Kamis, 01 Februari 2018

Hobi, yang (baiknya) dihargai.

Sebuah foto dikirim ke sebuah grup di WhatsApp, berisikan quotes penyemangat seperti ini :

Alih-alih memuji hasil karya atau sekedar meresapi makna kalimat quotes penyemangat itu, seseorang merespon, "kayak simbol yang sekarang lagi booming (one eye), hehe" ditambahkannya lagi, "kenapa kamera cuma dikasih satu lobang untuk melihat? kenapa gak dua-duanya biar puas dan ga pegel? apa ini konspirasi? *ceritanya lebay"

Lalu sang empunya gambar merespon, yang buatku menyunggingkan senyum asimetris di bibir.
"Lebay aja itu, biar gak mainstream. Intinya mah quotes-nya. Maksud gambarnya adalah, ada seorang fotografer profesional (yang adalah sebuah profesi), lalu ada setengah pantulan ring light di mata kanan si fotografer (penanda satu jenis fotografi ; beauty model).

Lalu ada triger di atas kamera (pertanda pemotretan dilakukan di dalam studio), ada lensa yang masih pake kode hyperfocal distance (tandanya lensa pro / fullframe).

LCD adanya di atas kamera tandanya kamera itu udah semipro ke atas, merk kameranya Nikon, kamera yang biasa dipake profesional.

Inti dari gambar tersebut adalah tuh fotografer lagi kerja, cuma sambil menikmati pekerjaan, karena dia difoto juga, enjoy sama kerjaannya, gak dibuat stress.

Sorry gak niat sombong yaa (ini kalimat yang buatku menyunggingkan senyum asimetris di bibir), jadi fokus aja sama quotes-nya, atau kalau mau exif data gambar boleh japri, siapa tau ada yang mau belajar biar bisa moto begitu. Diambil pake lensa 35 mm, f 2.0)."

Lalu seseorang itu tak merespon lagi, sampai saat ini.
***
Mungkin maksudnya bercanda, tapi kok ya gimana... Rasa 'nyelekit' di hati yang buat pasti ada, loh. "Gue bikin niatnya mau share semangat malah orang-orang komentarinnya apa."
Tapi Alhamdulillah jawabannya cerdas. hehe.

Itu hobi, emang dasarnya senang aja melakukannya, dilakukan kala senggang, kalau ada waktu luang. Lain dengan hobi yang satu ini.

Hobi yang dijadikan pekerjaan, memang terkesan seru untuk dijalankan. Kita melalukan itu, karena suka, karena memang kegemaran kita, ditambah kita mendapatkan uang dari situ. Tapi kayaknya, dalam kenyataan, masih banyak sekali orang-orang, yang menganggap ini bukan suatu karya yang patut untuk diapresiasi, dia beri komentar, "ah dia mah emang seneng aja lakuin itu. Udah biasa." Heu.

Seringnya, hobi yang dijadikan sebuah jasa ; design grafis, fotografi, hand lettering dan sebagainya.
Alih-alih menanyakan, "Kalau untuk foto / design ini, biaya nya berapa ya?" justru malah, "Bisa minta tolong ga buat ini?"

Lalu dijawab, "wah, kalau bikin / moto kayak gitu, belum bisa nih, hehe"
Dia-nya membalas, "kan cuma ambil gambar, geser-geser tambahin tulisan." atau "kan cuma tinggal jepret aja."

Ingin rasanya teriak di kuping kanannya, tapi kuping kirinya ku tutup, biar gak masuk kuping kanan, keluar kuping kiri : "Ya kalau gitu bikin sendiri aja sana, he he he he he he."
sengaja hehehehe-nya panjang, biar menyebalkan.

Misal udah dibikin, udah dibuat, komentarnya mengalahkan dosen pembimbing, "Kayaknya gambarnya gak cocok deh, yang itu font-nya bisa diganti gak? Kalau tulisannya ditambahin ini bisa?"
Mending cuma sekali, berkali-kali. Dia mungkin lupa kalau akadnya minta tolong.

Apalagi kalau ada yang minta tolongnya abstrak banget, cuma kasih tulisan aja, gak jelasin konsep, bilangnya, "ya kamu lebih pahamlah," kita mikir, ini gimana yang bagus ya? Eh tapi pas udah jadi katanya ga sesuai ekspektasi dia, dikira kita cenayang.

Udah jadi, hasil dari revisi ke-5 mungkin, dijawab, "kirim email ya." dan satu lagi kalau inget, "makasih"

Gak ada basa-basi, gak ada penghargaan, gak ada apa-apa.
Bukan, bukan maksudnya jadi pelit atau tidak mau memberi pertolongan,
Bukan juga niat untuk diminta imbalan, tolong dibedakan.
Ini cuma tulisan singkat tentang memberi penghargaan, dan sedikit tentang, "tau diri". Kalau dari awalnya mau minta tolong, ya tolonglah jangan merepotkan, tau gak, dia tuh menyisihkan waktu dan tenaga-nya untuk mengerjakan itu, sesuatu yang kamu mintakan tolong padanya, secara gratis.

Katanya teman, harusnya tau dong, gimana perasaan si temannya itu? :)
***
Ah, prolog sama tulisannya jadi dua hal yang berbeda ya, iya gapapa lah.
***
ditulis hanya karena ingin menulis, ditambah bumbu-bumbu gemes yang daripada kadaluarsa, lebih baik diracik disini. Tidak ada niatan menyinggung siapapun, terimakasih pemaklumannya.