Jumat, 20 Maret 2015

Pengharapan



Seseorang pernah berkata padaku,
"Perdetail pengharapanmu ketika berdo'a. Bagaimana Allah mau mewujudkan kalau kamu saja mintanya tidak serius begitu."
Benar juga ya.

Yang lainnya menimpali, "Maksudnya kamu mau mendikte Sang Maha Tahu? Siapa kamu berani-beraninya mendikte Dia? Tanpa kamu beritahupun, Ia sudah mengetahui apa yang ada dalam hatimu."
Ah iya, benar juga.

Lalu Aku bingung, berdo'a yang baik itu, seperti apa?

"Berdo'alah yang detail, sedetail-detailnya, sehingga terlihat bagaimana kesungguhanmu menginginkan hal itu. Tapi jangan terlalu men-sfesifikan sesuatu seolah pengharapanmu harus kepada itu. Seolah kamu yang paling tahu yang terbaik untukmu, padahal ada Dia Sang Maha Tahu."

Hmm, Aku belum paham.

"Misalnya, jodoh. Kamu berdo'a menyebut namanya, minta dipasangkan dengannya, apapun caranya, seolah pendamping hidup paling baik hanyalah dia. Hei, dari mana kamu tahu? Mau melampaui kekuasan-Nya?
Jika Allah tidak berkehendak tidak akan terjadi sampai kapanpun. Mintalah olehmu pasangan yang baik agamanya, baik akhlaknya, baik keluarganya, dan pengharapan lain darimu yang kamupun bisa memastikan sifat-sifat tersebut ada di dirimu. Jodohmu, cerminan dirimu, kan?
Tentang siapa pasangannya, biarlah Dia yang mengatur."

Aku terdiam.
Menampar sekali kata-katanya.

0 komentar:

Posting Komentar