Senin, 04 Januari 2016

Someone Who Inspires You ( Writing Challenge #Day4)


Izinkan Aku memperkenalkannya. Nama beliau adalah Wandi Wahyudi. Jika menulis tentangnya, Aku bingung memulai dari mana, semua kisah hidupnya mengispirasiku.
Ka Wandi, begitulah aku memanggilnya. Aku mengenalnya sejak usia SMP, dia seorang kakak di yayasan Rumah Iqro Insani. Darinya, Aku mengerti bahwa segala halangan yang ada itu sebenarnya bukan menjadi suatu masalah jika kita memilih untuk menghadapinya, asal kamu punya tekad dan keyakinan yang kuat akan hal yang sedang kamu perjuangkan.

Dari website-nya sebenarnya sudah bisa dilihat sih profil beliau, tapi biarkanlah disini Aku bercerita tentangnya menurut versiku.
Ka Wandi lahir sebagai anak ketiga dari 5 bersaudara, terlahir dari keluarga sederhana, namun semangat dan mimpinya tidak sederhana.Sedikit banyak, banyak orang-orang yang berkata dan mendo'akan, Tika ini adalah ka Wandi versi perempuan, hehe. Aamin ya Allah :")

Sejak kecil, Ka Wandi berbeda dengan teman sebayanya, ketika ada waktu bermain, ia lebih memilih membantu orangtuanya.Sejak SD hingga studinya sekarang, ka Wandi ini selalu mendapatkan beasiswa, dan mari ku beri tahu hal yang lucu.
Sekolah Dasar beliau, sama denganku ; SDN Cipedak 02 Petang
Sekolah Menengah Pertama beliau, sama denganku ; SMPN 131 Jakarta
hanya saat SMA, beliau memilih SMA yang lebih dekat dengan rumahnya, yakni di SMAN 97 Jakarta, sedangkan Aku di SMAN 49 Jakarta.

Memilih SMA sebenarnya adalah hal yang biasa, namun menjadi berbeda ketika pilihan itu bukan merupakan dukungan dari orangtua, beliau disarankan orangtuanya untuk masuk SMK saja, dengan harapan setelah lulus sekolah, bisa membantu orangtua bekerja. Sama seperti yang ibu sarankan padaku ; untuk Aku mengambil SMK saja selepas SMP.
Disini bukan berarti aku merendahkan pilihan SMK lantas meninggikan SMA ya, setiap orang punya pilihan. :)

Tapi seperti yang tadi ku bilang, sejak kecil ia berbeda, ia senang sekali belajar, ia tetap mengambil SMA, peringkat satu bahkan yang paralel diangkatan itu sudah biasa. Darinya Aku diajarkan untuk menulis Buku Mimpi (dreambook), tulis apapun keinginanmu dan lihat beberapa tahun kemudian, mimpi-mimpimu hanyalah tulisan yang kau coret dengan pena, tanda mimpimu telah terealisasikan.
Waktu kelas XI semester 1, aku pernah mengiriminya pesan singkat (SMS), dan memberitahu bahwa Aku mendapat peringkat 18 di sekolah, tetapi tetap tidak mau mengakui bahwa Aku memang kurang belajar, padaku ia memberikan tulisan ini sebagai hadiah. Tulisannya bagus, kata-katanya menyadarkan.

Masih dengan beasiswa, akhirnya ia mendaftarkan diri di Perguruan Tinggi, tanpa biaya tes masuk, hingga dirinya menjadi Mahasiswa S1 Reguler Jurusan Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia angkatan 2006. Dan inipun sama denganku, cuma bedanya Aku jurusan Teknik Lingkungan. Tapi tetap ya kak, kita sama-sama Anak Teknik, haha 

Masuk kuliah kala itu, di lingkungan kami adalah suatu yang membanggakan. Aktif di beberapa organisasi selama kuliah, bahkan sempat mengembangkan usaha dari dana inkubasi bisnis UI.
Dan entah Aku akan berterimakasih atau marah padanya, aku memilih Teknik saat SNMPTN sedikit banyak karena "pengaruh" beliau, haha. Ya dia tidak secara langsung menyuruhku agar mengambil teknik, tapi dari pembawaannya, Aku jadi berfikir "Ah, Teknik kayaknya keren. Menjanjikan banget."
hahaha, Terimakasih kak, terimakasih banyak.

