Kamis, 15 Desember 2016

Post Your Favourite Movie that You Never Get Tired of Watching! (Writing Challenge #Day14)

Kamis, 15 Desember 2016
Hari ini, hari keempat Atika gabuts secara akademis. Sebenarnya dua pekan  ini pekan UAS, tapi UAS di pekan ini baru ada besok, alias hari Jum'at. Jadi dari Senin-Kamis ini kerjaannya adalah merencanakan revisi-revisi tubes dan nonton drama korea saja, hehe gak ding, Atika tetap mengerjakan yang seharusnya dikerjakan, tapi porsi pengerjaannya dikurangi karena..........merasa masih punya banyak waktu HAHAHA KETAWAIN AJALAH :(

Oh iya! Perkara seminar skripsi, Alhamdulillah Atika sudah mendapatkan judul dan mendapatkan Professor pembimbing yang MasyaAllah baiknya :") dan ceritanya udah merencanakan untuk ambil lagi matkul spesial seminar di semester depan karena semester ini sepertinya gak ke-kejar gitu. Eh tau-taunya, udah di-plot oleh para dosen, bahwa Atika akan sidang seminar skripsi tanggal 13 Januari 2017! Hahaha ketawain lagi ajalah :(

Oh iya lagi!
Laptop-ku Alhamdulillah ya sudah baik. Setelah sekian lama setiap pakai laptop harus selalu dekat colokan listrik dan pakai kipas angin karena setiap kali panas sesuka hatinya banget mati tiba-tiba hahaha

Oh iya lagi deh, ini terakhir!!
Ibuku sempet sakit semingguan kemarin, Chikungunya. Iya, sama kok, awalnya juga aku kira itu penyakit kaki gajah, ternyata beda, hehehe kaki gajah itu filariasis. Chikungunya itu.....search sendiri deh ya di google. Intinya hampir semingguan ibu gak bisa jalan karena sendi-sendi kakinya lumpuh layu. Alhamdulillah sekarang udah sehat lagi :")
Dan tau gak tentang drama "It's Okay, That's Love?" not cheesy love drama, actually. Little bit 'heavy''. Setelah nonton dan lihat bagaimana interaksi Jae Yoel terhadap Kang Wo, karena schizophrenia-nya, dan gimana Hae So dan lingkungannya bisa buat dia sembuh.. Aku jadi merasa bersalah sama seseorang :"

Dan! Karena sudah di-mention tentang satu drama korea di paragraf sebelumnya dan sesuai dengan judul postingan ini, maka kita sudahkan prolognya dan mari menuju ke inti tulisan hahahaha prolognya panjang banget 


****
Post your favourite movie that you never get tired of watching! - Ceritakan tentang film kesukaanmu yang kamu gak bosen-bosen nontonnya!
Bukan film sebenarnya, tapi drama hehe gapapa ya, there's similarity kan? dan bukan kategori 'gak bosen bosen buat ditonton' sih, karena gue juga nonton ini cuma sekali. Cuma drama ini daebak banget!
Judulnya adalah....PINOCCHIO!


Mengutip dari asianwiki dan diceritakan dengan bahasanya Atika, Pinocchio bercerita tentang seorang anak yang pinter banget, namanya Ha-Myeong, yang punya Ayah seorang pemadam kebakaran yang hampir selalu dapet penghargaan karena jasanya. Suatu ketika, terjadi kebakaran di sebuah pabrik waste chemical gitu, Ayahnya Ha-Myeong dan tim ke sana setelah dapet telepon dari salah satu pekerja pabrik, katanya masih ada pekerja yang terkepung di dalam gedung yang terbakar itu.

Ketika tim udah masuk ke gedung yang terbakar, ternyata ada miskomunikasi antar si pekerja, ternyata mereka semua udah di luar gedung, dan selamat. Sementara di dalam, Ayah Ha-Myeong dan tim masih aja terus mengevakuasi korban. Gedung meledak, dan semua tim pemadam kebakaran meninggal saat itu juga.

Karena takut dikira bikin laporan palsu dan menanggung semua kesalahan yang bikin pemadam-pemadam kebakaran ini meninggal, si pekerja tadi lapor ke polisi dan bilang kalau mereka udah berusaha mencegah Ayah Ha-Myeong buat masuk ke gedung kebakar itu tapi dia tetap masuk dan bawa timnya.

Cerita berjalan dan akhirnya mereka dapat kabar kalo Ayahnya Ha-Myeong masih hidup, berdasarkan kesaksian seorang Pinocchio. Nah Pinocchio disini ceritanya sebuah sindrome gitu, dimana seorang pinocchio, bakal cegukan saat itu juga kalau dia berbohong atau ketika ia merasa ada yang ga sesuai antara hati dan ucapannya sendiri. Sindrome fiktif. Tapi kalau beneran ada, seru kali ya, haha

Nah karena kesaksian Pinocchio yang gak mungkin bohong itu, ayahnya Ha-Myeong di blaming habis-habisan karena dianggap teledor dan membawa bahaya ke anak buahnya.

Mikir gak sih...si bapaknya Ha-Myeong ini udah sebegitu bener loh kerjanya sebagai pemadam kebakaran, tapi kenapa di-blaming habis-habisan kayak orang paling salah sedunia? Gue nontonnya geregetan abis haha, media tiap hari giring opini publik buat ikut-ikutan blaming bapaknya Ha-Myeong, padahal kalau dicermati ya..yang harusnya dijadiin highlight berita itu bukan tentang bapaknya si Ha-Myeong tapi KENAPA ITU PABRIK BISA KEBAKARAN????

