aku masih bisa kuliah dengan lancar, sedang di luar sana banyak yang sebaya denganku, hanya tidak saja tidak seberuntung diriku.
Aku masih bisa "hidup" di teknik dengan segala dinamika dan mekanika(?)nya..
Aku masih bisa tersenyum :)
dan heyy.. coba liat jemariku masih lengkap sehingga bisa mengetik tulisan ini dengan baik..
---Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan, kawan? :")

And it's all about refresh dengan imbuhan -ing dibelakangnya.
Dan, mari kita sebut itu penyegaran.
Seminggu ini UTS yang menurutku lumayan berkesan, aku masih belum juga sadar kalau sekarang harusnya belajar itu tanpa disuruh dan banyak waktu yang ku gunakan untuk hal-hal yang kurang produktif.
Banyak toleransi-toleransi yang-sengaja-kubuat-sendiri untuk diriku, banyak sangat banyak.
Bukan maksud ingin menunda-nunda, hanya saja moodku gak segampang itu dibentuk.

Kamis kemarin, di sore hari yang hujan setelah briefing praktikum salah satu matkul yang menurutku "seru", sebut saja Kimia Lingkungan, aku membuat janji dengan seorang teman, seseorang yang baru ku kenal beberapa bulan belakangan ini, namun serasa sudah kenal lama. Mungkin...aku sayang dengan dia. Eits, dia ini cewek, jangan mikir macem-macem :p
Oh iya... tadi aku menyebut hujan ya?
Iyaaa.. jadi Kamis sore kemarin itu hujan dan lumayan lebat. Mungkin awalnya ku mengeluh, "kenapa hujan di saat kami punya rencana begini?" Tapi akhirnya ku sadar, hujan itu datangnya bukan sebagai sesuatu yang harus diumpat, namun sesuatu yang disyukuri :) Siapa tau ada pelangi setelahnya, dan siapa yang tidak suka melihat pelangi setelah hujan? :p
Tapi Kamis kemarin gak ada pelangi sih hehe.
Singkat cerita kami "jalan bersama", meninggalkan kampus sebentar dan siapa sangka banyak cerita di sepanjang perjalanan kami haha
hey, kamu.. kita semogakan ya :P
Ah. Penutup Kamis yang indah.

Lusanya hari Sabtu, dan ini refresh-ing kedua.
Barang sebentar meninggalkan Depok tercinta, tidak terlalu jauh tapi mungkin juga gak bisa dibilang dekat, hehe.
dan disinilah Aku...
hijau disepanjang mata memandang, *ada langit sih yang biru
jatuh cinta <3

Dan yak!
Akhirnya aku ke alam.
hehehe..
Sejenak melupa tentang Depok dan rutinitasnya itu seru.
Refresh-ing.
Pikiranku tenang, Hatiku senang.


Minggu, 26 Oktober 2014
-Atika Widiastuti-



Kamis, 23 Oktober 2014

Kepada Jarak

"Kau tak perlu menyamakan langkahmu padaku, unik kita berbeda.", katamu.

Lagi-lagi jarak.
Mengapa kau sudah begitu jauh di ujung sana?
Sedangkan aku masih dengan santainya berada di sini.
Jangankan untuk mengunggulimu,
Menyamakan kedudukan denganmu saja sulit.

Aku masih duduk, kau sudah berdiri.
Aku berdiri, kau berjalan.
Aku berjalan, kau berlari.
Bahkan ketika ku berlari, kau terus menambah kecepatanmu.

Ah. Percepatan.
Barangkali bisa suatu saat ku berada sejajar denganmu, atau mungkin bisa mengunggulimu.

Mungkin nanti, ketika kau terus berlari lalu tersandung dan berhenti.
Atau mungkin nanti,
Ketika kau sadar ada aku dibelakang, mencoba menyamai langkahmu.
Kau berhenti, menungguku, dan melanjutkan perjalanan kita bersama.

-AW-

Rabu, 22 Oktober 2014

Menjarak Sedikit

Ujian dua statika hari ini memberiku inspirasi. Entah apa ini namanya, semoga memang benar puisi. Atau jika tidak, anggap ini adalah pelampiasan rasaku saja.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jangan terlalu baik,
Aku takut selalu bergantung padamu.

Jangan terlalu baik,
Jika nanti kau sesekali mengecewakanku,
Aku takut tak bisa memberi pemakluman padamu.

Jangan terlalu baik,
Aku takut....
Sungguh Aku takut...
Ada kecenderungan lain padamu.

Jadilah biasa.
Menjaraklah sedikit.
Bukankah tanpa jarak, tak akan terjadi momen?
Bukankah tanpa jarak, tak akan terjadi gerak?
Jadi mari bergerak bersama,
tetap ciptakan momen bersama,
Sembari tetap menjaga jarak kita.

"Karena kebersamaan kadang perlu direntang jarak, supaya kita tahu artinya rindu."


Depok,
22 Oktober 2014,
Seseorang(mu).



Minggu, 19 Oktober 2014

Kuliah Ambil Apa? Ambil Hikmahnya.

Salam Super Menjelang UTS kawan!
Gak terasa besok udah Senin dan hari pertama UTS, sudah belajar? pasti pada gak percaya kalo gue bilang belum haha..
Duh, udah lama juga gak ngepost, padahal janjinya tiap hari mau ngepost..

Yaaa langsung sajaa, jadi sekarang nih, ceritanya gue udah jadi mahasiswa tingkat dua kan, udah punya adek di kampus, cieee :3
Nah, Setelah tingkat 1 adem ayem mengulang pelajaran SMA tingkat tinggi daaaan boom! serasa jatuh dari lantai sembilan pengennya di bawah ditangkap pangeran ternyata tidak di tingkat dua ini (semester tiga lebih tepatnya) mata kuliah kita dah masuk ke core competence masing-masing departemen. Mulailah kita berasa gimana teknik itu wahaha wahaha, bayangin deh.. di dua minggu pertama kuliah ampe ada yang tipus, kopi serasa dah jadi teman hidup. Masya Allah gak ngerti lagi XD

Jadi, karena jurusan Teknik Lingkungan itu Departemen Teknik Sipil, di semester tiga ini kita mempelajari all about Civil Engineer, baru basic sih. Kita review dikit yaa ada apa ajaaa.. kali aja adek-adek ada yang baca terus minat masuk Teknik Lingkungan hehe *eaa *promosijurusan *biarinaja *kanbloggue

Yang pertama itu ada Properti Material, kita mempelajari bagaimana sifat-sifat material yang digunakan untuk pembangunan, sebut saja semen, aspal, agregat, admixture, bambu, baja dll. Tapi anak TL cuma belajar teorinya aja kok, anak Sipil yang mempelajari cara bikin dan campuran-campuran bahannya.

