Selasa, 02 Juni 2015

Kisah yang Manis

Pernahkah kau menemui kisah yang begitu berkesan buatmu?
Atau kamu menjadi pelaku dalam kisah tersebut?
Aku pernah, baru saja terjadi.

Cerita ini tentang seorang gadis yang seumuran denganku.
Hanya berbeda tiga bulan saja. Aku lahir April, ia Januari.
Ia hidup dengan seorang kakak laki-laki dan seorang adik perempuan, dengan kedua orangtua yang lengkap. Bahkan Aku sempat iri dengan 'kesempurnaan' keluarganya, hehe

Ia gadis baik, meski masih membantah sesekali.
Berani, mungkin itu kata pertama yang merepresentasikannya.
Aku ingat, ketika usia SMP, tiba-tiba ia berdiri di depan rumah, menceritakan bahwa ia baru 'pergi' dari rumah, memilih mengikuti teman sepermainannya, bahkan sampai mengamen dari bus ke bus di jalan.Tapi Aku tidak ingat jelas apa yang melatarbelakangi ia berlaku demikian.
Aku mendengarnya sembari terkagum.
Mungkin memang bukan hal yang baik, tapi bayangkan anak SMP, perempuan, seberani itu?
Ah,kalau Aku waktu SMP dulu, hanya tau jalan dari rumah ke sekolah saja.

Aku ingat bagaimana orangtuanya menceritakannya di depanku, membanding-bandingkannya dengan diriku. Bahwa aku begini, sementara ia begitu. Hampir setiap saat berkumpul, selalu saja ada cerita tentang aku dan dia. Sampai keluar pernyataan darinya, "kok kita berbeda banget, ya?"

Beberapa kali Aku dikenalkan atau bisa dibilang lebih banyak Aku yang mencari tahu sendiri siapa kekasih hatinya. Rata-rata tak bertahan lama, percintaan masa muda.

3 hari yang lalu, ia mengambil salah satu keputusan terbesar dalam hidupnya, ia dinikahi pangeran pilihan hatinya. ia yang 'berani' dan 'bandel' itu sudah berubah menjadi wanita dewasa yang bertanggungjawab.
Tak ada lagi cerita-cerita sambil mengelus dada karena hilang kesabaran akibat perilakunya.
Yang ada adalah tangisan haru di hari itu, terutama saat dirinya meminta restu untuk dinikahkan kepada sang Ayah.
Prosesi sakral itu sempat terhenti karena ia tak kuasa menahan isak tangis ketika meminta restu, mungkin teringat sang Ibu, entahlah Aku menebak saja.

Kau bisa menebak siapa dia?
Ia sepupuku.
anak dari adiknya Ibuku.
Hari itu, ia memelukku sambil berkata, "Minta doa-nya ya, Teh."
Aku balas memeluk dirinya sambil menepuk-nepuk punggungnya dan berkata, "Iya. Ah, udah gede yaa.."
***
Beberapa bulan lalu, Bundanya dipanggil Allah terlebih dahulu. Tinggallah ia dengan sang Ayah. Tak berapa lama kemudian, sang Ayah menikah lagi, kini keluarganya lengkap lagi. Ia tinggal bersama Ayah dan Ibu tirinya.
Rasanya bagaimana? Aku tak tahu rasanya, mungkin lebih baik dirinya yang menjawab.

Karena kondisi itu, kedewasaannya tumbuh. Aku melihat perbedaan ia yang dulu dan yang sekarang. secepat itu proggresnya.
Mungkin proses kedewasaan memang seperti itu, kita musti ditempa hal yang mungkin menyakitkan supaya kita tahu artinya kebahagiaan.
***
second post on June
2015
H-12 jam UAS Unit Operasi dan Proses

0 komentar:

Posting Komentar