Nah gara-gara masalah ini, ibunya Ha-Myeong depresi gitu dan akhirnya bunuh diri, sedangkan si Ha-Myeong ditemuin di laut sama seorang kakek yang anaknya udah meninggal 30 tahun lalu, karena menyangka itu anaknya yang udah meninggal, Ha-Myeong akhirnya dirawat sama si Kakek, dan namanya berubah jadi Dal-Po, dan berpura-pura jadi bodoh karena anak si kakek yang udah meninggal ini aselinya bodoh dan nutupin semua identitas dirinya. Sang kakek punya anak lagi, dan punya seorang cucu perempuan, namanya In-Ha, nah si In-Ha ini seorang pinocchio.
Sang kakek, Dal-Po, In-Ha dan ayahnya tinggal bareng. In-Ha punya ibu, tapi udah pisah sama ayahnya dan related to Ha-Myeong story, Ibunya In-Ha ini adalah salah satu reporter yang habis-habisan blaming bapaknya Ha-Myeong dulu. Orang paling dibenci yang gak bisa dia lupain.

Setelah mereka gede, In-Ha dan Dal-Po ini memutuskan buat jadi reporter karena alasan masing-masingnya, tapi In-Ha terkendala karena pinocchio-nya itu. Mana mungkin seorang pinocchio jadi reporter? Apa jadinya kalau dia kasih berita 'tanpa bumbu'??

......Dan udah bisa nebak ceritanya bakal kayak gimana belum? Hahaha gak segampang itu ketebaknya kok. Highly recommended banget buat yang butuh tontonan gak berat dan tapi menghibur dan ada pesan di dalamnya.

For your infomation aja, ini pemain-pemain Pinocchio :
sumber : klik

Tapi Lee Jong-Suk enggak serta merta jadi ganteng gitu, ada beberapa episode di awal yang bikin  kita bertanya-tanya kapan dia potong rambut :(
spoiler sumber klik!



Dan....inti dari kenapa gue suka banget sama drama ini adalah karena PERANAN MEDIA di drama ini tuh fit in our current state banget sumpaaah!!! sampe gue update di facebook, biasanya sih kalo nonton drama diem-diem aja. Hehe

...dan Seo Bom-Jo, dia adalah second male lead di k-drama yang gabisa bikin kita benci, sebel, atau yang sejenisnya dan justru bikin berharap dia yang jadi sama In-Ha. Tapi ceritanya bukan tentang Bom-Jo,toh? Haha dan tentang per-dramaan media di drama ini, di akhir cerita, lo bakal gak nyangka se-enggak nyangka itu ama emaknya Bom-Jo.

Pernah gak sih, sesekali kalo nonton sinetron, drama atau apapun, ada kepengen gitu tokoh protagonisnya jadi 'jahat' sekali aja, buat balas dendam(?) haha. Gak bisa dong orang itu terus-terusan baik
Nilai : 9.5/10
karena meski ceritanya bagus, endingnya gak sesuai ekspektasi penonton jahat kayak gue :(

***
Sudah #Day14 nya
#Day13 disini
#Day15 disana
yang dicoret, anggap aja gabaca. tapi gapapa sih kalo mau baca. haha
Have a nice day, terimakasih sudah mampir dan baca! :)






Kamis, 10 November 2016

What are You Excited About? (Writing Challenge #Day13)


HALLO!

Karena diriku belum tidur di jam segini, dan saat ini koneksi wiifii kost-an sedang bagus-bagusnya dikarenakan beberapa penghuni lain sudah terlelap, maka aku memutuskan untuk berceloteh disini, melanjutkan Writing Challenge yang terabaikan sejak bulan Januari, hehe. Padahal judulnya 30 Day Writing Challenge, tapi sekarang udah lebih dari 300 Day terhitung dari awal Januari x.x
Tulisan terdahulu ada disini!

What are you excited about? - Kamu bersemangat dalam hal apa?
Jadi, entah awalnya dimulai sejak kapan, gue jadi seneng banget sama yang namanya Fotografi! Kalau sebelum-sebelumnya lebih suka jadi objek foto, sekarang lebih suka jadi subjek foto, orang yang mengabadikan momen orang lain. Entah, lebih bahagia rasanya.
Awalnya sih karena likes di medsos, tapi makin kesini makin enjoy.
Dan karena harga kamera itu masyaAllah mahalnya x( kesenangan baru ini jadi terasa bermodal sekali.

Di awal-awal sangaaaat suka foto-foto lansekap, foto-foto pemandangan dan yang sejenisnya, yang misalnya ada manusia di dalam fotonya pun bukan karena ia bergaya, atau sengaja di foto, tetapi diambil tanpa sepengetahuan si manusia, candid. Lebih terasa natural aja. Lalu makin kesini, jadi kepengen belajar juga foto yang objeknya manusia, human interest.

Terus dikasih banyak buku tentang fotografi sama seorang kakak. Udah gue rangkum di notes kecil buat catatan pribadi, jadi serasa paham gitu sama kamera dan teknik-tekniknya. Tapi ya......pas dihadapkan sama kamera nya langsung, masih suka kagok, sih, semua materi yang awalnya udah paham, jadi menguap dan hilang seketika dari ingatan, haha.

Tapi gue bakal terus belajar kok!
Gak ada yang sia-sia selama kita bersemangat mempelajari sesuatu #eahaha

"One fine night has passed."

"Orchidaceae."

"Doni Ais Pre-Wedding Photo"

"I am Indonesia."

"Pilihan Rakyat."

"Archery."