Lalu ada Mekanika Fluida (disingkat mekflu, sebagian menyebutnya McFloat-supaya terdengar lebih segar aja gitu-_-), Jadi matkul ini mempelajari air-air dan perilakunya gitu. Pokoknya Fisika di Air.

Yang ketiga sebut saja Statika, ini Fisika di Darat haha (dah kek avatar yee), jadi inti dari Statik adalah NOL! Pokoknya perhitungan lo hasil akhirnya harus nol. Seru? Widih jangan ditanya.

Yang keempat ada Kimia Lingkungan, duh yaa padahal masuk teknik untuk menghindari kimia. Jadi Kimling itu mempelajari proses dan material serta sifat-sifat kimia yang ada di lingkungan, misal di air ada turbidity, asiditas, BOD, DO, gitu-gitu.

Yang kelima ada IEES, Introduction to Environmental Engineering System. Disini tuh Lingkungan banget deh, kamu mempelajari kehidupan.

Yang keenam dan yang merajai ini semua adalah Konstruksi Bangunan alias Konsbang, haha ini matkul tuh yaaa hmmm sesuatu banget.
Jadi tuh, konsbang terbagi menjadi kelas dan studio, di kelas seharusnya kita belajar teori, nah di studio kita mempraktikkan apa-apa yang telah dipelajari di kelas.
Tapi ya apa mau dikata, kelas kita ajaib! haha teori di atas gak berlaku. Sesi kelas dan sesi studio, kita tetap menggambar.
Yaa, jadi intinya Kosbang adalah matkul dimana kamu menggambar struktur bangunan, yang skalatis pastinya. Yang kamu perlukan disini adalah kemampuan membayangkan bangunan 3D untuk kamu visualisasikan ke 2D di kertas gambar kamu. Seru kooo seruuuu..

----Lanjut apa ya----

Inti dari postingan ini adalah kayak judulnya.
"Kuliah ambil apa? Aku ambil hikmahnya"

Jadi, matkul-matkul diatas itu banyak memberikan hikmah kepada kami, kepada saya dan teman-teman untuk lebih mengerti kehidupan. Tetiba banyak quotes, dagelan atau bahkan motivasi hidup yang didapat. Mari liat beberapa contoh di bawah ini....

"Cintai Allah sebesar cinta-Nya pada kita. Biar sigma cintanya sama dengan nol, jadi seimbang. Biar kasih-Nya terus menyertai dan sayang-Nya terus membersamai kita :)" - Atika Widiastuti
*pencitraan

"Maka tetaplah mencari Nol ya, Tik. Besar gayanya harus sama kan biar setimbang, jadi cintanya juga harus sama besar biar setimbang #statikedition" - Nadia Karima

"Kalo cinta biar gak runtuh sigma momennya harus nol, alias gak ada penggangu." - Muthiah Fadilah

"Kamu dan dia, ibarat dari titik A ke D. Mungkin dia bisa langsung ambil resultante, tapi kamu harus melewati titik A-B-C-D dahulu. Gausah sedih, tujuan akhirnya tetap sama." - Atika Widiastuti
*pencitraan lagi

"Ini kelas struktur apa fashion show? Kok banyak gaya?" - Regia Purnama

"Sekarang gue udah gak jomblo, nih pacar baru gue, namanya Tika, nama panjangnya Statika. Tika ini gak labil (stabil), tapi kalo sama dia itu gak ada momen, sekalinya ada momen bagus langsung diimbangi momen yang negatif (sigma momen = 0)" - Khasan Mustofa *sumpah ini desperate banget-_-

"Cinta kamu tuh kuat banget ya... sampe-sampe bisa mengalihkan turbidity hari-hari aku #EdisiKimling" - Ayik Abdillah

"Partikel koloid tidak bisa mengendap. Harus pake koagulan dulu. Aku belum nemu koagulanku(?)" - Ayuningtyas Sekarputri

"Tekling harus kuat! Jangan kalah sama tekanan!" - Yohanes D'brito

"Sedikit filosofi dari statik tentang cinta. Saat keduanya tertarik, makan akan saling mendekat dan saat keduanya mulai tertekan, maka akan saling menjauh." - Muthiah Fadilah

Yaa, sudah segitu dulu deh. Nanti sisanya dibikin #part2 haha *niat abis*.
Sekarang udah jam 19.30,  Walau hati kecil inginnya tidur, hari ini dah minum dua gelas kopi padahal tapi apa mau dikata, otak sadarku segera menyuruhkan untuk belajar.
Maaf yaa teman-teman, nama kalian dicantumin disini tapi belum pake minta izin haha.


Sekian.
Dari aku,
untuk kamu,
buat kita.

-AW-





Minggu, 21 September 2014

Untukmu, iya Kamu.

Bismillah...
Teruntuk kamu, iya kamu :)

Tahukan kamu?
Aku sangat suka jingganya senja,
menurutku, ia indah.
Keadirannya pertanda,
bahwa siang-Nya akan berganti indahnya malam.

Ada satu hal yang sama indahnya dengan senja,
ia adalah pantai.
Aku suka pantai,
Aku suka berdiri di antara deburan ombaknya,
memandangi kapal yang berlayar dari kejauhan,
menuliskan nama di atas pasirnya,
atau sesekali mengamati garis lurus horizontal jauh di ujung sana.

