Rabu, 14 Agustus 2019

Prioritas

Beberapa tahun belakangan tepatnya ketika masih kuliah, ketika ditanya akan melakukan apa setelah lulus, di urutan teratas (atau kedua) jawabannya pasti menikah. Entah kenapa.

Lalu akupun benar-benat lulus. Menekuni hobi foto dan kini malah tambah ku seriusi. Ditambah aku rasanya baru menemukan dunia baru yang sayang kalau gak digali lebih dalam, membuat pertanyaan semasa kuliah itu, jawabannya jadi berbeda.

Iya, menikah memang harus. Tapi aku merasa, saat ini belum stabil di dalam hal apapun, semuanya masih tahap belajar. Terlebih agama dan finansial.

Perempuan menikah bukan serta merta semuanya jadi ditanggung suami, kan? Nah. Mungkin ini yang sekarang jadi landasan jawabanku ketika ditanya hal itu.

Aku ingin ketika nanti tiba waktunya menikah, aku gak terlalu memberatkan suamiku. Aku masih punya penghasilan sendiri, meski gak harus kerja keluar rumah. Aku bisa menemani anak-anakku, sambil mengerjakan 'pekerjaanku', karena memang bukan based on place di kantor-kantor gitu, hehe. Apa ya.. mungkin saat ini aku sedang memperdalam soft skill(?)

Aku juga masih punya ibu dan adik, yang meski gak meminta, tapi ingin ku balas jasanya selama ini.

Well, mungkin agak berantakan tulisan malam ini. Gakpapalah, nanti ada saatnya dirapihkan, ya. Yang penting isi kepalaku malam ini sudah keluar dulu, hehe..

Ciao!
14/8/2019
Atikawidi.

Senin, 29 Juli 2019

an Update!

Assalamu'alaykum.
So, today i decided to write again in this platform (same prolog, same).

Bulan Juli sebentar lagi berakhir, dan memasuki Agustus. Kemarin ada seorang teman yang sudah lama tak bersua, karena sekarang beliau tinggal di Lombok, karena kerja disana, bertanya, "update2 kehidupan dong tik", terus jadi mikir, omong-omong tentang update kehidupanku, hmm yaaa apa yaa...

Oke, kita mulai dari update tentang diri.
Bulan Juli berarti gue udah 24 tahun 3 bulan, udah cukup tua juga ya. Jadi inget dulu waktu masih SMP, merhatiin orang yang usia nya udah 20 aja kayak udah dewasa banget, ini gue 24 tahun kok ya gini aja, gak berasa 24 tahun gitu.

Cuma bedanya sekarang, kalau ngelihat yang usianya di bawah gue melakukan hal-hal yang sewajarnya di usia dewasa (bukan dalam hal negatif), misal pergi jalan-jalan sendiri, atau update pakaian #ootd ke kampus, gue masih sering mikir, "lah ini anak kan masih SD." ya padahal udah pada kuliah. Can relate, gak?

Terus... sekarang gue main twitter lagi. Alasan utama sih buat fangirling haha, tapi makin kesini nemuin sesuatu, twitter tuh makin luas. So many type of 'open-minded' person ada di sana. Yang kadang bikin mikir, serius ini, dia gay, dia homo, dia abis melakukan hal-hal maksiat lainnya, dengan bangganya di update di medsos? dengan tameng kebebasan berekspresi. Terus kalo kita sanggah atau beda pendapat, langsung di judge closed-minded or sobat gurun. RELATE GAK SIH
mau bahas itu tapi kayaknya ilmu gue belum sampe, jadi sekarang masih muter-muter aja ini di otak rasa 'ini tuh gak bener, tapi gue juga belum tau harus berbuat apa'

So about myself, nothing special update, hehe

Tentang pekerjaan.
Jadi sebulan belakangan ini, si Tika merambah dunia baru lagi, macam kecambah aja merambah. Ya pokoknya gitu, dunia yang sebenernya bukan baru-baru amat sih. Ibaratnya kalau kemarin-kemarin itu cuma masukin tangan ke kolam renang aja, terus duduk-duduk di pinggir kolam, kalau sekarang udah masukin badan ke dalam kolam, meski masih di kolam renang anak-anak.
Btw kok pengandaiannya kolam renang? iya, ini lagi kepengin banget renang masa huhu

Jadi, kemarin baru dapat first fee gitu~ gak besar sih, gak sampe 8 juta perbulan :p, tapi ya gak kecil juga kalau dibandingin sama jam kerja yang semauanya gue. Sesantai itu, terserah mau dikerjakan kapan dan dimana, asal selesai tepat waktu sebelum deadline.