Credit belongs to me.
#Day12 disini
#Day14 disana

Selasa, 27 September 2016

Lakukan Saja

Selasa, 20 September 2016
ketika saya sedang berjalan dari kost menuju kampus, tak sengaja bertemu dengan seorang Ibu, yang kemudian saya ketahui bernama Ibu Rina. Sembari menggendong anaknya yang berusia 2 tahun, bu Rina berusaha menjual kerudung-kerudung bergo bekas miliknya, lima ribu rupiah perpotongnya. Keringatnya bercucuran, padahal saat itu belum siang, jam tangan saya belum genap menunjuk angka 10. Saya sempat hampir saja menghiraukan dagangannya, karena terburu-buru, takut tertinggal kelas yang dimulai pukul 10 dan sama sekali ga boleh telat.

Maha Baik Allah, atau mungkin memang sudah ditakdirkan, sang Ibu lantas bercerita tentang alasan mengapa ia berjualan kerudung-kerudung miliknya. Sembari mengeluarkan surat tagihan pembayaran sekolah anaknya, yang jumlahnya memang tidak sedikit. ia berkata : “Untuk bayaran sekolah anak saya, Neng. Senin dia ujian, tapi khawatir gak boleh ikut karena belum bayaran.” Alasan yang membuat saya sejenak mendengarkan ceritanya dan menjadi terdiam, tiba-tiba saya teringat akan ibu saya.

Dengan perantara surat tagihan itu, ia bercerita ringkas tentang kehidupannya, dimana lokasi tempat tinggalnya, dimana sekolah anaknya, dan hal mendasar lainnya. “Ibu, saya balik ke kost-an sebentar, ibu tunggu sini ya.”
Saya izin pamit sebentar kembali ke kost-an, mengambil sejumlah uang, karena memang tidak membawa uang lebih dari sepuluh ribu rupiah di dompet saat itu (sebenarnya untuk meredam keinginan jajan-jajan yang gak perlu, maklum anak kosan hehe), tetapi belum cukup untuk meng-cover semua tagihan sekolah anaknya itu.

Saya meminta kontak sang Ibu, untuk ‘kemungkinan-kemungkinan baik’ ke depannya. Namun ia berkata bahwa tak hapal nomer telepon anaknya, maka saya memberikan kontak saya, agar dihubungi setibanya ia dirumah.

 “Ibu, saya ada kelas jam 10, jadi mau langsung ke kampus, Ibu juga langsung pulang ke rumah ya. Gak usah keliling-keliling lagi.”
“Iya. Terimakasih banyak ya Neng… Ya Allah bersyukur banget ketemu Eneng. Yang pinter ya sekolahnya, iya, saya langsung pulang, nanti anak saya hubungin Eneng ya.”
Selalu terharu kalau didoain kayak gitu, emang baper parah ini anaknya. Dan entah, nama saya tiba-tiba berubah jadi Eneng, padahal saya udah memperkenalkan diri, hehe

Sekitar habis Zuhur selesai kelas, ada telepon masuk, ternyata dari sang Ibu. Lagi-lagi berterima kasih tanpa henti.

Hari ini, Sabtu, 24 September 2015
Saya dan beberapa teman dari Yayasan Rumah Iqro Insani, datang bersilaturahim ke rumah beliau, melanjutkan ‘kemungkinan-kemungkinan baik’ yang saya kemukakan di awal.  Di sebuah kontrakan petak, ibu Rina, Pak Agus, dan lima orang anaknya tinggal. Sehari-hari bapak bekerja sebagai ojek pangkalan dengan status kendaraan milik temannya, jadi bagi hasil. Sementara sang Ibu merupakan ibu rumah tangga yang mengurus 5 orang anak, Ibu juga bekerja, namun tidak tetap, hanya jika ada tetangga yang memerlukan bantuan tenaganya saja, untuk mencuci, menyetrika pakaian, dan lain-lain.

Selesai bersilaturahim dari kediaman Ibu Rina, saya dan teman-teman menuju sekolah sang anak, di bilangan Srengseng Sawah untuk menemuinya. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.

Kami bertanya beberapa hal mendasar pada Hilmi, nama sang Anak, apa kebutuhan untuk pendidikannya? bagaimana biasanya ia berangkat sekolah? pembayaran untuk ujian-ujian yang sebelumnya bagaimana? juga mencicil tagihan-tagihan pembayaran sebagian, belum semua.

----Social Project Bidikmisi dan Program Kakak Asuh Rumah Iqro----

Pada salah satu Seminar Bidikmisi untuk angkatan 2013, diputar video tentang Pak Budi Soehardi, CNN Hero of the Year 2009, Captain Pilot Singapore Airlines, yang mendedikasikan harta bahkan hidupnya untuk banyak anak asuhnya di Panti Roslin, NTT. Juga pembicara pada Seminar Bidikmisi di semester selanjutnya dengan program "Sedekah Air". Menjadi bahagia dengan cara membahagikan orang lain.

Maka kami, para penerima manfaat beasiswa diarahkan untuk melakukan hal serupa, melalukan sebuah proyek sosial di jangka waktu Juli sampai September 2016. Alih-alih mengerjakan ‘tugas’, saya berfikir untuk membuat social project yang berkelanjutan, tidak terbatas pada periode Juli sampai September saja.

Maka saya, dan beberapa teman dari Yayasan Rumah Iqro Insani menggagas sebuah program penyaluran beadidik dan pembinaan bagi pelajar dan mahasiswa yang memiliki keterbatasan dalam hal  finansial namun memiliki semangat yang tinggi dalam pendidikan. Program yang diharapkan dapat membantu meringankan beban keluarga dengan membantu dalam hal pembiayaan biaya sekolah atau kuliah agar semakin banyak generasi muda yang dapat menikmati pendidikan tinggi hingga sarjana atau sederajat, mampu keluar dari  himpitan  ekonomi  dengan  adanya  peningkatan tingkat pendidikan dalam keluarga dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga di masa depan. Berangkat dari hal itu, maka pada Agustus 2016, diluncurkan sebuah program yayasan dengan nama Program Kakak Asuh dengan jargonnya “Sarjana di tiap Keluarga.”.

