Sabtu, 14 Mei 2016

Buku, e-book, dan "kado"

Beberapa hari lalu saya men-download sebuah e-book novel yang link-nya diberikan oleh suatu official account LINE, saya jadi iseng untuk berselancar sendiri di google, dan menemukan beberapa buku yang worth it to read, buat orang yang kadar kesukaan terhadap bacanya seperti saya; masih harus dibiasakan. 400-an lebih halaman, tiap ada waktu saya buka ponsel saya dan lanjutkan membaca. 2 hari selesai, rekor tertinggi pertama saya dalam membaca e-book tercepat.

Tentang e-book,
Sebulan lalu, seorang teman mengirimi saya sebuah novel e-book, kali ini dalam bahasa inggris, pada saya ia berkata bahwa saya harus menyelesaikan membaca 'buku' itu, lantas kami akan berdiskusi setelahnya, saya minta tenggat waktu 1 bulan, terhitung sejak tanggal 2 April kalau tidak salah, harusnya tanggal 2 Mei kemarin, kami mendiskusikan isi buku itu, tapi sejak pertama kali men-download, saya masih saja terpaku pada halaman awal; penceritaan tentang bagaimana sang tokoh bangun dari tidur dan bersiap memulai harinya. Stagnan. Tak berpindah halaman; saya kenapa susah sekali untuk (memulai) membaca tulisan asing, ya. Haha

Teman saya itu, lantas memberikan "kado" ulangtahun (yang diberikan setelah H plus satu bulan) pada saya, tulisan kado-nya memang harus saya beri petik, karena si pemberi kado mengharapkan kadonya dikembalikan setelah saya selesai dengan kado itu, haha ; ya, kadonya sebuah buku, kali ini dalam bahasa Indonesia.

Buku bertema salah satu momen bersejarah di Indonesia, dari sudut pandang berbeda, dari sudut pandang sang "korban", yang adalah seorang perempuan.
Sedang dalam tahap membaca, maafkan harus ditigakan dengan Paldom dan PAB.

Buku terdahulu, yang tentang 'seorang kiri' dan buku tentang seorang bapak menteri penerangan pun belum selesai, karena setiap ter-skip terlalu lama jarak membacanya, saya baca ulang lagi dari awal. Namanya juga buku 'sejarah', banyak yang berkaitan antara satu tokoh dengan tokoh lainnya, atau dengan satu kejadian, nyata. Dan saya selalu menghubung-hubungkannya dengan apa yang telah saya ketahui sebelumnya, ber-ohh panjang jika menemukan satu benang merah.
Ah, saya ini.

Dan untuk mengimbangi kegemaran saya terhadap bacaan yang melow-melow, atau banyak orang menyebutnya buku 'yang melibatkan perasaan', sepertinya perlu ditambah asupan-asupan buku model seperti ini.


"Biar logika dan perasaan seimbang, gak melulu ikutin perasaan."
-------------------
H-22 Ramadhan
Buku pedoman hidupmu, sudah dibaca hari ini?
Itu, Al-Qur'an.

Alhamdulillah
:)

0 komentar:

Posting Komentar