Rabu, 18 November 2015

Lingkungan.

sumber : favim.com
Hai. Menulis lagi akhirnya, hehe
Jadi Atika apa kabarnya? Alhamdulillah, lebih baik dari hari-hari sebelumnya :)

Jadi ceritanya, pekan ini lagi suntuk parah. Semua tugas di deadline-kan pekan ini. Kalau bahasanya salah satu anak lingki, "gila yak. semua orang merasa dirinya penting." Huft. Aku hanya bisa ber-wkwk saja.
Buka untuk mengeluh kok. Hanya untuk menertawakan diri sendiri saja.
"Duh kamu Tik, udah semester 5, masih aja gontok-gontokannya sama begituan. Managemen waktu, serba keteter, tugas dan sejenisnya bisa kepegang tapi mepet deadline. Disaat temen-temen yang lain udah bisa masuk koran, jadi project officer seminar nasional, sibuk kampanye di pemira, lomba di universitas lain, keluar negeri sebagai delegasi UI. Lah kamu? ckck. Gausah bangga kalo banyak begadang. Percayalah, Tik. itu bukan tanda kamu pekerja keras, tapi tanda manajemen waktumu buruk."

Bukan mau menyalahkan sistem sih, suatu ketika diberitahu teman yang baru saja bercakap-cakap ringan tapi serius dengan orang di departemen teknik sipil, yang intinya beliau memberitahu bahwa, "lulusan teknik lingkungan itu memang dipersiapkan sebagai lulusan siap latih kok bukan siap kerja."
Bug! duh rasanya ada yang menghujam jantung gitu.
Suatu ketika seorang teman yang jurusan teknik mesin bertanya, "Pernah denger gak ada D3 teknik lingkungan?"
untuk menjawab pertanyaannya aku hampir menghabiskan beberapa waktu untuk searching, dan tidak menemukan jawaban "iya". akhirnya aku menjawab, "Gak ada kayaknya."
"Ya pantes aja banyak praktikum juga, teori juga. Kalian mempelajari semua. Kalo di mesin, kita sedikit praktikumnya. D3 mesin yang nantinya bakal jadi tenaga ahli, udah banyak."
So....deep. Jleb. Aku merasa "hebat" :")

Sering suntuk, sering kesal sendiri dan ujung-ujungnya ngeluh. Yaaa padahal mah..kalo lagi ada waktu luang bukan dimanfaatin buat produktif tapi malah memberikan toleransi , "tidur dulu lah. waktu masih banyak." atau "istirahat dulu lah.. tadikan udah gini gini gini gini...." ke diri sendiri.
24 jam yang tidak dimanfaatkan dengan baik. Padahal tiap hari punya to-do-list di buku saku. Sebagian tercoret sebagian terabaikan seperti tidak pernah dituliskan.

Tapi Aku coba pahami satu sih. Aku di jurusan ini. Aku kuliah disini. Adalah hal yang sangat amat pantas aku syukuri. Maka ketika rasa kesal menghampiri. Aku melihat lagi pada sekitar. Pada kawanku di jurusan lain, pada teman-temanku yang belum berhasil masuk PTN, pada kedua orangtuaku, (cerita sedikit bahwa kemarin baru bertemu dengan bapak loh, yeay! :))
Melihat anak-anak jurusan Arsitektur yang harus berpikir sendiri lalu mewujudkan ide dari fikirannya sendiri, dengan cara seoptimal mungkin diantara waktu pengerjaan yang mepet. Pernah Aku menyaksikan seorang teman jurusan Arsitektur Interior, sedang menggergaji papan tripleks untuk tugas 1:1 nya. Ya, dia perempuan. Gausah kaget, di Arsitektur banyak yang kayak gitu.
Maka bersyukurlah Aku yang (hanya dituntut) untuk memahami ilmu eksas, menggunakan rumus-rumus serta mencari literatur saja. Apa jadinya Aku jika harus menjadi seperti mereka?

Dan Aku menyadari bahwa ternyata, Aku menyukai jurusanku, Aku menyukai ketika bertambah ilmuku tentang lingkungan, hal yang dekat bahkan sangat dengan kehidupan kita. Sesuatu yang pernah temanku berkata, "aku jadi pengen masuk teknik lingkungan deh tik." setelah menceritakan pengalaman "susah mendapatkan air" selama beberapa waktu di Korea -untuk mempresentasikan abstrak buatannya-, membuatku berkata padanya, "kadang Aku malu loh jadi anak teknik lingkungan. Aku, yang harusnya ilmuku lebih banyak dibanding yang lain, tapi malah enggak tahu apa-apa, se-update ituloh keadaan lingkungan kita tiap saat. Bahkan mungkin lebih banyak pengetahuan lingkungan kamu. Sering banget kan ada lomba-lomba yang bertema environment, atau tentang sampah, pilah sampah, recycle sampah, dll. Terus Aku ngapain? gak ngapa-ngapain. Di saat orang-orang mungkin dari disiplin ilmu lain bisa berkontribusi. Aku malu."

Sisa 3 semester disini.
Happy ending(?) maybe,
but I prefer the happy process, actually.
Ehehe

Selamat belajar!

0 komentar:

Posting Komentar