Alhamdulillah, sudah ada sekitar 23 adik asuh yang terdaftar saat ini, dengan Hilmi, anak pertama Bu Rina, salah satunya penerimanya, insyaAllah.

Kita memang tidak pernah tahu akan dipertemukan dengan siapa dan dalam kondisi yang bagaimana. Namun, kita bisa mencipta kesan apa yang ingin dapatkan setelah kita dipertemukan.

Hujan deras sore tadi, mungkin pertanda bagi kita untuk senantiasa bersyukur dengan hidup. Juga, katanya berbagi itu salah satu kunci kebahagiaan, maka lakukan saja. Just do it. Selama kamu yakin dengan tujuanmu, Allah pasti beri kemudahan.

Bagi teman-teman yang ingin berpartisipasi menjadi Kakak Asuh dalam Program Kakak Asuh dan membantu Hilmi-Hilmi lainnya, dalam bentuk apapun, dapat menghubungi saya di atikawidi11@gmail.com. Sesuatu itu, mungkin kecil bagi kita, namun di tangan orang yang memerlukan, nilainya akan sangat berbeda.

Terimakasih telah sabar dan menyempatkan diri membaca cerita panjang pada laman blog saya.

Atika Widiastuti
Teknik Lingkungan 2013
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Poster Program Kakak Asuh
Silaturahim ke kediaman ibu Rina


Senin, 29 Agustus 2016

Reminder lagi

Kepadaku yang kutujukan tulisan ini.
Pada dasarnya rasa semua orang itu sama,
inginnya bahagia,
namun caranya yang berbeda.
Ada yang bahagia dengan cara membahagiakan dirinya sendiri,
ada yang bahagia dengan cara dirinya membahagiakan orang lain.
Untuk kondisi yang kedua, katanya rasa bahagianya menjadi berlipat-lipat.
sebab yang ia bahagiakan adalah dua sisi ; orang lain dan dirinya sendiri

Maka untukmu, diriku, aku berpesan,
mulailah mencipta bahagia, yang tercipta dari langkah kakimu sendiri, tanpa menunggu dan menuntut pada langkah orang lain.
Sebab kamu sendiri sudah tau, bahwa bahagia itu dicipta, bukan ditunggu, apalagi dituntut,
boleh dengan cara pertama, terlebih lagi dengan cara yang kedua.


***
29/08/2016

Sabtu, 30 Juli 2016

How my Holiday Passed : KERJA PRAKTEK

Hello again! Wha akhirnya setelah kurang lebih satu bulan setengah dari tulisan random terakhir diposting, saya belum menuliskan apa-apa lagi di sini. Yha baiklah, so today I want to post about my KP.

Kerja Praktek atau yang biasa disingkat KP, adalah mata kuliah wajib Departemen Teknik Sipil FTUI, dimana tujuannya adalah agar mahasiswa dapat mengenal proses-proses pekerjaan di dalam proyek di lapangan beserta kendala-kendala yang dihadapinya. Matkul ini berbobot 3 SKS dan berada di semester 7, namun karena harus dikerjakan dalam kurun waktu 2 bulan mencakup 160 jam kerja, maka pelaksanaan KP adalah di waktu liburan antara semester 6 ke semester 7. So this is the point of this post, how my holiday passed away with KP stuff in the daily activity nya. haha

Tempat KP untuk mahasiswa Dept. Teknik Sipil diwajibkan diharuskan dimestikan di-kudu-kan di proyek konstruksi, rata-rata bertempat di Jakarta, karena seperti yang kita tahu, pembangunan gedung-gedung tinggi banyaknya di Jakarta. Satu kelompok KP terdiri dari 2 mahasiswa Teknik Sipil dan satu mahasiswa Teknik Lingkungan, dengan harapan, menjadi 'paket lengkap', dapat ilmu sipil, juga mengetahui penerapan ilmu lingkungan di lapangan. Harapan.

Kami memulai KP tanggal 20 Juni 2016 dan jika sesuai rencana, KP kami akan selesai pada tanggal 20 Agustus 2016.

Proyek KP kami masih seputaran Pondasi, jadi yang dipelajari berpusat pada dua hal ; Bored Pile dan Diafragma Wall. Itu apa tik? coba googling sendiri, hehe

Terlepas dari tentang apanya KP saya, yang saya mau ceritakan adalah kehidupan selama KP nya, jadi seperti ini :
1. Kamu akan bertemu banyak karakter baru, dan makin memahami apa perbedaan antara bos dan leader in real life, yang selama ini cuma diketahui dari  struktur di organisasi kampus aja. Beda banget.
Gak cocok deh orang baper kerja di proyek, haha

2. Laki-laki all around you
Mulai dari bapak satpam sampai bapak kuli proyek. Semuanya laki-laki. Ah ini. Kalau jalan di cuit-cuitin, sesekali diceletuki, "ngapain cewek mondar-mandir lapangan, mending di kantor aja adem." disenyumi aja, sembari jawab, "ya biar ilmunya menyeluruh dong pak. tau di perencanaan dan action di lapangan seperti apa." padahal dalam hati ya kepengen banget jawab, "YA NAMANYA PRAKTEK LAPANGAN, PAK. KALO BOLEH JUGA MAUNYA DI KANTOR AJA." he he he

"Di lapangan kok pake rok. Mau ke mall apa gimana?" dengan senyum saya jawab, "gak ada larangan kan ya? gapapa dong? hehe" Diem.
Don't take it serious. Hiburan.