Senja dan Pantai, membuatku bersyukur,
Bahwa hal-hal seindah itu ada.
membuatku juga berfikir,
Dzat Seindah apa yang bisa menciptakan hal seindah ini?
Dzat Sebaik apa yang bisa menghadirkan hal semembahagiakan ini?
Dzat Pemerhati seperti apa yang bisa mengatur segala detail serapi ini?
Ada satu hal yang pasti,
dari alam-Nya ini kita dapat mengambil pelajaran.

Senja dan Pantai.
Barangkali memang dua hal yang indah,
dan akan lebih indah bila keduanya berada dalam satu waktu.

Tapi...
tahukan kamu?
Ada hal yang lebih indah daripada senja,
ataupun pantai.
kamu tau apa itu?
Ya, senyummu. (:

Senyum ramah yang kau berikan pada siapapun yang kau temui,
Senyum pertanda pertemanan.
Senyum kebahagiaan yang kau tunjukkan di depan anak-anak kecil yang kau ajak bermain,
Senyum pertanda persaudaraan.
Senyum penyemangat yang kau lengkungkan di hadapanku,
Senyum yang memberikan arti,
"Jangan takut, masih ada aku disini."

Aku rindu senyummu itu,
Iya, Senyummu.
Selalu.


Depok, 21 September 2014
di bawah derasnya hujan di luar sana.
-Atika Widiastuti-







Kamis, 18 September 2014

Deadliner banget sih kamu....

Hallo, Assalamu'alaykum.. Apa kabar? Sekarang tepat pukul 00.30 WIB dan Atika baru saja memulai untuk mengerjakan tugas. Haaaaaaft.
Jadi ceritanya, disuruh mencari jenis-jenis struktur dan jenis perletakannya, tapi dari tadi googling, gak nemu-nemu, bingung sama keywordnya. Yang keluar malah struktur kepanitiaan, struktur bagan perusahaan, huft, huft, huft. Jadi ya...kepikiran aja buat nulis blog haha
Maafkan jika ini jadi postingan gak jelas, yaa namanya membunuh waktu *tapi btw apa yang dibunuh, lah waktu lu ngerjain tugas aja tinggal dikit lagi tik :(

Iya.. Tika kenapa deadliner banget yaa :( Tugas udah dikumpulin besok, tapi jam segini baru ada semangatnya buat ngerjain. Itu, tugas konsbang (konstruksi bangunan), di grup Lingki dah pada geger ngeributin ukuran antar kotak ama huruf-huruf tekniknya, lah gue..Tuh kertas dari minggu lalu masih adaa aja di dalam tabung. Huft, Huft, Huft, maunya apa sih tik-_- padahal gambar Kop kertasnya aje abis dua jam. Itupun di meja gambar. Hzzzz... Gakngerti lagi.

Gatau lah ini besok ngerjain se-ngebut apa...Padahal tau, besok minimal ada di rumah itu jam 9 malem, sedangkan tugas buat lusa bukan konsbang aje. ckck

Padahal udah diwanti-wanti sama orang-orang. Ayo semangat nyicil, jangan ditangguh-tangguhkaan. Kalau tugasmu yang satu udah kelar, kan bisa kerjain yang lain. makin banyak yang dikerjain, makin paham kamu sama apa yang lagi kamu pelajarin.

Sudah sudah menggalaunya, daripada makin abis aja waktunya, kita cukupkan postingan kali ini dengan mengucap Bismillah!! Semangat Nugas Tika!!!

Psstt..struktur ape sih? | tuh.. struktur versi gugel hehe

Sabtu, 06 September 2014

Belajar dari Titik

Taukah kamu, darimana asalnya ruang?
Ruang berasal dari bidang-bidang yang saling berhubungan.
Taukah kamu, darimana asalnya bidang?
Bidang berasal dari garis-garis yang saling berhubungan.
Taukah kamu, darimana asalnya garis?
Garis berasal dari titik-titik yang saling berhubungan.

Dan taukah kamu, apa yang akan terjadi jika tidak ada titik itu?
Padahal ia hanya sebuah titik,
Sesuatu hal kecil yang tidak ada apa-apanya dibanding garis, bidang ataupun ruang.
Tapi tanpanya, takkan ada garis, bidang maupun ruang.

Ia bangga menjadi dirinya, tak malu berhadapan dengan garis, bidang maupun ruang.
Ia sadar akan dirinya, yang tanpa-nya, sesuatu yang lebih besar takkan bisa terjadi.
Walau kecil, tapi ia bermakna besar.
Walau kecil, tapi ia berkontribusi besar.

Sudahkah kau dapatkan apa yang harus dipelajari darinya?
Mari belajar :)

-AW-

Kamis, 14 Agustus 2014

Aku Belajar

Hai, ketemu lagi dengan cuap-cuap Atika. Sekarang udah mulai dihuni lagi nih blognya, setelah sebelumnya satu bulan cuma satu kali postingan, hehe
Di postingan ini cuma mau cerita tentang belajar. Kata orang-orang sih, kita bisa belajar dari mana dan dari siapa aja. Seriously? I don't think so, itu sebelumnya. Aku tuh gak pernah menghayati banget-banget kejadian sehari-hari sih, jadi cara pembelajaran kayak gini ya asal lewat aja. Tapi tadi ketika keluar kelas selesai UAS Statprob, tiba-tiba kepikiran ini. Yap, bahwa kita bisa mengambil pelajaran dari kejadian apapun yang terjadi pada keseharian kita.

Mulanya semalam, teorinya sih ingin belajar, udah di atur belajar jam 19.00, udah siap buku kalkulus di depan mata, sengaja belajar kali ini ditemani tutorial cara mengerjakan materi-materi kalkulus via youtube, tumben banget, perdana belajar dengan cara ini. Ternyata asyik juga, ya tapi namanya juga buka internet, niat awal buka youtube, tapi malah buka tab baru, tab baru, tab baru dan yak tau-tau udah jam 21.00 aja, haha. Bukan mau cerita itu sih, itu prolog aja. Aku mau cerita ini...