Kebayang gak kerjanya ngapain? bukan, bukan ngepet :p
Jadi, gue jadi design graphic wkwkwkwk kebayang gak sih lau? lulusan teknik, lingkungan, kerjanya ginian? di samping kerjaan sebelumnya yang adalah tukang foto. hahaha
Jadi (kebanyakan kata jadi ya daritadi) kerjaanku sekarang adalah buat desain-desain ; pamflet, leaflet, greeting card dst gitu deh suatu produk kosmetik Korea, yang modelnya Park Shin Hye, tau kan ya, ya itu lah.

Kerjanya gak tentu waktu sih, kalau lagi ada project aja, tapi tetep dapet penghasilan bulanan. Kadang gue seminggu gak ngerjain apa-apa, tapi pernah juga dua hari ngerjain 5 desain leaflet produk.

Dan ilmu barunya disini adalah, boss gue (yang sebenernya engga mau dipanggil boss) tuh kalo ngasih intruksi gak mendetail harus apa harus apa, tapi kasih garis besarnya aja, "ini dibuat 3 tekuk, modelnya pake yang ini, produknya pake yang ini, jangan lupa dikasih itu. sisanya coba kamu kreasiin sendiri, bebas terserah kamu gimana."

Nah, buat orang kayak gue, yang kalo ikutin tes-tes semacam MBTI itu selalu ada hasil yang kreatif-kreatif gitu (padahal sendirinya belum nemu sisi keatif gue dimana) yang kayak gini jadi suatu yang apa yaa... kayak.... "bebas terserah kamu" itu tricky banget kan. ya kalo lagi punya ide, kalo engga? hahaha mending di-dikte deh harus apa hehe

Tapi ya... dengan dibebaskan itu, gue jadi banyak mencari tahu sendiri, misal kayak kemarin mau buang background di area sekitar rambut, 2 jam-an gue path-in satu-satu rambut modelnya, tapi namanya anak rambut kan tipis-tipis banget, malah aneh, ada yang gak kebawa, ada yang kepotong, akhirnya terus-terus gue googling, ketemu juga caranya, tinggal sekali klik color range ternyata. MasyaAllah sekali~

Terus apa lagi?
oh iya, bisnis photography ku juga masih jalan, cuma sekarang lagi mikir cara marketing n branding aja biar makin luas ekspasinya, tapi masih mikir sih, sambil jalan. Doakan ya, udah invest banyak banget ini di photography (not only me sih, sebagian besar punya boss dk)

Oh iya, gue tetep loh cari-cari kerja yang sesuai jurusan kuliah hehehe, kemarin sih dua kali udah ngerasain, pertama jadi evaluator ketaatan perusahaan-perusahaan terhadap limbah B3 (kewenangannya KLHK), yang kedua jadi tim input data PDAM (kewenangannya PUPR), tapi masing-masing cuma seminggu doang. Tapi lumayan sekali, gue jadi punya gambaran 'kerja' tuh gimana. Kalau yang gue jalani selama ini kan bukan 'kerja'. PAHAM GAK? PAHAM YAAA WKWKWK

Temen gue yang di PUPR itu, yang kasih job input data PDAM itu, cerita juga kalau sebenernya mau resign, tapi bingung, kalau resign, terus ngapain?

Tapi diapun menyarankan, seengaknya sekali, sebelum nikah, berkeluarga dan punya anak, gue harus cobain yang namanya kerja pergi pagi pulang malam. Selagi masih ada waktu buat ngelakuin itu. And I 100% agree with that. Makanya doain ya, semoga dari lamaran-lamaran kerja gue (yang sesuai jurusan itu) salah satunya ada yang nyangkut.

Tapi... bukan artinya gue butuh orang lain menderita dulu, baru gue paham, gue harus bersyukur, tapi lebih ke jadi bahan renungan, wah Alhamdulillah ya, gue punya keahlian yang gak terikat (bisa foto, bisa desain, bisa yaaa.. bukan ahli), jadi whenever i am, aku bisa survive gitu lah bahasanya. YA SEMOGA BENERAN SURVIVE LAH :P

Update apa lagi dong?
Udah kali ya, itu dulu. hehe babay!!!






Sabtu, 01 Juni 2019

1 Juni.

Kalau boleh jujur, aku tidak bisa bilang aku biasa-biasa saja. Meski sepintas teringat, pasti aku terfikir juga.

Tapi satu yang aku tekankan, aku tidak menjanjikan apapun. Aku tidak menunggu. Kamupun jangan menunggu.