3. Kereta
jadi tempat KP saya ada di daerah Karet Kuningan, jadi untuk menuju ke sana, saya naik kereta sampai St.Tebet dilanjut dengan angkot 44. Awal mula KP, sampai hari kedua, hari tepat dimana HP saya hilang di kereta hiks, saya masih memilih naik gerbong campuran, bukan yang dikhususkan untuk perempuan. Karena isinya lebih manusiawi. Mungkin karena sifat dasarnya laki-laki suka mendahuluan orang lain, kadang tuh serasa wanita diberi space di dalam gerbong campuran itu, meski berdesak-desakan. Saya berpikir, selama pakaian saya tertutup dan tidak bersentuhan langsung tidak mengapa.

Hingga saat hari kedua, hari dimana HP saya hilang itu, saya memutuskan untuk lebih baik naik di gerbong wanita, meski lebih mirip arena hunger games, setidaknya diri ini aman.
Setiap naik, di St. UI, yang awalnya saya gak berani nge-dorong orang, sekarang udah mulai berani dikit-dikit, yang penting saya masuk, meski mepet banget sama pintu. Eh, pas masuk St. Tanjung Barat, yang masuk 'lebih ganas', hasil dari dorongan-dorongannya, ternyata masih muat banyak! Haha the power of emak-emak emang paling-paling lah yha
Kaki setengah jinjit, gak pegangan, percaya aja sama orang di kanan-kiri-depan-belakang, gak bakal jatoh, paling kalo jatoh, jatoh rame-rame.
Berangkat di jam orang berangkat kerja, pulang di jam orang pulang kerja. Pepes.

4. Belajar Sipil Banget
Seperti yang tadi saya bilang di atas, proyeknya masih pondasi, jadi berfokus pada bored pile dan d-wall. Sementara lingkungannya masuk ke pembahasan K3L, seriously man, it's not environmental that I want to learn about at this project._.
konsep green building, site treatment plant, waste water management, dll-nya belum ada di proyek ini. Jadi diriku membahas apa? belum tau nih, hehe di-ada-adain yang bisa ada aja, hehe :(
Kadang manggut-manggut aja kalau di Kost-an, anak-anak Lingki (Teknik Lingkungan-red) ngebahas tentang aspek lingkungan di proyeknya masing-masing.
Tapi ya, kita gak boleh membatasi ilmu toh? Alhamdulillah, dengan adanya KP ini, Atika jadi tau ilmu sipil secepat itu, hehe
semua ada hikmahnya,
semua akan indah pada...hal mah enggak waktunya.
he he


So, this is several documentation at this project :
Persiapan pengelasan sambungan section tulangan bored pile

Tulangan diafragrma wall beserta ground anchor dan starterbar-nya

Pengecekan viskositas slurry, kayak di Lab-lab gituya

Proses grabing tanah di lubang d-wall dengan mesin grab



Section pertama tulangan diafragma wall yang siap dimasukan ke dalam lubang
Nah, ini dia yang nulis postingan curhatan ini, hehe. Cie
Atika Widiastuti
30 Juli 2016
at Home, finally

Jumat, 17 Juni 2016

Random yang Kesekian

"Jangan ngomongin Nikah dulu deh ya, pusing."

Se-serius itu. Kalau ngomongin Nikah ya, berarti harus siap juga ngomongin tentang tanggung jawab menjadi orangtua. Itu udah sepaket. Lah emang nikah alasannya apa? Melanjutkan keturunan.
Nah makanya,
jangan ngomongin nikah dulu deh ya.

-----

Jadi, banyak hal-hal yang berseliweran di pikiran, juga semacam ada suara-suara dari hati, yang menemaniku ketika sunyi, haha.

Pekan-pekan ini, pekan-pekan gabut tanpa kerjaan sebenarnya.
Ada sih kerjaan kalau mau dibikin sibuk sendiri mah.
Ibadah-ibadah Ramadhan juga belum maksimal, hem sudah masuk hari ke berapa sekarang? hari ke-12. 10 hari bagian kedua.

Bukber-bukber juga enggak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Tapi jadi banyak bukber-bukber dadakan, yang tiba-tiba jadi bikin sering makan gorengan ; iya, takjil. haha Alhamdulillah

Meninggalkan tahun ketiga,
Menuju tahun keempat, semoga terakhir.
Meninggalkan semesternya Paldom-PAB,
Menuju semesternya KP dan seminar.
Menjalani proses-proses KP yang bikin tiap hari harus berjibaku dengan kerasnya ibu kota, pepes-pepesan di kereta bareng orang dewasa? Hemm.. mungkin 'belajar' menjadi orang dewasa, hehe
dua bulan, di lapangan, bersama alat-alat berat ; kalau mau tau tentang teknik lingkungannya, harus inisiatif banget nanya-nanya. Sipil semua, iyalah proyek konstruksi.
Cerita-cerita tentang Skripsi dan kondisi-kondisi saat pengerjaannya
dan skripsi yang diikatkan dengan PKM
dan kamu mau fokusan kemana?
padat, cair, udara, api.
dan kurikulum baru
dan matkul-matkul yang belum terselesaikan
dan 144 sks
dan bisa memberikan manfaat apa setelah 4 tahun ini?
apa pembedamu dari yang lain?

juga,
Tugas-tugas sebagai anak yang baik
Tugas-tugas sebagai kakak yang baik
Tugas-tugas sebagai hamba yang baik
Hmm, kalau dipikirin jadinya banyak banget.
Ya makanya, jangan dipikirin, jalanin aja.

Tapi diri ini inginnya terus-terusan main ajah.
Bocah.

Terus hubungan sama prolognya?