Jadi ketika niat mau belajar semalam, seorang kakak sebut saja DKFR curhat gitu, kakak ini tuh gak pernah begini sebelumnya  *sotil*, semalem tuh kayak galau banget gitu. Dia memulai cerita "keluhan"nya dengan bersyukur, karena katanya keluhan yang diawali dengan bersyukur tidak bisa dikategorikan sebagai keluhan.
Intinya dia bercerita tentang apa yang ia rasa terhadap keluarganya, aku gak bisa kasih solusi karena gak mau jadi orang sotoy tapi beliau juga bilang gak perlu dikasih solusi, emang niatnya mau sharing aja.
Nah, dari sini Aku Belajar...
Bahwa kadang, ketika bercerita, bukan solusi yang ingin kita dapatkan, tetapi kesediaan waktu seseorang untuk sekedar mendengarkan cerita kita.
Dan dari sini juga Aku Belajar, bahwa oranglain pun punya masalahnya masing-masing. Hidup itu bukan melulu hanya tentang kamu dan masalahmu. Mungkin oranglain banyak yang masalahnya lebih berat daripada kamu, tetapi mereka anti mengeluh sehingga bahkan membuat kau berfikir bahwa ia baik-baik saja menjalani hidupnya, padahal? kita gak tau yang sebenarnya bagaimana. Mari coba fikirkan lagi :)

Dan tepat jam 21.00 aku baru memulai belajarku, menonton tutorial soal turunan berarah, integral lipat tiga dan teman-temannya. Disertai dengan main HP, join obrolan-obrolan di grup whatsapp. Begitulah memang cara belajarku kalau di rumah, gak bisa sepi, harus diselingi kegiatan lain. Cuma jeleknya, jadi susah fokus. Kira-kira jam 23.00 aku putuskan istirahat, niatnya 15 menit tiduran tiduran sebentar, tapi apa daya rasa malas menghinggapi, tetiba 15 menit jadi 120 menit. Pfftt,, sia-sia sekali waktumu Atikaaaa :(

Iseng-iseng coba ku buka situs online shop, dan yak kau taulah perempuan, matanya lapar kalau lihat barang yang menarik hati. Jadi ngestalk barang-barang unyu, dan tau-tau udah jam 02.00 pagi. Dari sini Aku Belajar, bahwa perempuan dan nafsu(keinginan)nya itu memang pasangan yang benar-benar kompak! Hehe. Mungkin niat awalmu sudah bulat 100% ingin belajar, pokoknya belajar, Namun jika ditengah jalan ada sesuatu yang "menarik perhatianmu", niat belajarmu itu bisa jadi prioritas yang kesekian.

Terbangun di pagi hari dan bersiap berangkat kuliah, dalam hati agak was-was, hari ini UAS 2 mata kuliah. 1 mata kuliah aja belum selesai dipelajari semalam, apalagi yang satunya, disentuhpun belum. Di angkot ku buka-buka lagi buku materi, orang-orang melihat, namun ketika kulihat balik, segera pandangannya mencari objek lain, haha seolah berkata, "rajin banget sih udah dempet-dempetan di angkot masih belajar aja.." Padahal mereka gaktau gimana"rajin"nya aku-_-
UAS di mulai, dan selesai. Aku meninggalkan ruangan dengan senyuman :)

Selesai itu, sekitar jam 13.00 aku menuju tempat sepi untuk benar-benar fokus belajar, tapi ternyata salah. Tempat itu kini ramai, baru ingat sekarang maba lagi sibuk-sibuknya ospek heuuuuu._.
Satu setengah jam belajar sampai pukul 14.30, diselingi tidur tiap 20 menit belajar, hehe. Fokus. Dan untungnya HP mati, gak ada "gangguan".
Lalu kembali ke teknik dan yak karena bikun sedang penuh-penuhnya, telat deh masuk kelas. Dapet duduk paling depan, yaudah gapapa, ngerjain soal dengan bekal belajar fokus selama satu setengah jam tadi itu. Dan Alhamdulillah, semua soal terjawab, akupun meninggalkan ruangan dengan senyuman (lagi) :)
Dari sini Aku Belajar, bahwa dalam belajar, enggak perlu waktu lama, singkat tapi berkualitas.

Dan ketika pulang, pas betul satu angkot dengan sepasang suami-istri, lansia. Awalnya gak sadar, tapi mereka turun duluan jadi baru engeh kalau mereka adalah pasangan suami-istri. Si kakek turun duluan dengan membawa barang-barang sang istri, diikuti istrinya yang turun. Dalam hatiku tergelitik, mungkin orang lain gak melihat ini romantis, tapi bagiku ini menyentuh sekali, sudah tua seperti itu masih bareng-bareng naik angkot.Bukan apa-apa, tapi dari sini juga aku belajar, untuk apa punya harta berlimpah, bila bersama yang dicinta saja sudah menjadi harta yang paling indah *asik*

Sekian postingan kali ini. Ditutup dengan satu kalimat pengakuan ; Mari mempelajari apa yang tersirat di tiap hari-harimu, dan yaa Aku hanya ingin berbagi cerita :)

Kamis, 14 Agustus 2014
-AW-

Rabu, 13 Agustus 2014

Senja itu..

Senja itu, berdiri di tepi..
Mungkin tak sempat ku lihat mentari-Mu tenggelam,
atau bersabar sedikit menunggu ia kembali memancarkan sinarnya.

Tapi setidaknya,
Ku telah mendengar alam-Mu bernyanyi,
Lewat deburan ombak yang membasahi kaki...

Teringat sewaktu masa orientasi, itu juga pergi ke alam. Rasa senangnya pun sama seperti ini, senang bukan main.
Banyak mendengar kisah, Kak Dwi yang suka bepergian kemanapun, menjelajah alam.
Atau sekedar membaca postingan seorang teman yang sudah tergila-gila bepergian dengan kereta dan tidak pernah melewatkan promo apapun, pernah bertanya juga padanya, "kenapa sih suka banget jalan-jalan naik kereta?" apa jawabnya? "Seru tau, apalagi kalo lo nyasar. Itu jadi kesenangan sendiri." Duh, aku aja gak kebayang kalau nyasar gimana.