Lulus S1, beliau mencoba magang untuk mencari pengalaman, namun karena merasa tidak cocok dengan lingkungan kerjanya, dan masih ingin belajar, beliau apply beasiswa S2, dan Alhamdulillah, beliau diterima menjadi mahasiswa di University of Science & Technology, Daejeon, Korea Selatan dengan peminatan material science, lebih spesifik lagi adalah tentang fuel cell. 

Mendekati kelulusan S2 nya ia meng-apply lagi beasiswa S3 di KAUST Saudi Arabia, ia mengajukan diri ke beberapa profesor dan lebih dari separuh menerimanya, Aku lupa angka tepatnya berapa. Akhirnya resmilah ia menjadi calon PhD, masih dengan fuel cell-nya.
Sebelum melanjutkan untuk belajar lagi, ia pulang ke Indonesia dan meminta izin untuk mewujudkan satu mimpi lainnya di dreambook-nya ; Menikah.
Dan kamu tau menikahnya dengan siapa? Dengan seorang Kakak tersayangku juga, yang sama-sama membangun Rumah Iqro sedari awal, namanya Ka Anik Sofiyah. Aku pernah ceritakan tentang mereka disini, hehe.

Studinya tidak mulus, tentu saja. Meski dengan beasiswa sehingga seolah, beliau tinggal fokus saja belajar. Padahal aselinya, kita tidak pernah tahu. Hingga tadi sore, seperti biasa Aku chatting dengan Ka Anik, membahas tentang keingianku untuk studi S2 di luar negeri, hehe.
Hingga bahasan kami, akhirnya berfokus pada Ka Wandi dan fuel cell-nya.
Awalnya memang fuel cell, namun terjadi masalah internal di universitasnya.

"Ingin kukisahkan padamu bahwa dulu di sebuah universitas, ada sekelompok orang melakukan riset agar teknologi oembangkit listrik bisa menghasilkan efisiensi bahan bakar 100%, ya 100% efisiensi dan ramah lingkungan karena emisinya hanyalah air bersih. Jauh lebih ramah lingkungan dan efisien dari mesin pembakaran yang saat ini digunakan untuk kendaraan bermotor.

Namun di hari bersejarah ini semuanya harus berakhir, mereka terpaksa menghentikan riset mulia itu hanya sebab ego segelintir orang. Hari ini lab mereka harus ditutup dan tidak akan pernah dibuka lagi.

Tolong sampaikan maaf kami kepada mereka yang belum sempat melihat teknologi itu, para sahabat, adik, anak, cucu, serta generasi penerus.

Salam cinta, Fuel Cell :)"

Padalah Prof. Made waktu kelas Termodinamika pernah bilang bahwa "Gak ada efisiensi yang 100%, pasti ada yang terbuang", 100% efisiensi itu bakal keren banget kayaknya ya:").
Hingga akhirnya kini beliau mengulang dari awal lagi dan mengganti bidang riset menjadi baterai.
Sampai saat tulisan ini ditulis, mereka tinggal di Thuwal, Arab Saudi. Ka Wandi melanjutkan studinya, ka Anik bekerja sebagai asistant teacher di KAUST School.

Hem.. Aku gak bakat bikin penutup nih, jadi yaudah kita cukupkan saja, hehe

Terus semangat, ya kak!
Adikmu yang satu ini gak berenti-berentinya bangga dan terinspirasi :)
----
Sekian #Day 4 sampai jumpa di #Day5

Atika Widiastuti
4 Januari 2015

0 komentar:

Posting Komentar