Ya enggak ada.
Cuma mau bilang, banyak kan tuh kegelisahan-kegelisannya di atas? ya makanya, jangan ngomongin nikah dulu.
hehehehe

*tulisan apa ini
lagi main

Kamis, 26 Mei 2016

Menulis?

Hai!
Sebenarnya sudah pernah menulis hal serupa di laman blog ini, tentang alasan mengapa saya menulis, sila di cek : menulis. Tetapi gak ada salahnya kalau ditulis ulang dan ditambah beberapa motivasi lagi di tulisan kali ini, hehe

Jadi, saya mulai suka menulis semenjak saya sadar bahwa kadang memori mudah untuk melupakan kejadian, dan saya juga pernah dengan bahwa Syaidina Ali berkata ; cara mengikat ilmu adalah dengan menuliskannya. Ilmu yang saya tangkap disini bukanlah hanya terpaku pada pelajaran yang diajarkan secara formal seperti di sekolah, kampus, les privat dan sebagainya. Tapi kejadian sehari-hari pun juga disebut ilmu ; ya, karena darinya kita bisa mempelajari sesuatu.

Juga, seperti deskripsi di lama blog saya ini, "Karena menulis adalah Proyek Keabadian, maka Menulislah."
Menulislah, maka kenanganmu akan abadi, akan hidup membersamai, akan selalu menjadi pengingat di kala dirimu membutuhkan.


---------------------------------------
Tulisan ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas sebenarnya.

Ya, ceritanya saya ikut sebuah Kelas Menulis Online. Tugas diberikan pada Senin, 23 Mei 2016, dan hari ini deadline-nya, jam 21.00 WIB. Coba tengok jam di kamarmu masing-masing, sekarang sudah pukul berapa?
hehehehehe, Atika memang deadliner sejati, ya

Ada satu motivasi yang diberikan Coach Tendi Murti tentang kepenulisan :
Coba pejamkan mata sebentar, tarik nafas dan pusatkan pikiran, katakan pada diri sendiri :

"Saya mengizinkan diri saya untuk menjadi seorang penulis best seller atau lebih baik dari itu."
Lakukan minimal 3 kali dan terus diulang-ulang. Ini sejatinya yang membangun mental para penulis, bukan menulisnya dulu.
Apa rasanya?, tanya beliau pada kami di grup.

Kuncinya satu, beliau melanjutkan ; "Percaya Diri."
Percaya diri sebagai penulis inilah yang justru sangat penting, Percaya diri berpengaruh kepada hasil tulisan Anda. Tanpa percaya diri sama profesi kita sebagai penulis, menyebabkan apa yang kita tulis menjadi garing.

26 Mei 2016
Atika Widiastuti
Kukusan Teknik, Depok

Senin, 16 Mei 2016

Berkirim Lagi

Hai,
Aku berkirim surat lagi, tapi kali ini biarlah berakhir di sini saja.

Sepi,
Ku biarkan malam menyelimutinya, hingga kata-kata yang kutuliskan, ikut terlelap juga, menjadi tak tahu sebenarnya ia ditujukan untuk siapa.

Semoga masih kamu,
seperti doaku ; semoga masih Aku, yang kamu sebut-sebut dalam do'amu.

Semoga masih kita.

Aku, ataupun kamu sebenarnya tahu,
semoga-semoga ini hanya akan menjadi kesia-siaan kata semata jika tidak ada realisasi tindakannya.
Namun bertindak sekarangpun, Aku belum siap.
Apalagi kamu.

Menjadikan frasa "kita" dan "sekarang" bersanding berdampingan hanyalah menambah masalah-masalah baru, kita sepakat.

Maka Aku memilih menjarak,
tapi,
ternyata malah memberikan ruang pada rindu,
yang sekarang sedang mekar-mekarnya karena dihujani kenangan, macam candu.

bagaimana caranya agar aku tak tersenyum ketika kenangan-kenangan itu menghujani pikiranku?

Sabtu, 14 Mei 2016

Buku, e-book, dan "kado"

Beberapa hari lalu saya men-download sebuah e-book novel yang link-nya diberikan oleh suatu official account LINE, saya jadi iseng untuk berselancar sendiri di google, dan menemukan beberapa buku yang worth it to read, buat orang yang kadar kesukaan terhadap bacanya seperti saya; masih harus dibiasakan. 400-an lebih halaman, tiap ada waktu saya buka ponsel saya dan lanjutkan membaca. 2 hari selesai, rekor tertinggi pertama saya dalam membaca e-book tercepat.

Tentang e-book,
Sebulan lalu, seorang teman mengirimi saya sebuah novel e-book, kali ini dalam bahasa inggris, pada saya ia berkata bahwa saya harus menyelesaikan membaca 'buku' itu, lantas kami akan berdiskusi setelahnya, saya minta tenggat waktu 1 bulan, terhitung sejak tanggal 2 April kalau tidak salah, harusnya tanggal 2 Mei kemarin, kami mendiskusikan isi buku itu, tapi sejak pertama kali men-download, saya masih saja terpaku pada halaman awal; penceritaan tentang bagaimana sang tokoh bangun dari tidur dan bersiap memulai harinya. Stagnan. Tak berpindah halaman; saya kenapa susah sekali untuk (memulai) membaca tulisan asing, ya. Haha

Teman saya itu, lantas memberikan "kado" ulangtahun (yang diberikan setelah H plus satu bulan) pada saya, tulisan kado-nya memang harus saya beri petik, karena si pemberi kado mengharapkan kadonya dikembalikan setelah saya selesai dengan kado itu, haha ; ya, kadonya sebuah buku, kali ini dalam bahasa Indonesia.

Buku bertema salah satu momen bersejarah di Indonesia, dari sudut pandang berbeda, dari sudut pandang sang "korban", yang adalah seorang perempuan.
Sedang dalam tahap membaca, maafkan harus ditigakan dengan Paldom dan PAB.