Entah mengapa ku rasa, ku selalu suka pergi ke alam dibanding pergi ke gedung, atau ke tempat yang view-nya terbatas. Namun entah mengapa juga ku selalu tak berani melangkahkan kaki ini sendiri.


-AW-

Minggu, 10 Agustus 2014

Rumah Iqro, Rumah Kita

Bismillahirrahmanirrahim, hollaaa everyone! :D Kembali lagi bertemu dengan cuap-cuap Atika. Sebelumnya, Selamat Hari Raya Idul Fitri. Walaupun udah H+sekian hari, tetaplah yaa moment berlebarannya masih terasa.

Kali ini, Aku ingin bercerita tentang Keluarga keduaku, sebuah Yayasan Sosial Kepemudaan dan Keagamaan yang kehadirannya menjadi warna tersendiri di tiap episode hidupku. #eaa lebay Namanya adalah Rumah Iqro (RI).

Keberadaannya digagas oleh beberapa mahasiswa, para ihkwah di lingkungan kami. Ada Ka Andri, Ka Eka, Ka Fitri, Ka Galih, Ka Mukhlis dan Ka Wandi. Kakak-kakak tersebut berfikir bagaimana caranya memasyarakatkan Quran ke tengah-tengah kami, para muslim keturunan, yang kadar Islamnya biasa-biasa saja.

Berawal dari suatu TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) di kampung kami, kampung Curug. TPA Nurut Taqwa namanya, sesuai dengan nama Masjid tempat kami mengaji. Aku duduk di bangku SD waktu mengaji di situ (sekitar tahun 2006). Kebayang kan kalau TPA ada di masjid gimana ramenya sama bocah-bocah? Waktunya Solat jamaah, kita malah lari-larian di dalam masjid, teriak-teriak. Nah, beberapa sesepuh dan DKM Masjid agak kurang setuju dengan itu. Katanya jadi berisik.

Akhirnya dengan perundingan-perundingan, jadilah TPA Nurut Taqwa berpindah ke rumah seorang mahasiswa IPB yang letak rumahnya di samping masjid. Namanya Ka Jayadin (sekarang beliau jadi kepala dari segala kepala di Yayasan RI). Dan karena berpindah lokasi, namanya pun berganti menjadi Rumah Iqro. Maksudnya adalah Rumah baca,berasal dari kata "iqro" dalam Surat Al-Alaq. Juga terdengar lebih "anak-anak" dibanding Rumah Quran -misalnya-. Aku sempet vakum dan pindah TPA. tetapi saat SMP, aku kembali lagi mengaji di Rumah Iqro.

TPA pertama RI itu adanya malam hari. Anak-anak santrinya tambah banyak. Waktu itu dibagi jadi kelas Alif (PAUD-TK) Ba (SD), Ta (SMP) dan Tsa (SMA) Karena aku SMP, maka masuk kelas Ta. Karena santrinya banyak, akhirnya yang kelas Ta membantu kakak-kakak mengajar ketika kita sudah selesai . Tapi lama-kelamaan, porsi mengajar kami lebih banyak ketimbang porsi kita mengaji.
Kakak-kakak pengajarpun mulai sibuk dengan kegiatannya masing-masing, Akhirnya (dengan tidak resmi) kami diangkat sebagai pengajar. Jujur, kami kurang dibekali atau dilatih untuk dijadikan sebagai pengajar, sehingga cara kami mengajar ke adik-adik kami sangat terbatas ilmu.

Waktupun berlalu. Ada yang datang, ada pula yang pergi. Awalnya Ka Fitri, beliau dakwah di tempat lain, ikut dengan suaminya ke Australia. Datang Ka Rahma dan Ka Mei. Kedua kakak soulmate yang kemana-mana berdua selalu. Karena kesibukan masing-masing, Ka Rahma dan Ka Mei “melepaskan” diri dari RI. (tapi Alhamdulillah, sekarang kembali bergabung, walau tidak ikut dikepengurusan RI, tetapi beliau ikut andil kalau ada acara-acara Rumah Iqro. Ukhuwah itu indah, bukan? :))
Kemudian datang Ka Anik, kakak ter-thebest yang ku punya. Mereka itulah para pejuang Rumah Iqro lapis pertama.

Karena animo masyarakatnya bagus. RI meluaskan jaringannya. Kalau sebelumnya cuma ada TPA Malem dengan pengajar anak-anak muda seperti kami-kami ini, akhirnya ada beberapa orangtua yang ingin anaknya mengaji pagi,  akhirnya kita membuka TPA pagi yg pengajarnya para Bunda-bunda terbaik, ada Bunda Narsih,  Bunda Rahma,  dan Ka Resma pada saat itu. Seiring perkembangan TPA pagi d jadikan PAUD yg pengajarnya para Bunda tersebut, ditambah beberapa bunda lagi, lalu TPA Pagi dipindahkan menjadi TPA Sore. Pagi urus PAUD, siang urus rumah tangga, dan sore urus TPA. Berkah ya bunda J
Ruang PAUD dan TPA menggunakan ruang yang sama. Beberapa aula rumah ka Jayadin digunakan untuk jadi ruang kelas. Cukup kurang kalau dibilang itu jadi sebuah kelas. Bahkan satu ruangan, hanya dibatasi sekat agar jadi dua kelas.
Wisuda PAUD Rumah Iqro

Karena lumayan ada banyak cabang, maka kakak-kakak lapis pertama ini berfikir, perlu adanya penyatuan. Maka dibuatlah Yayasan Rumah Iqro Insani. (Karena nama “Yayasan Rumah Iqro” sudah ada yang punya, maka ditambah nama “Insani” di belakangnya). Pembuatan nama Yayasan dengan akte notaris yg dibayar boleh dengan cara mencicil hehe, Subhanallah banget deh itu, berkah.