Terimakasih karena telah berani, meski mungkin belum ada aksi. Semoga kita tidak saling menyakiti siapapun, ya.

Rabu, 22 Mei 2019

Punya Siapa?

Di satu waktu, rasanya sebegitu ingin bebas. Melangkahkan kaki sesuai keinginan, melakukan apapun sesuai kemauan diri sendiri, tanpa perlu merasa bergantung atau tak enak hati kepada orang lain. Karena apapunnya, sesuai mauku. Tentu masih dalam batasan-batasan. Aku tak sebebas itu kamu tahu.

Tetapi di lain waktu, rasanya sebegitu ingin terikat. Melakukan sesuatunya karena menurut pertimbangan yang lain, melangkahkan kaki bukan lagi hanya atas kehendak diri sendiri. Inginnya didampingi, ditemani, bukan lagi semauku.

Lantas timbul pertanyaan di dalam diri, sebenarnya dirimu punya siapa?

dok. pribadi
------
ditulis pada13 Maret 2016, ditambahkan pada 22 Mei 2019.
Atika Widiastuti

Ketenangan

Ketenangan? Tau apa aku tentang ketenangan?
Kau tahu, malam ini meski sudah di tempat yang jauh. Masih saja aku harus menghindari si awan pembawa hujan, ia masih mendatangi rumahku terus menerus.

Pusing. Pusing dalam arti yang sebenarnya. Kepala pening banget di bagian atas kanan. Mau konsultasi sih, atau sekedar googling gitu kira-kira kenapa, tapi gak ada niatan buat melakukan itu.

Pusing. Pusing dalam artian banyak yang "terpikirkan", bukan "dipikirin". Karena kalau "dipikirin" itu berarti masalah-masalah itu sengaja kamu pikirkan. Kalau Aku, gak gitu. Hmm.. gimana ya, ya gitu deh.

Sedang bingung. Hendak melakukan apa, hendak bercerita kemana, hendak mengambil keputusan apa, bahkan hal kegemaran seperti menulis saja rasanya hambar. Mencari kesibukan di luar tetapi sebenarnya tetap saja sepi di dalam. Hanya membuat fisik lelah, berharap psikis membaik. Nyatanya tidak. Fisik lelah, psikis pun.

Temanku berkata, "Iya memang tempat kamu bermalam sekarang aman. Tapi percuma, hati dan pikiranmu gak aman." Demi mendengar itu, Aku menangis.
Iya benar, seratus persen benar.
Kemanapun Aku, dimanapun Aku, sedang melakukan apapun Aku. Hati dan pikiranku tetap saja ketakutan.

Bercerita? Aku takut, takut menjadikan seseorang yang aku ceritakan itu, berteman padaku hanya karena kasian.

Bercerita? Aku malas, malas membicarakan ulang semua hal itu dari awal. Memutar ulang rekaman kejadian-kejadian itu di pikiranku, lantas belum tentu orang yang aku ceritakan paham keseluruhan ceritaku, seratus persen sesuai dengan yang aku maksudkan.

Aku sudah cukup malas menemui orang-orang yang semaunya mengambil kesimpulan tanpa bertanya dulu kebenarannya, sesudah itu lantas menyudutkan aku dengan kesimpulan sendirinya itu.

Malam ini. Satu malam di bulan ke-5, aku berada di tempat ini.

Meski hati dan pikiran masih tetap tidak tenang, setidaknya aku tak was-was, si awan itu, tidak mengetahui tempat berlindungku yang ini ; Aku aman.

---
Atika Widiastuti
26 Januari 2016,
Dan aku tambahkan beberapa kalimat pada malam ini, 22 Mei 2019.
Sedih. Rasanya masih relevan meski sudah tiga tahun.

Menjadi 24

Menjadi 24 ternyata hanyalah sebuah angka. Dulu, waktu usiaku masih angka 1 di depannya, memandang orang yang usianya 20-an itu terlihat keren, bijak, dia sudah tahu dirinya siapa.

Membuat aku rasanya ingin cepat-cepat berada pada usia itu. Terbayang mimpi-mimpi usia belasan yang satu persatu terwujud di usia 20-an.

Nyatanya, ke sana butuh proses. Perjalanan. Yang tak bisa hanya sekedar dibayangkan. Tetapi juga diusahakan.

Dan memang hanya sebuah angka. Karena 24 yang sekarang, rasanya tak beda jauh dengan belasan yang dulu.

try to let it go.
It is okay not to be okay.
--- semangat, kamu!