Buku terdahulu, yang tentang 'seorang kiri' dan buku tentang seorang bapak menteri penerangan pun belum selesai, karena setiap ter-skip terlalu lama jarak membacanya, saya baca ulang lagi dari awal. Namanya juga buku 'sejarah', banyak yang berkaitan antara satu tokoh dengan tokoh lainnya, atau dengan satu kejadian, nyata. Dan saya selalu menghubung-hubungkannya dengan apa yang telah saya ketahui sebelumnya, ber-ohh panjang jika menemukan satu benang merah.
Ah, saya ini.

Dan untuk mengimbangi kegemaran saya terhadap bacaan yang melow-melow, atau banyak orang menyebutnya buku 'yang melibatkan perasaan', sepertinya perlu ditambah asupan-asupan buku model seperti ini.


"Biar logika dan perasaan seimbang, gak melulu ikutin perasaan."
-------------------
H-22 Ramadhan
Buku pedoman hidupmu, sudah dibaca hari ini?
Itu, Al-Qur'an.

Alhamdulillah
:)

Rabu, 27 April 2016

Singkat


Kemarin, bulannya bulat,
'a pale moonlight',
terang tapi pucat,
dilatari langit yang hitam pekat.


Terkirim sebuat surat,
tersirat,
berupa lantunan ayat,
terlantun khidmat,
di tengah rindu yang teramat.

Rindu yang menyayat,
makin dilawan makin mengikat,
terasa sekarat,
tak bermanfaat.

Untukmu yang hadir sesaat,
selintas lewat,
namun tetap teringat.

Singkat.

Untukmu yang kupanggil Sahabat,
yang kutenggok di kursi barisan ke-empat,
ya, setidaknya kamu sehat.

sumber gambar : klik

Kamis, 21 April 2016

Kak...

"Kak, lagi patah hati ya?"
      "Loh kok nanya gitu, dek?"
"Itu tulisannya galau-galau terus."
      "Ah, kamu yang patah hati kali."
"Kok Aku?"
      "Iya kamu. Buktinya kamu menginterpretasikan tulisanku sebagai tulisan patah hati."
"Eh?! iya juga, ya."

"Jadi kakak gak lagi patah hati?"
      "Enggak, tuh."

"Terus tulisannya kok gitu?"
      "Apa?"
"Hem...tentang patah hati-patah hati gitu."
      "Itu namanya terapi hati, dek."

"Kok diterapi hatinya?"
      "Iya, buat pelajaran. Kalo-kalo Aku beneran patah hati. Aku bisa baca ulang, terus sadar, ternyata patah hati itu gak enak. Bikin apa tadi kamu bilang? bikin galau, ya? nah itu."

"Terus kak?"
      "Ya jangan dipatahin."
"Kalau orang lain yang patahin gimana kak? Tanpa kita tahu."
      "Ya makanya dijaga, dek. Jangan sembarangan kasih hati ke orang lain. Lha wong cuma punya satu."

Dosen Tamu

Dosen tamu,
selalu ditunggu di tiap minggu,
berharap mendapat pemahaman baru,
yang menarik dan tak selalu terpaku buku.

Dosen tamu,
membuat seratus lima puluh menit berlalu,
terasa seperti sekejap waktu.

tak bosan, tak suntuk,
apalagi mengantuk.

Mencatat, tak ada yang terlewat,
pemaparannya singkat,
padat,
dan tepat.

Dosen tamu bertanya,
Ada yang ingin ditanyakan?
Semua berebut mengacungkan jari,
ingin pemahaman yang lebih

Dosen sendiri bertanya,
Ada yang ingin ditanyakan?
Sepi senyap seperti kuburan

Entah sudah sangat paham,
atau sama sekali tidak paham.

Sehingga ingin bertanya saja bingung
"Apa yang ingin saya tanyakan?"

Salah siapa? Dosen tamu? atau Aku?
Ah, pantas tetap segitu-segitu saja ilmuku,
pada guru saja memilih-milih begitu.





Rabu, 20 April 2016

Perempuan

Perempuan itu harus hebat.
Bukan hebat karena menjadi pasangan orang yang hebat,
tetapi kehadirannya bisa menghebatkan sekitarnya.
Menjadi hebat secara individu, yang independen, yang merdeka, yang bermanfaat.

Perempuan itu harus cerdas.
Karena ia adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya kelak.
Tumbuh kembang anaknya bergantung pada pola pengasuhannya.

Perempuan itu...Kamu.
Dan belajar dengan giat adalah salah satu kunci
untuk menjadi cerdas, menjadi hebat, menjadi pribadi yang merdeka.

Belajar yang giat ya, Perempuan. :)

Perempuan, kidal.

Selasa, 19 April 2016

Sapa

Sore-sore seperti biasa datang lagi menghampiri hariku. Menuju gelap saat Aku bersiap pulang, saat dimana Aku bersiap menutup kisah hari ini. Lantas tanpa sengaja, mataku terpaut pada sosokmu, aku menangkap siluet wajah yang memenuhi langit senja kala itu, di kejauhan, sedang menunggu.

Mataku, dan matamu, bertemu. Tak bisa menghindar, batinku.
Seketika Aku melambaikan tangan, seraya tersenyum, memanggil namamu. Kikuk. Kamu membalas lambaianku; sesederhana itu soreku yang biasa berubah menjadi luar biasa. Sesingkat itu.

Kita tak pernah lebih dari sekedar sapa sebenarnya.