Remaja di daerahku banyak dan pas betul. di samping RI itu ada tempat nongkrong gitu. Bisalah diajakin satu per satu, diajak joinan. Walau akhirnya lepas satu persatu, tapi setidaknya RI pernah mengajak kepada kebaikan.
Ah Iya! Rumah Iqro juga yg memperkenalkan metode dakwah yang baru kami ketahui, namanya mentoring. Jika mungkin teman-teman jika ditanya mentoring pertama dimana? Jawabannya adalah di SMA. Maka mentoring pertamaku (dan In Syaa Allah sampai sekarang) adalah di Rumah Iqro :") Dulu kami bersebelas sekarang sisa bertiga.

Waktu bergulir kembali.. Tanpa terasa kakak-kakak kita ini sudah waktunya untuk menikah^^ Pertama Ka Eka, beliau murobbiku. menikah dengan KaMartin, senior di SMAN 49 *Wah dunia sempit*
Karena mengurus keluarga, dakwahnya sempet tersendat, mungkin adaptasi^^
Lalu Kak Wandi, kakak motivatorku ini melanjutkan S2 engineering-nya di Korea Selatan, *kakakku makin berkurang*
Datang Ka Furqon dan Ka Donny, para penghafal quran. Subhanallah idaman :" RI ramai lagi. Sempat juga bergabung Teh Sari,dan juga Lutfy, yang pernah menjabat jadi kepala sekolah TPA Malam, namun sekarang sedang “dakwah” di tempat lain juga.

Setelah S2-nya selesai, ka Wandi kembali lagi ke Indonesia. Siapa sangka beliau malah melamar ka Anik haha, para pejuang lapis pertama. Menikahlah mereka, setahun yang lalu ketika Ramadhan. Gak lama setelah itu, Ka Wandi diterima S3 di Saudi, sebagai istri yang baik, ka Anik ikut suami kesana. Sampai sekarang masih disana *eaa rindu lagi

Ka Galihpun menikah dengan pilihan hatinya, begitu pula Ka Jayadin, menikah dengan ka Hajiah (teman kuliah Ka Anik). Ka Andri juga menyusul menikah, baru 2 bulan yg lalu^^ Oh Iya, Sejak beberapa tahun terakhir ini ka Andri sakit, jadi sudah gak aktif lagi di RI, tapi ukhuwah kami tetep jalan^^
Walimahan para kakak :)
Karena sudah punya tanggungjawab masing-masing di keluarga kecilnya, estafet dakwahpun berpindah. Bergabung juga Ka Yamin, Ka Dwi, Ka Agung, Akhmam, Okta, Irul, Devi, Siwi, Sifa, ada juga Ka Ami, tempat "konseling" kami, wah pokoknya banyak :D Berpindah ke lapis kedua (Ka Donny, ka Furqon, ka Dwi, ka Agung dan tim) dibantu dengan kami (Tika, Okta, Irul Devi, Sifa, Akhmam, Jafar di lapis ketiga dan kami menyebutnya Tim Ninja Saga). Kakak-kakak lapis pertama tetap di kepengurusan, namun tidak 100% mereka semua yang back-up, regenerasi dakwah. Dan ada juga lapis ke-empat (adik adik binaan yg masih SMA-SMP, tim Generasi Emas namanya)

Hingga sekarang, RI udah punya TPA Sore, TPA Malem, PAUD RI, Mentoring center, Beadidik ( Beasiswa untuk adik binaan yang tingkat SMP-SMA, kerjasama dengan Bank Syariah Mandiri). Oh Iya! RI juga kedatangan Ka DK Fauzi, manusia paling kreatif yang kukenal. Dia ini pencetus Rumah Iqro Mandiri (RIM), bergerak dibidang advertising. Alhamdulillah, sekarang Rumah Iqro sudah ada penyewaan alat-alat; Sound system,  LCD, Kamera, tenda kemah dll, Pinjam alat, cetak sertifikat,desain logo, bikin mug, pin, botol minum dll di kami aja^^ *promo*

Ada juga Rumah Iqro Berbagi (RIB) ini dipegang sama aku dan teman-teman dengan diketuai oleh Irul. Kita aktif kalau ada bencana,seperti kemarin ketika banjir Jakarta, kita buka posko bantuan dan menampung bantuan dari warga sekitar RI, lalu kita salurkan ke lokasi banjir. Begitupula dengan pengalangan dana untuk saudara kita di Palestina, RIB bersama RIM berpadu membuat botol minum nuansa Palestina yang 100% keuntungannya diberikan untuk Palestina. Rumah Iqro juga punya bursa buku loh, boleh nih di cek di : bursa-buku.rumahiqro.org

Rumah Iqro Berbagi peduli Banjir

Hoooo iyaaa!! Tiap bulan RI juga selalu mengadakan KANTIN (Kajian Rutin), jangan disangka kajian yang bikin bosen, kajiannya menarik, sembari ada makan-makan dan silaturrahim didalamnya. Pesertanya adalah adik-adik binaan dan remaja sekitar RI.

Tiap liburan semester, kita selalu ngadain dauroh atau LDK keislaman gitu, diperuntukkan untuk remaja sekitar, sebut saja Switter, Crystal, TOTAL, dan In Sya Allah, bulan Desember 2014 ini bakal ada TOTAL #2, do’akan agar lancar ya^^

Satu lagi yang membanggakan, RI udah punya lembaga tahfidz sendiri loh hoho, namanya LTQ Rumah Iqro, dikomandoi Ka Donny dan Ka Furqon, serta dibantu Ka Zulay. Santrinya beragam, dari usia remaja hingga ibunya Ka Jayadin-pun ikut.


Di RI, aku diajarkan percepatan haha. Pengurus Inti Yayasan adalah kakak-kakak lapis pertama dan kedua. Hanya aku, si lapis ketiga yang masuk di PI, jadi bendum Yayasan. Aku jadi terharu, hehe

Satu hal yg selalu ada di Rumah Iqro adalah kekeluargaan. Siapapun orang baru yang datang, yang tujuannya memang ingin bermanfaat bagi orang lain, In Sya Allah pasti merasa nyaman, apalagi orang lama kayak aku yang memang sudah dari SD mengaji disitu. Tiap setelah Idul Fitri, kami selalu mengadakan silaturahim keliling, ke rumah-rumah keluarga Rumah Iqro, selain lebih mengenal dengan anggota Rumah Iqro, kami juga bisa mengenal keluarga dari anggota-anggota RI.