Aku kembali melanjutnya perjalanan pulang, menumpang pada sebuah motor, milik teman baikku. Seperti sore-sore sebelumnya, mataku mencari-cari hadirmu, disana. Pada sebuah halte bus di pinggir jalan yang selalu ramai, tempat kamu selalu menunggu, tempat Aku diam-diam biasa melihatmu, juga dari kejauhan. Nihil. Tak ada kamu di sana.

Lantas Aku teringat sesuatu ; Aku mencari siapa? kamu? Bukankah Aku baru saja melambaikan tangan padamu di ujung jalan tadi?

Ah. Hilang fokus.
Sepertinya mataku sudah terbiasa mencari-cari kamu di sana,
di halte bus itu.
tanpa sadar.

Jumat, 15 April 2016

Kucing dan Kania

Siang itu matahari bersinar dengan terangnya, di pekan kedua ujian di kampusku. Ujian kali ini take home, dimulai pukul 8 pagi tadi, lalu dikumpulkan keesokan harinya di jam yang sama. Aku bersamanya berada diantara kumpulan orang-orang yang sedang menunggu cheatsheet untuk difotokopi. Perempuan berkulit putih, dengan rambut lurus sebahu, bermata sipit meski bukan keturunan chinnese. melainkan betawi aseli. Kania Puteri namanya, Aku memanggilnya Kania.

Sudah menjadi kebiasaan di angkatan kami memang, pada setiap mata kuliah, kami membagi materi bahasan sebanyak personil di angkatan, untuk dipelajari masing-masing bagiannya, lalu diringkas pada selembar HVS, setelah itu dikumpulkan ke satu orang, lalu difotokopi sebanyak anak di angkatan. Kadang kami membahasnya bersama di suatu foodcourt yang lumayan luas di daerah kost-kost-an sebrang kampus kami. Semata-mata agar semuanya paham akan materi kuliah yang telah diajarkan.

Bicara tentang Kania, maka tak bisa jika kami tidak mengingat kucing. Ya, Kania adalah penyayang kucing nomer satu. Lihat saja pergelangan tangannya, penuh dengan bekas cakaran kucing yang pada tiap goretannya, punya cerita masing-masing. Ia ceritakan semuanya sembari tertawa, seolah tidak ada sakit-sakitnya itu bekas cakaran. Kami mendengarnya sambil bergidik ngeri, seolah tangan kami yang tercakar kucing.

Bosan Aku menunggu cheatsheet yang tak kunjung datang, aku masuk ke dalam kelas. Tak berapa lama ada yang menarik perhatian Kania. Pada tempat sampah yang tak jauh dari tempat kami berkumpul, seekor kucing kampung berwarna putih kombinasi hitam sedang mengais-ngais sisa makanan di sana. Kania melihatnya saja, lucu katanya. Tak ia ganggu, pun sekedar dihampiri. Di saat itu, seorang laki-laki sepantarannya tiba-tiba saja melemparkan batu ke arah sang kucing, melihat si kucing tak bergeming, lalu ia menendangnya. Seolah kucing itu mengganggu jalannya, padahal tempat sampah tempat si kucing mengais makanan ada di pinggir jalan, sama sekali tidak menganggu jalan si laki-laki sepantaran Kania itu.

Seketika Kania menghampiri si kucing, di bawanya ke dalam kelas, dibelai-belai lembut bulu-bulunya, sambil sesegukan menahan tangis. Aku memandang matanya tanpa berkata apapun, kontak mata ku dengannya seolah menyiratkan sesuatu, seolah tau ia menangis karena melihat si kucing diperlakukan demikian. Ia bercerita padaku tentang kejadian yang ia lihat tadi, bagaimana si kucing di lempar batu, bagaimana si kucing di tending, dan bagaimana-bagaimana lainnya. Tangisnya tumpah tak bisa ditahan lagi, padahal si kucing dalam keadaan baik-baik saja, masih asik menikmati belaian Kania pada bulu-bulunya. Aku jadi teringat pada kisah Rasulullah, dan kucing kesayangannya, yang membuat Rasulullah lebih memilih melubangi jubah tempat kucingnya tidur ketimbang membangunkan si kucing demi mengambil jubahnya.

Setelah reda tangisnya, ia segera pergi ke kantin, memesan nasi putih dan ikan goreng. Ia kembali ke kelas, mengaduk-ngaduk nasi dan ikan pesanannya, mencampurnya menjadi satu. Teman-teman lain yang menyaksikan bertanya-tanya apa yang sedang ia lakukan, ia tak bercerita, takut tangisnya tumpah lagi. Setelah dirasa campurannya sudah merata, ia memberikan makanan pesanannya itu pada si kucing, menjauh dan membiarkan si kucing makan, meski tetap ia awasi dari kejauhan. Teman-teman yang bertanya-tanya tadi seolah langsung mengerti dan ber-oh panjang bersama.

Hati Kania lembut sekali. Aku merasakan sayangnya tulus pada kucing itu. Entah hanya Kania, atau memang semua para penyayang akan berlaku seperti itu. Tapi hari ini Aku dapat pelajaran lagi.. Allah memberikan kita perasaan sayang, dan rasa untuk saling menyayangi, tapi ternyata sayang itu tak terbatas pada manusia saja. Juga pada hewan dengan tidak berlaku jahat padanya, bahkan membunuh hewan-hewan pun harus ada adab dan sebab-sebabnya, meski itu seekor kecoa. Juga pada tumbuhan, dengan tidak menginjak rumput atau memetik bunga sembarang sesuka hati. Kau pernah mendengar cerita tentang pohon tua di Pulau Solomon? untuk menebangnya, tak perlu gergaji, parang, atau perkakas lainnya, cukup kau caci maki dan sumpah serapahi saja ia setiap hari, ia akan mati dengan sendirinya. Ternyata mereka pun punya perasaan.

sumber : klik