Intinya, Rumah Iqro terbentuk bukan tetiba langsung jadi. Tetapi melalui proses yang panjang yang setiap episodenya bermoment. Rumah Iqro itu rumah kedua. Rumahku, dan Rumah Kita.

Sabtu, 19 Juli 2014

Tentang Perubahan

"....Perubahan adalah suatu keniscayaan..."

Pagi ini, aku sengaja berjalan mengelilingi kampung untuk sekedar mencari counter pulsa yang masih buka, di hari H-9 Idul Fitri ini. Sembari berjalan akupun melihat berbagai perubahan di mataku. Dulu dan sekarang, berbeda.

Sengaja aku mencari jalan yang lebih jauh, sekedar ingin tahu. Sudah berapa lama aku tidak memperhatikan keadaan di sekitarku ini? Aku ingat, dulu ada suatu lapangan bola di lahan itu, tempat bermain kami. Sebut saja, petak umpet, petak jongkok, bete tujuh, bola gebok, ah, banyak! Rindu. Memoriku merindukan hal-hal itu. Teringat ketika sore, kami saling melambaikan tangan untuk pulang dan berjanji untuk kembali bermain di tempat yang sama keesokan harinya. Rindu. Memoriku merindukan hal-hal itu.
Kini, lahan itu sudah dipagar, sudah berdiri banyak rumah di sekitarnya. Sepi, tak ada yang bermain.

Kembali ku langkahkan kakiku, melihat sekelompok anak berjalan bersama, namun terlihat saling asyik sendiri. Ditangannya memegang sesuatu, ah itu namanya gadget. Teringat kembali akan teman-teman masa kecilku dulu. Yang sekarang, jika bertemu pun kami hanya sekedar salam sapa seadanya, "Hai. Mau kemana?" .
Aku rindu. Rindu semuanya. Namun ada hal yang pasti, "Hal tidak berubah, kita yang berubah."Henry David Thoreau


Sabtu, 19 Juli 2014
Atika Widiastuti

Selasa, 10 Juni 2014

Kenangan dalam Ingatan

Tertanda 29 Juli 2010
Berharganya sebuah foto. Ia bisa menyimpan kenangan yang kadang mungkin terlupa oleh ingatan.
Dulu kita berjanji bersama agar menjaga kebersamaan ini. Namun memang sudah suratan, ada yg datang ada pula yg pergi. Dimanapun kita berada, semoga ukhuwah ini tetap terjaga
Uhibukkum fillah saudariku :")
10 Juni 2014
Atika Widiastuti

Selasa, 27 Mei 2014

Sejatinya Menunggu

Karena fitrahnya wanita adalah menunggu.
Menunggu waktu yang tepat yang ia belum tau kapan, tapi pasti terjadi.

Karena fitrahnya wanita adalah menunggu.
Jika cinta yang kau rasakan datangnya dari Sang Maha Cinta.
Maka tak ada yang sia-sia di waktu menunggumu itu.
Dia yang menciptkan rasamu, Dia pula yang menjaganya.

Maka bersabarlah dalam menunggu.
Seraya dirimu memantaskan diri.
Karena sejatinya, yang baik adalah untuk yang baik pula.

Atika Widiastuti
27 Mei 2014

Kamis, 15 Mei 2014

KAPERMUS (Kajian dan Pernik Muslimah) ROSIL FTUI 2014

Assalamu'alaykum temen-temen blogger!
Alhamdulillah, pada kesempatan yang berbahagia ini, saya kembali menulis di laman tercinta saya, yang walaupun followersnya sedikit atau bahkan cuma saya yang baca tiap postingannya, tapi Alhamdulillah bisa menjadi tempat saya menuangkan pikiran dan perasaan #eaa

Selasa lalu, tepat tanggal 13 Mei 2014. Saya dan teman-teman yang tergabung dalam ROSIL FTUI mengadakan suatu acara kemuslimahan yang bernama KAPERMUS dengan tema nya kali ini adalah "Beauty Inside and Outside As A Muslimah." dengan pembicara yang super pake banget. Siapa dia? Dia adalah Sang Bidadari FKM, namanya Kak Dewi Nur Aisyah. Orang pertama yang saya rekomendasikan untuk menjadi pembicara ketika awal mula pembentukan kepanitiaan kecil Kapermus dan Alhamdulillah beliau bersedia untuk menjadi pembicara pada acara kami.

Postingan kali ini sebenernya saya juga ingin cerita tentang kak Dewina, tapi kayaknya Google udah punya banyak cerita tentang beliau, coba ketik namanya di Google, maka akan muncul banyak link-link pemberitaan tentang dirinya. Saya perkenalkan beliau secara singkat saja, beliau adalah seorang Muslimah yang cemerlang secara akademis dan juga agamanya, barusan saya membaca kembali CV beliau, masyaAllah.. dari 12 halaman, 1 halaman isi biodata, 11 halaman full tentang prestasi. Muslimah idaman :")

Kembali ke Judul, jadi ini merupakan proker kemuslimahan pertama saya dan teman-teman. Masa persiapannya terbilang singkat, hanya beberapa minggu sebelum hari H dan hanya 2x rapat bersama tapi Alhamdulillah... Banyak kendalanya hehe

Yang pertama adalah tentang Publikasi, seperti di postingan sebelumnya tentang LACTESOL, saya masih belum berani buat keluar dari zona nyaman. Interaksi ke senior seadanya saja. Bahkan masih cenderung menghindari. Dibantu teman-teman yang super, akhirnya Kapermus terpublikasikan dengan baik ke warga teknik, khusunya DTS.

Kendala kedua adalah ruangan, hehe ini yang paling bikin dag dig dug dihari H. Ruangan yang akan kita gunakan bentrok dengan mahasiswa lain yang menggunakan ruangan yang sama untuk kuliah. Acara dimulai jam 4, tapi jam 3.30 kita masih bolak-balik PAF untuk minta kejelasan ruangan. Padahal PAF tutup jam 3.30, Alhamdulillah akhirnya kita dapat ruangan, walaupun pindah dari ruang semula.

Ada juga cerita datang dari adik saya di grup One Day One Juz, namanya Cindy, dia anak SMAN 9 Depok. yang kepengen banget dateng acara Kapermus. Walaupun sempet susah cari ruangannya tapi Alhamdulillah ketemu. Makasih ya dee udah dateng.
*ini pertemuan saya yang pertama dengan dia, hehe

Selasa kak Dewina memberikan materi, saya tidak memperhatikan dengan seksama huhu agak sedih :( kebanyakan bolak-balik untuk memastikan semuanya terhandle. Dari luar ruangan terdengar nada-nada kekaguman dari para peserta Kapermus ketika kak Dewina bercerita tentang dirinya.
Dan Alhamdulillah, setelah acara Kapermus, ada satu muslimah DTS yang memutuskan untuk berhijab.

Subhanallah... terima kasih kak Dewina, saya gak tau kakak cerita apa di dalam, sampai bisa membuat seseorang yang baru bertemu denganmu pertama kalinya merasakan seperti itu.
Barakallahu, semoga saya senantiasa terinspirasi untuk menjadi muslimah seperti kakak :)
Kamis, 15 Mei 2014
Atika Widiastuti
Di bawah atap yang sedang diguyur hujan

Minggu, 11 Mei 2014

Belum berjudul #1

Pagi ini adalah pagi yang berbeda dari biasanya, kau tahu? Kemarin ayahku membelikanku sepeda. Memang bukan hal yang ajaib di usiaku yang sudah 19 ini. Zaman di mana orangtua teman-temanku lebih memilih memberikan sepeda motor untuk anaknya.

Hari ini hari Minggu, sudah kuniatkan untuk bersepeda menggunakan sepeda baruku ini. Aku sudah mempunyai rute sendiri di otakku. Mulai bersepeda dari sini, lalu ke sini, setelah itu ke sana dan seterusnya.
Baru saja mengeluarkan sepedaku ini dari dalam rumah, nampak satu rombongan anak-anak berlari-lari kecil mengelilingi kampung, menyapaku dengan senyum khas anak-anak, “pagi Kak Shilaa ..” Aku menjawab satu persatu, “pagi Ido, pagi Adel, pagi Silvi, pagi Adi. Semangat ya lari paginya..”

Aku memacu sepedaku keluar, mengelilingi jalan sesuai ruteku itu. Dipersimpangan jalan ku lihat seorang pemuda asing yang aku belum pernah lihat sebelumnya, ku taksir umurnya sebaya denganku, mungkin lebih tua dia beberapa bulan, batinku.
Dari kejauhan ku lihat ia sedang menatap ke arahku, tatapan pertemanan, seperti ingin mengajak berkenalan lalu bersepedah bersama. Tapi aku alihkan pandanganku darinya, ku lajukan lagi sepedaku, menuju suatu taman di kampungku ini.

Cerita sedikit bahwa Taman ini dulunya kebun kosong, yang lebih sering digunakan warganya untuk membuang sampah, maka akupun menyembutnya “taman sampah" namun beberapa bulan yang lalu sekelompok orang dari LSM Cinta Lingkungan datang kesini, memberi penyuluhan tentang pentingnya taman bagi kehidupan, mereka juga memberikan bantuan yang lengkap, mulai dari dana hingga tenaga pekerja, hingga tempat itu disulap menjadi taman nan asri dengan banyak pepohonan seperti sekarang ini.

Sedang asyik bersepeda, tiba tiba aku jatuh. Ah. Rantainya putus. Ku coba membetulkan tapi tidak bisa, keadaan rantainya putus, benar-benar putus, ada sambungan rantai yang terlepas, bukannya kendur. Pemuda itu menghampiri bermaksud memberikan bantuan,
“kenapa sepedanya?”, tanyanya padaku
“rantainya putus.”, jawabku lirih.
“tolong pegang ini bentaran, gue coba benerin”, kataya seraya memberikan botol minuman padaku, “minum aja kalo lo  haus.”, tambahnya
“ini mah mesti diganti rantainya, musti taro dibengkel” katanya memberitahu
“tuh didepan situ ada bengkel, bisa nanti deh aku tuntun kesana. Thanks ya.” Kataku sembari menyerahkan botol minumnya dan mengambil alih sepedaku darinya.

Bengkelnya masih tutup, mungkin karna hari libur. Namun dari rumahnya -yg bersebelahan dengan bengkelnya-, si pemilik bengkel berkata untuk ku meninggalkan saja sepedaku didepan bengkelnya, sebentar lagi ia baru akan membuka bengkel. “2 dari lagi datang lagi kesini ya neng.” Katanya. “Loh kan cuma rantai pak, kok lama banget?”
“iya, banyak sepeda juga didalam belum sempet ta' pegang, kemarin istri melahirkan jadi gak sempat pegang kerjaan.” Aku hanya ber-oh panjang dan meninggalkan sepeda ku itu, padahal sepeda baru, tapi kenapa sudah rusak saja. Tanyaku sedih.

“Hei. Sekarang mau kemana?”
“Pulang. Mau sepedahan, sepedanya kan rusak. Tuh.” Kataku manyun sambil menunjuk ke arah sepedaku itu
“Sini bonceng sama gue. Ntar gue anterin pulang. Kayaknya rumah lo deket rumah gue. Oh iya, nama gue Maron. Tadi belom sempet kenalin nama.” Katanya seraya mengulurkan tangan.
“Shilaa.. double A dibelakangnya ya, jadi agak dipanjangin kalo panggil nama gue.” Kataku meraih salaman tangannya.
“Sepeda gue gak ada jalu nya, jadi gak mungkin lo diri dibelakang. Sini duduk di depan.”
“Ah gausah deh, jalan aja.”
“Yee.. takut gue macem-macemin apa? Yaudah gue jalan juga aja deh.”

Maron pun menuntun sepedanya, menyamai langkahnya denganku. Padahal baru saja berkenalan, tapi aku sudah merasa akrab dengannya.


To be continued………